Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
apa jadinya kalo di negara kita penumpang kereta diperlakukan seperti ini...?
#21
Bus, angkot, ojek dan bajaj di mari suka :
1. Ugal2an... 2. Sering motong jalan / shortcut. 3. Ngetem kelamaan. 4. Naek - turun penumpang sembarangan yah bisa di tengah prapatan + pertigaan, keluar - masuk area parkir bangunan, dll. 5. Suka ngomel kalo merasa rekan senasibnya mendahului.

Jadi, apa mau tetep naek angkutan umum di Indonesia?? Maksudnya non busway / Trans Jakarta dan bus - bus feeder lainnya???Bye Bye

Reply
#22
Bus, angkot, ojek dan bajaj di mari suka :
1. Ugal2an... 2. Sering motong jalan / shortcut. 3. Ngetem kelamaan. 4. Naek - turun penumpang sembarangan yah bisa di tengah prapatan + pertigaan, keluar - masuk area parkir bangunan, dll. 5. Suka ngomel kalo merasa rekan senasibnya mendahului.

Jadi, apa mau tetep naek angkutan umum di Indonesia?? Maksudnya non busway / Trans Jakarta dan bus - bus feeder lainnya???Bye Bye
[/quote]

Sayangnya orang Indonesia suka sekali mengambil resiko, asal murah dan nyampe tujuan....Ngeledek

SEBELUM MENUTUP MATA INI IJINKAN AKU TUHAN MELIHAT SEMUA JALUR MATI DI JAWA HIDUP KEMBALI. AMIN

Reply
#23
kalau ada yang ngentut gimana ya?
Reply
#24
Cuek aja tuh... Kentut kek, boker kek, pipis kek... Yang penting sampe tujuan dengan pasti... Asal duit gak kerogok alias gak kecopetan deh... Intinya demikian kalau hidup di Jakarta dan sekitarnya tuh minimal... Blom lama handphone hampir kecopetan di Metro 'Miris'. Aku ber3, untung ada seorang ibu yg jadi saksi ngasih tau kami ber3. Gimana di dalem KRL dan KRD yang ada yah??

Reply
#25
copet diluar negeri jangan kuatir, sip. Saya pernah kenak di Paris, Milano, Roma jangan kuatir. Malah di Milano bukan copet, tas istri ditarik gitu aja disiang hari yang narik anak kecil 10 thnan.
Reply
#26
nambah gerbong lagi bisa gak? biar gak kegencet gitu
Reply
#27
Kalo disana ngga masalah. Kalau disini diperlakukan sperti itu, baru masalah

Coba bayangkan ...

Pegawai kantoran, tukang sayur, pedagang asongan didorong dorong kaya gitu. Dirumah udah pake parfum, nyampe kantor dah bau ayam dan matahari


Ngakak wk wkw wk ...
Ku mau terbang dan tenggelam, menjalani semua ini .....
"Terbang Tenggelam" ~ song by NETRAL
Reply
#28
Sakit Jiwaaaaaaa
Bethe
Reply
#29
Sempet diulas lagi di mari... Tersenyuum Nomor 5 dan 6 deh...
DUNIA

10 Kebiasaan Orang Jepang yang Kejutkan Turis Asing

Menyeruput mie itu sopan dan memperlihatkan Anda menikmatinya.

Sabtu, 21 Februari 2015 | 06:12 WIB

Oleh : Adrianus Mandey, Ade Alfath
VIVA.co.id - Jepang memiliki budaya yang unik serta kode etik yang ketat, seperti cara khusus memakan mie, sikap yang baik dalam menerima hadiah, juga aturan lain yang perlu diikuti agar anda tidak terlihat menghina tuan rumah.
Dilansir laman Business Insider, Kamis, 19 Februari 2015, setidaknya ada 10 kebiasan yang perlu anda ketahui sebelum melakukan perjalanan ke Jepang.

Pertama, hindari penggunaan angka 4.
Angka 4 dilarang karena pengucapannya sangat mirip dengan kata untuk kematian. Mirip dengan nomor 13 dalam budaya Barat, angka 4 juga dikaitkan dengan kesialan, sehingga seringkali tidak digunakan. Lift di Jepang tidak mempunyai lantai 4, bahkan pada beberapa kasus yang ekstrem, mereka tidak akan memiliki lantai 40-49. Terutama angka 49, yang pengucapannya sama dengan frase yang berarti 'rasa sakit sampai mati.' Praktik menghindari angka 4 disebut 'Tetrafobia' dan dilakukan tidak hanya di Jepang, tapi juga pada beberapa negara lain di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Kedua, meniup hidung di depan umum dianggap kasar dan menjijikkan.
Anda harus mencari tempat sepi jika memang harus melakukannya. Orang Jepang juga tidak menggunakan saputangan.

Ketiga, memberi tip dapat dilihat sebagai penghinaan.
Memberi uang tip dianggap kasar dan bahkan merendahkan. Anda akan dikejar oleh orang Jepang jika melakukan itu, lalu dipaksa untuk menerima kembali uang Anda. Jika Anda menganggap seseorang telah sangat membantu, lalu Anda merasa sangat perlu memberikan sesuatu, disarankan agar Anda meninggal-kan hadiah kecil sebagai ganti uang tip.

Keempat, berjalan sambil  makan dipandang sebagai kecerobohan.
Meskipun berjalan sambil makan dianggap nyaman dan diterima secara luas pada budaya Barat, sebaliknya hal itu dipandang rendah di Jepang. Banyak juga yang menganggap kasar makan di tempat publik dan kereta. Hanya ada sedikit pengecualian untuk aturan ini, seperti dibolehkan untuk memakan es krim di jalan.


Kelima, ada orang yang bertugas mendorong Anda masuk ke dalam kereta yang penuh sesak.Oshiya atau 'pendorong' berpakaian seragam , sarung tangan putih dan topi, akan mendorong orang masuk ke dalam kereta pada jam sibuk. Mereka memang dibayar untuk memastikan, bahwa semua orang masuk dapat ke dalam dan tidak terjepit pintu. Jadi jangan terkejut, tersinggung apalagi marah jika Anda mengalaminya.


Keenam, orang-orang akan tidur di kereta dengan kepala di bahu Anda.Jika seseorang tertidur dengan kepala mereka di bahu Anda, itu adalah hal yang biasa di Jepang karena orang-orang melakukan perjalanan yang jauh. Setelah bekerja keras selama berjam-jam, akan ada banyak orang yang tertidur di kereta. "Ada toleransi jika orang tertidur dengan kepala di bahu Anda. Orang telah terbiasa dengan itu,"kata Sandra Barron.

Ketujuh, ada sandal khusus untuk kamar mandi.
Sudah menjadi kebiasaan di Jepang untuk mengganti dengan sandal, saat Anda memasuki sebuah rumah, restoran tradisional, kuil dan kadang museum serta galeri seni. Bahkan ada sandal khusus toilet yang disimpan di dalam kamar mandi. Sehingga Anda dapat melepas sandal rumah, lalu menggantinya dengan sandal toilet itu.

Kedelapan, Anda harus selalu membawakan hadiah untuk tuan rumah.
Adalah suatu kehormatan untuk diundang ke rumah seseorang di Jepang. Oleh karena itu, Anda harus selalu membawa hadiah. Disarankan untuk membungkus hadiah dengan banyak pita yang menarik. Sebaliknya, Anda juga sebaiknya jangan pernah menolak sebuah hadiah yang diberikan.


Kesembilan, menuang gelas sendiri adalah kasar.
Di Amerika Serikat dan banyak negara lain di dunia, menjadi kebiasaan untuk melayani orang lain sebelum Anda melayani diri sendiri. Tapi di Jepang, Anda sama sekali tidak boleh menuangkan minuman sendiri. Jika Anda telah menuangkan minum bagi orang, tamu lain akan berharap melihat gelas Anda kosong dan menuangkannya untuk Anda. Tidak boleh dilupakan juga, Anda harus menunggu seseorang mengatakan 'Kanpai' (sorak-sorai) sebelum minum.

Kesepuluh, menyeruput mie bukan hanya dilihat sebagai tindakan yang sopan, tapi juga memperlihatkan bahwa Anda menikmatinya sekaligus memuji kelezatan mie itu.
Bahkan jika Anda tidak mengeluarkan suara yang cukup keras saat menyeruputnya, Anda bisa dianggap tidak menikmati makanan Anda.  Menyeruput mie pun ternyata bukan hanya soal kesopanan. Tapi juga menghindari lidah Anda terbakar. Sup dan mie di Jepang umumnya disajikan dengan uap yang mengepul, cukup panas untuk membakar lidah dan menyeruputnya dapat membantu mendinginkan.

Sumber :

Reply
#30
Baca post di atas jadi ingat dulu karena saking penuhnya orang di peak hour sampai bisa tidur sambil berdiri tanpa pegangan hehehe.......

Sebenernya yang cukup mengagetkan juga adalah bahwa di dalam kereta tidak ada orang yang ngomong, apalagi ngobrol dan menjawab telepon karena nampaknya hal itu adalah tabu. sedangkan di negara-negara lain termasuk Indonesia, ngobrol di kereta adalah hal lumrah
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)