He he he
Jumlah K1 Sembrani sekarang kan 7 K1 dan Gumarang 3 K1 jadi 10 K1
hanya dibagi2 masing2 5 K1 .
Nggak ada penambahan gerbong K1 kok
btw okupansinya kan stabil , kalau penumpang kehabisan tiket Sembrani kan bisa beli tiket Gumy demikian sebaliknya
masing2 KA kan punya pasar sendiri2
[Kalau Eksekutip ya eksekutip , bisnis ya bisnis ]
Justru si Gumy ini di Upgrade kok biar pelayanannya lebih maximal
CMIIW[/spoiler]
[/quote]
usulannya menarik sekali om, tapi kayaknya
4 full K1 utk rute yg sama nggak terlalu maksaa ya om? dan c6 cuma bawa 8 kereta pemborosan? BTW nggak ada usulan kereta dari daop IX ke daop V/VI nih om?
[/quote]
Pada era PJKA & Perumka
sangat memungkinkan menjalankan rangkaian2 pendek saat merintis KA baru
Contoh :
KA Fajar Utama/Senja Utama SM BB 200 - 4 K2 KM3 BP
KA Fajar Utama/Senja Utama YK CC 201 - 4 K2 K1 MP1
KA GBM Utara 5 K3 KMP3
KA Galuh 4K3 KMP3
Kenapa 4K1
> Jumlah rangkaian tersisa yang ada kan tinggal 4K1
> Kalau saja rangkaian KA baru ini dioperasikan dengan 7 K1 , tingkat keterisianpun [ okupansi ] masih berada pada 3 K1 , artinya dari 7 K1 yang terisi penumpang hanya sekitar 3 K1
> Kalau permintaan sudah meningkat , kan tinggal nambah beberapa K1 lagi , sudah ada rencana mau beli 1000 kereta penumpang
Dan pada saat Libur Lebaran tinggal menambah beberapa kereta karena Perkanya kan sudah ada juga sudah dikenal penggunanya
Misalnya
> KA Argobromo Anggrek 5 K1 M BP B menjadi > 8 K1 M BP B
> KA Mutiara Utara 4 K1 M BP 2 B menjadi > 7 K1 M BP 2 B dst dst