Thread Rating:
  • 1 Vote(s) - 5 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Pecinta Gajayana
Untuk akang Billy, sebenarnya di Saradan ditahan 20 menit itu bukan karena kecepetan ya, kan saya sudah bilang bahwa kereta Gajayana sudah dalam keadaan terlambat bahkan tiba di stasiun Madiun sudah telat hampir 40 menitan dari jadwal. Hal ini karena kereta berhenti di Blitar hampir 15 menit lebih dan diberangkatkan kembali pukul 4 sore lebih padahal di jadwal pukul 15.41 sudah berangkat, belum lagi di petak Blitar - Tulungagung ada pergantian tipe rel 54 Tak pelak masinis waktu itu gas pol di petak Madiun - Yogyakarta sampai beberapa kali ketahan di bebarapa stasiun sepanjang Solo - Yogyakarta.
KA Gajayana ini memang sekarang sudah berhenti di banyak mulai dari Kepanjen, Blitar, Wlingi, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Madiun, Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Purwokerto, Cirebon. Bukan karena faktor orang ingin memilih naik kereta yang mana, ini cuma untuk mengefisienkan waktu dan energi saja, kalau memang sudah ada kereta dengan tujuan serta jalur yang sama ditambah pula jalur yang diempuh lebih pendek ( A.K.A Bima ) tak ada salahnya kan bisa dijadikan penyangga, mungkin bisa dilakukan dengan penambahan gerbong. Biarkan saja KA Gajayana menyapu sepanjang Malang - Kertosono setelah itu bablas.
Reply

Oh gitu. Sorry kurang baca nih Ngeledek

Oh iya, justru dalam memilih kereta, penumpang juga ikut andil lho. Gajayana dan Bima itu berbeda, fasilitas yang dimiliki juga beda, penumpang juga ngeliat mana yang tepat waktu, mana yang ac-nya dingin, mana yang pelayanan lebih ramah, dan mana yang lebih memuaskan dari harapan penumpang.

Lagi pula, Gajayana berhenti di jalur-jalur yang sudah dikehendaki itu kan emang ada pangsa pasarnya, selain itu, antara KA juga saling ikut membantu.

COntoh =
+Yogyakarta, jam keberangkatan antara Argo Dwipangga dan Gajayana sangat dekat untuk tujuan yang sama, jika salah satu KA tidak kuat menampung, Kereta lain bisa membantu. Selain itu, sesuai selera penumpang juga lah, emangnya Kereta selalu full dari Stasiun awal ? Tentu tidak. Pangsa-nya Gajayana itu besar di Stasiun Malang, Kertorono, Madiun, dan Purwokerto mas. Kalau dibablasin setelah jalur ML-KTS, gimana nasibnya dong ?
My Facebook =

Nama akun baru dari CC203 35

Reply

Wah tapi itu udah diatur sama GAPEKA mas , memang Gajayana harusnya jadi Argo . Tapi menurut saya biarlah jadi Satwa Retrofit , karena cuma 4 kereta yang kelasnya Satwa Retrofit .
Hidup (ARGO) GAJAYANA !!
[/quote]
tak apa maupun kelasnya Satwa, tetapi tidak kallah bersaing dengan Argo.
Tepuk Tangan
[/quote]

GAJAYANA adalah Kereta BARU, bukan RETROFIT Bethe
Kereta Satwa Retrofit itu cuma Sembrani dan Turangga, gak ada lagi :p
Kalau Gajayana itu Satwa dengan armada baru, bukan rertofit.

Soal Gajayana yang berhenti di Kertosono emang udah GAPEKA-nya, lah kalau mau naik Bangunkarta (17.08) kan lewat Utara, pangsa pasarnya berbeda (walau ga terlalu ngaruh sih-_-), kalau naik Bima pukul 18.38 sedangkan Gajayana pukul 17.48. Setiap penumpang punya keinginan trsendiri. Kalau penumpang itu merasa waktunya kurang pas dengan Bima, yaa penumpang itu milih Gajayana, begitu pun sebaliknya. Juga kalau penumpang kapok sama Bima, mereka akan milih Gajayana, begitu pun sebaliknya.

Kalau malah silangan, siapa yang nyampe duluan yaa dia yang harus ngalah, bukan masalah kelas lagi. Jika Gajayana memang menunggu Sancaka sampai 20 menit di Saradan, berarti Gajayana yang terlalu cepat sampai Saradan :v

Kalau yang di Solo, ga sedikit juga kok yang naik. Walau biasanya cuma 10 orang, itu tetep jadi prioritas dan menjadi kebutuhan konsumen. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga memberhntikan Kereta-nya di Stasiun yang memang mempunyai pangsa pasar tersendiri.
Bima 34 berhenti di Jatibarang karena memang "ada" yang membutuhkan
Cireks 63,66,69,70 berhenti di Brebes, Tanjung, Losari, dan Babakan karena memang punya pangsa pasar tersendiri.
[/quote]

Oke om billy , makasih ya koreksinya . Buka PM om , ane ada perlu
[spoiler] [/spoiler]
Reply
biar pun Argo maupun Satwa kan tetep aja K1 kan..??
lagipula apa bedanya Satwa dan Argo dari segi pelayanan...
mungkin Gajayana kelas Satwa karena petak ML-KTS banyak berhenti untuk angkut penumpang, lepas tu cuma di MN-SLO-KT(g tw ls atw gag)-YK-dan sterusnya smpe JAKK
tapi ga tau juga sih, lagipula kalo Gajayana kelas Argo di GapeKA baru bakal dapet nomor 1-2 cz nih KA route terjauh...
CMIIW

Hasil penemuan Mbah Richard Trevithick yang terus berkembang...
Reply

Wakkakak.... Biar lah menjadi Kelas Satwa, nanti kalau kelas Argo jadi tambah mahal lagi Ngakak
My Facebook =

Nama akun baru dari CC203 35

Reply
Tapi cat-nya udah jadi Argo:p
Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Ada gak sih Argo yg pake K1 satwa/eksis,selain ABAL?Bingung





Fanboys are people who are willing to defend and promote the object of their affection. They are rarely objective and disregard facts that contradict their opinions.
BB: 55FFFBE5
Reply

Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Ada, Argo Sindoro, Argo Muria, Argo Lawu Tambahan






Untuk Gajayana ini emang Kelas Satwa bertaraf Argo untuk "masa kini". Kenapa ? Karena kalau "masa lalu (<2008)" itu Argo ga kayak gini.

Kalau dulu kan pakai karpet, tv tengah, tuslah, T21, dll. Kalau sekarang ? Gak ada Kereta yang masih "The Real Argo", Argo sekarang sama kayak Satwa dulu, cuma ada TV-nya doang...wakakkakaka
My Facebook =

Nama akun baru dari CC203 35

Reply
Lahh tapi Gajayana bukannya ada tvnya om ? CMIIW
[spoiler] [/spoiler]
Reply
Bukan jaman argo dulu tuh di satu kereta ada 4 TV
Dua di ujung2 duua di tengah,gw aja dulu naek bima awal tahun 2000 tipinya ada 4
Bahkan ABA rangkaiannya juga pake TV tengah dulu
My Train Frequent Passanger Card

[spoiler]
[/spoiler]
Reply

Iya om , tapi itu dulu . Kalo sekarang argo ??? Masa nasibnya malang sekali :sedih :sedih
[spoiler] [/spoiler]
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)