Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
All About Holec
#51
Saya ingin memberikan jawaban yang benar dari masalah ini.

Pertama, tipe jaringan LAA (Listrik Aliran Atas) di Indonesia adalah DC (Direct Current) atau arus satu arah. Sedangkan holec menggunakan tipe AC (Alternative Current) atau arus dua arah. Oleh karenanya, holec menggunakan Converter AC ke DC agar dapat berjalan di Jabodetabek. Namun ternyata, maintenance KRL di Indonesia memang kurang. Kondisi Converter tidak semuanya bagus. Ditambah lagi mode traksi VVVF (yang digunakan holec) mengambil arus listrik yang cukup besar (karena VVVF menghasilkan akselerasi yang baik). Itu mengapa holec sering mengalami gangguan. Pembuatan holec juga diwarnai kesalahpahaman antara INKA dan BN-Holec. BN/Holec tidak mengetahui secara pasti keadaan rel dan LAA di Indonesia, dan INKA tidak mengetahui kalau BN/Holec akan mengirimkan mesin standar Eropa yang beratnya bisa 2 kali lipat dari mesin standar Jepang (atau Indonesia). Akhirnya holec berjalan dengan berat yang berlebihan. Holec juga dikenal sebagai KRL yang sensitif (sering gangguan) karena penyebab-penyebab tadi. Masinis yang menjalankan holec harus sering menekan tombol reset dan hati-hati dalam menambah throttle (tenaga) karena jika tenaga yang diberikan berlebihan, terkadang converter terlambat merespon dan terjadi kelebihan permintaan listrik dari LAA. Jika masinis tidak segera mematikan mesin atau me-reset KRL, hal terburuk yang akan terjadi adalah keluarnya asap dari pantograph dan motor traksi dan bisa menyebabkan kebakaran (seperti holec versi 1994 yang terbakar saat menjadi KRL ekspres bisnis sekitar tahun 2000). Demikian informasi yang saya dapatkan dari beberapa kenalan pegawai, teman-teman yang ahli teknik dan pengalaman saya sendiri ketika mencoba berdinas holec. Jika ada ralat atau penambahan, silakan ditambahkan.
Ketika aku merasa umurku tidak panjang lagi.. Sekarang pun aku dilarang pegang throttle lagi.. Peristiwa itu telah merenggut sebagian dari badanku..
Kumaha ieu teh.. Abdi ngarasa rek tilar dunya..
Reply
#52


berarti jika menggunakan VVVF (Variable Voltage Variable Frequency) tidak bole sering Stop and Go yah
bisa panas converternya
cara kerja nya gmana si jika di bandingkan Rheostatik
ada yg tau ga, bagi bagi dong saya buta ni soal teknis KRL
Reply
#53
Cara kerja pada prinsipnya sama saja, perbedaannya hanya kalau VVVF setiap penambahan tenaga, penambahan arus listrik juga berbeda disesuaikan dengan tenaga yang diminta throttle. Pada saat pertama kali memasukkan notch (tenaga), biasanya kenaikan arus listrik mendadak tinggi, lalu menurun saat throttle dipertahankan di tahapan yang sama. Oleh karenanya, jika throttle langsung dinaikkan tanpa diberikan jeda, penambahan arus listrik tidak terbendung lagi. Inilah mengapa keuntungan VVVF yaitu akselerasinya cepat.
Ketika aku merasa umurku tidak panjang lagi.. Sekarang pun aku dilarang pegang throttle lagi.. Peristiwa itu telah merenggut sebagian dari badanku..
Kumaha ieu teh.. Abdi ngarasa rek tilar dunya..
Reply
#54



wah berarti sangat memaksakan motor traksi ya jika di bawa dinas odong2 yang sering berhenti jalan
bener bener salah beli kereta ni kyaknya
Reply
#55
Emang salah besar.. Indonesia belum 100 % siap dengan aliran listrik AC maupun mode traksi VVVF. Sebaiknya kalau ingin aman tapi peformance tetap bagus, gunakan KRL bermode traksi Chopper (seperti KRL 8000 dan 8500). Dengan syarat, bikin Inverter choppernya mesti bener-bener bagus!! Kalo kaya rheostatik hijau, inverternya dibuat dengan seadanya oleh Balai Yasa Manggarai, jadinya sering gangguan. Rheostatik hijau udah sering banget gangguan. Sebaiknya BY Manggarai jangan bikin eksperimen mengubah rheostat ke chopper dulu lah kalo bikin inverter yang bener blm bisa..
Ketika aku merasa umurku tidak panjang lagi.. Sekarang pun aku dilarang pegang throttle lagi.. Peristiwa itu telah merenggut sebagian dari badanku..
Kumaha ieu teh.. Abdi ngarasa rek tilar dunya..
Reply
#56
bisa dnk..soalnya koplernya kayaknya ga klop..jd asal bsa ke dorong...
knapa ga sampe sta..?kan kayak mobil..mobil kalo mogok kan di dorong trz coba d stater biar nyala..si holec juga gitu kayaknya...
~Because Your Smilling Is Our Happiness~


Reply
#57
pernah CR di holec...
kalo ga salah,klaksonnya ky pedal...
jd nekennya pk kaki...

di manggarai ada brapa y holec yang mangkrak? Pasrah Aja Dah
Reply
#58
hah..?diinjek ya...?bukannya ada switchnya di dashboard...?
waktu itu ngintip dr PPKA MRI..holecnya banyak bgt yg dah ga bsa d pake...nih fotonya...

~Because Your Smilling Is Our Happiness~


Reply
#59
Klakson Holec sih ada dua, bisa pake yang di kaki dan bisa juga yang di dashboard.
Ketika aku merasa umurku tidak panjang lagi.. Sekarang pun aku dilarang pegang throttle lagi.. Peristiwa itu telah merenggut sebagian dari badanku..
Kumaha ieu teh.. Abdi ngarasa rek tilar dunya..
Reply
#60
lalu di holec apakah rem nya cuma tuas keatas bawah atau ada rem rangkaianna ky prameks??
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)