Thread Rating:
  • 2 Vote(s) - 3.5 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Railbus Batara Kresna (D/H: Railbus SOLO)

Iya mas... kadang gusar juga liat pembangunan transportasi yang tetap aja kurang berpihak pada rel. Orang-orang Dephub nih ngerti ga sih? Mungkin nama Departemennya perlu diganti menjadi Departemen Transportasi aja agar lebih tercerahkan hehehehe.

Setuju subsidi untuk Railbus Solo-Wonogiri agar masyarakat mau pindah naik spoor daripada naik bis Solo-Wonogiri. Apalagi naik bis dari Solo ke Wonogiri sebenarnya bikin sumpek Mas... Pengamen sambung menyambung dan tempat duduknya tidak nyaman.

Salam Spoor,
Reply
betul mas toto. masalah di pemerintah itu kan ujung2nya anggarannya nggak ada. jadi langsung menyerahkan urusan ini ke operator (pt. kai). artinya, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) disuruh "beramal" oleh pemerintah dalam melayani masyarakat.

iya kalau perusahaannya setingkat bnsf atau union pacific yang untungnya milyaran dollar, yang bisa mensubsidi beberapa jalur komuter di wilayah operasional mereka.

lha kalo selevel pt. kai? opo tumon? lha untuk biaya rutin saja pendapatan mereka ngepres, apalagi disuruh mensubsidi?

"Train approaching! Please remain behind yellow line!"
Reply
liat status kelas nya kan kelas 3, (pinjam poto bagi yang punya)

so menurut saya sih gak usah mahal2. kalo mahal ya susah juga yg mau naik.
Reply
keknya bkl jadi kyk banyubiru , mahal , sepi penumpang , cpt rusak dan bangkrut
RF priyanto zig, telah menjadi warga Semboyan35, Indonesian Railfans sejak Mar 2011.
Reply

Heran
Wah, statement-nya ngeri...
Nonton wae ah, sambil nunggu Bathara Kresna sampe bs mengayomi para wong cilik. Xie Xie
"Everyone can train..." #sloganoperatorsepoertempodoeloe







Reply
Tadi baca di Kompas, katanya RB belum dioperasikan sebab 99 jembatan dan gorong-gorong belum mampu menahan beban RB 11,5 ton...

Trus ada selisih tarif antara Pemkot Solo dan PT KA. Versi Pemkot 3.000 dan versi PT KA 30.000. Kenapa jauh beda? Katanya karena biaya perawatan dkk.

Benar begitu sampai tarif bedanya jauh (walau cuma tinggal tambahin satu angka 0 di belakang tarif Pemkot)?
Visit my new blog at

Visit also:

Reply

tanpa mengurangi rasa hormat saya ... tampaknya dari berita di atas ... PT KA memang paling "rajin memanfaatkan" tarif non subsidi ... komersil banget.

Sepertinya Pemkot Solo dengan PT KA beda visi nih ... Bingung
Reply

tanpa mengurangi rasa hormat saya ... tampaknya dari berita di atas ... PT KA memang paling "rajin memanfaatkan" tarif non subsidi ... komersil banget.

Sepertinya Pemkot Solo dengan PT KA beda visi nih ... Bingung
[/quote]

PT KA Komersil ya wajar. PT KA itu bukan yayasan, tapi BUMN yang sudah diamanatkan oleh Negara untuk membuat untung. Karena Negara kan pemegang saham mayoritas (pemilik perusahaan) PT KA. Wajarlah manajemen PT KA berpikir komersil.

Jangankan Negara, kalau kita punya perusahaan juga pengennya perusahaan milik kita untung. Laen cerita kalau namanya Yayasan KA.

The only thing necessary for the triumph of evil is for good man to do nothing.
(Edmund Burke 1729-1797)
Reply

Nyari untung ya boleh2 saja, Kang... Tp ya ingat dgn kondisi daya beli masyarakat Indonesia pd umumnya.

Yach, itulah keunikan Indonesia, kendaraan pribadi BBM disubsidi. Transportasi massal semacam kereta malah kagak... Bingung

"Everyone can train..." #sloganoperatorsepoertempodoeloe







Reply

Nyari untung ya boleh2 saja, Kang... Tp ya ingat dgn kondisi daya beli masyarakat Indonesia pd umumnya.

Yach, itulah keunikan Indonesia, kendaraan pribadi BBM disubsidi. Transportasi massal semacam kereta malah kagak... Bingung


[/quote]

Perusahaan yang cari untung kalau mo dagangannya laku, pasti selalu memperhatikan daya beli target pasarnya. Kalau tidak memperhatikan daya beli target pasarnya dan ternyata penentuan tarifnya salah, ya dagangannya gak akan ada yg mau beli, gak akan laku, , alias no profit.

Ini Railbus kan diserahterimakannya kan kepada Pemkot Solo (mohon koreksi kalau salah). Nah mestinya sih Pemkot Solo buat operator baru aja semacam BLU untuk operasiin RB. Tapi masalahnya kan gak ada yg punya skill n knowledge untuk operasiin RB selain PT KA yg memang ahlinya. Nah kalau seperti itu ceritanya, pemkot Solo outsource saja pengoperasian RB dengan menerapkan pola PPP seperti model busway transjakarta.

Pemkot Solo melalui BLU nya bisa buka tender kepada pihak ketiga. Perkara nanti pesertanya ternyata yg daftar cuman PT KA doang ya tidak masalah. BLU bayar ke PT KA sesuai dengan harga layanan PT KA yg ditenderkan. Sedangkan harga layanan yg dijual kepada masyarakat Solo ya pakai tarif versi pemkot Rp 3000.

Kalau kayak gini kan pembagian tugasnya jelas dan enak. PT KA emang tugasnya nyari profit ya wajar matok harga Rp 30.000, BLU nanti bayar pelayanan kepada PT KA dengan patokan harga Rp 30.000. Sedangkan ke masyarakat BLU mematok tarif Rp 3000. Ini jadi yg subsidi jelas adalah BLU yg kata lainnya pemkot Solo, bukan PT KA. Pemkot membeli layanan dari PT KA pakai harga pasar, pemkot jual layanan ke masyarakat pakai harga TERJANGKAU / SUBSIDI.

Jangan perusahaan yang cari profit yang disuruh subsidi.
The only thing necessary for the triumph of evil is for good man to do nothing.
(Edmund Burke 1729-1797)
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 2 Guest(s)