Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Loko CC di DAOPS 9 JR
#21

Sabar bung ya...sabar... Grin Grin
INDONESIA dan Soerabaia tidak akan pernah mati didalam hatiku

my pictures at http://www.flickr.com/photos/34328266@N07/


Visit us at LIMA MATA PHOTOGRAPHY
Reply
#22


wah.. Hian tau betul yah.... mon nanya nih... ada kemungkinankah dibuat rute Jakarta BWI ? kenapa tidak? sori kalau sedikit keluar dari topik. Pisss ahhh...
"Lebih baik aku tidak bepergian daripada harus tanpa Kereta Api"
Reply
#23
Mau nambah gerbong aja sulit, apalagi mau nambah kereta api yg lain. Sama aja sulitnya.
Reply
#24

kalo Bima diperpanjang sampai ke BWI bisa gak?? Kapan ya...
"Lebih baik aku tidak bepergian daripada harus tanpa Kereta Api"
Reply
#25




sabar dulu bung si_cantik_anggrek

coba ambil contoh DIPO TANAH ABANG di DAOP 1, sarang lok BB ini kedatangan tamu CC201 dari Jatinegara yang didangkan untuk ASISTENSI. pertimbangan memberi cc201 ke tanah abang adalah :
1. okupansi relasi Jakarta - rangakasbitung luar biasa membludak, hingga 8 gerbong yang biasa ditarik CC 304 THB tidak cukup menampung penumpang, selain itu ada kereta batubara yang juga menjadi penghasil "devisa" Daop 1.
2. kekuatan tarik BB 304 thb 8 gerbong penumpang (fully load), dan 7-9 gerbong batubara (full load juga)
kekuatan tarik CC 201, 12 gerbong (full load) dan 15 gerbong batubara (full load juga).
3. ini menyebabkan DAOP 1 memberikan cc201 ke THB (4 unit) dengan status Asistensi bukan di berikan, dan melakukan rotasi 2 minggu sekali untuk perawatan, karena dipo THB tidak memiliki sarana perawatan lok CC.
4. tugas asistensi ini tetap tidak mengganggu T-18 dari dipo JNG, sehingga tidak ada masalah.
5. karena tidak ada penambahan sarana perawatan, ini adalah solusi paling efektif untk mengcover DIPO yg kekurangan kekuatan traksi.


dalam hal DIpo Jember, sebenarnya mudah saja tinggal dilihat kebutuhannya, apakah ada kereta yang memerlukan lok sekuat CC? atau cukup dengan BB saja, karena pemberian lok jenis baru ke sebuah dipo berarti penambahan biaya yang tidak sedikit (training teknisi dan penambahan sarana perawatan) dan biaya ini harus setimpal (worthed) dengan pendapatannya.

jadi kalau toh DAOP 9 betul betul memerlukan lok CC untuk menarik keretanya, menurut saya masih bisa di cover dengan asistensi seperti dipo THB, selama tidak mengganggu T-18 Dipo yang memberikan lok cc untuk asistensi itu ini penting karena lok CC jumlahnya memang paling banyak tapi tugas nya juga paling banyak.
Reply
#26
Quote:kalo Bima diperpanjang sampai ke BWI bisa gak?? Kapan ya...

ada wacana seperti ini,,
cuman perlu ada pergantian lOk misalnya di surabaya,,
kasihan Loknya 1000 KM dihajar terus...
dan juga buat jaga2 bisa kasih 1 Lok cc ke Daop 9,,

itu kalo jadi ya wacanannya,,
dan sekalian yang dari bandung juga,,dari semarang juga,,
tergantung okupansinya,,,
tapi kalo diliat2 Mutim juga sudah menjangkau semua okupansi kedarea BWI dan JR,,
perbedaan dunia maya dan dunia nyata...
"galak" di keyboard akan terlihat sangat berbeda dengan kenyataannya,,
Reply
#27




seperti postigan sebelumnya, memberikan lok CC itu perlu pertimbangan matang. apa lagi diberikan ke dipo yang tidak memiliki sarana perawatan lok CC. dan ganti lok di tengah perjalanan itu sulit dilakukan sekarang ini, karena jumlah lok terbatas. tidak seperti jaman PNKA-PJKA dimana jumlah lok melimpah melebihi jumlah KA.
jika bima dilanjutkan ke BWI, menjadi tidak efesien. lebih baik mutiara timur di tingkatkan mutu dan pelayanannya.
menurut saya yang terbaik adalah kereta yang sudah ada menjadi pengumpan.
penumpang bima yang tiba di SGU bisa neneruskan perjalanan ke BWI dengan mutiara timur hanya dengan membawa kercis terusan misalnya. jadi sebenarnya mereka naik kereta dari jakarta ke BWI, hanya saja transit di SGU
Reply
#28




seperti postigan sebelumnya, memberikan lok CC itu perlu pertimbangan matang. apa lagi diberikan ke dipo yang tidak memiliki sarana perawatan lok CC. dan ganti lok di tengah perjalanan itu sulit dilakukan sekarang ini, karena jumlah lok terbatas. tidak seperti jaman PNKA-PJKA dimana jumlah lok melimpah melebihi jumlah KA.
jika bima dilanjutkan ke BWI, menjadi tidak efesien. lebih baik mutiara timur di tingkatkan mutu dan pelayanannya.
menurut saya yang terbaik adalah kereta yang sudah ada menjadi pengumpan.
penumpang bima yang tiba di SGU bisa neneruskan perjalanan ke BWI dengan mutiara timur hanya dengan membawa kercis terusan misalnya. jadi sebenarnya mereka naik kereta dari jakarta ke BWI, hanya saja transit di SGU[/quote]


wah bener juga sih. pertimbangan yg luas.... thx Bung...!
"Lebih baik aku tidak bepergian daripada harus tanpa Kereta Api"
Reply
#29
gmn kalo sie BB udah memasuki masa pengsiun,,
tp btw pemerintah ada rencana gak sie beli lok baru?
perbedaan dunia maya dan dunia nyata...
"galak" di keyboard akan terlihat sangat berbeda dengan kenyataannya,,
Reply
#30
BB lama masih bisa di repowering ga?
kaya beberapa CC yang udah tua juga, daripada beli CC yang mungkin malah ngrepotin??
jerit peluit iringi putaran cakram membelai batang baja
. . . . .



Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)