Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
KRL Solo Jogja
#31

tapi tol jagorawi tidak mempengaruhi jumlah penumpang krl jakarta bogor tuh? juga tol bsd, cikampek, tangerang, dll. tetap saja penumpang krl makin banyak.

atau mungkin koridor yk-slo punya karakteristik yang berbeda?
"Train approaching! Please remain behind yellow line!"
Reply
#32
Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Tol YK-SLO mah dari jaman orba juga cuma sebatas wacana doang Bingung saat ini PU-Jasa Marga lagi fokus kelarin tol SLO-SMG yg masih banyak kendala disana sini. Kalo karakter masyarakatnya dalam hal transportasi sih saya pikir prinsipnya sama aja, mana yg lebih nyaman-cepet asal tarif nggak beda jauh, pasti lebih pilih naik KA. Secara KA kan berentinya di pusat kota baik di YK maupun di SLO-nya







Reply
#33

tapi tol jagorawi tidak mempengaruhi jumlah penumpang krl jakarta bogor tuh? juga tol bsd, cikampek, tangerang, dll. tetap saja penumpang krl makin banyak.

atau mungkin koridor yk-slo punya karakteristik yang berbeda?
[/quote]

Kalo diliat status kota, jelas beda antara Jakarta-BoDeTaBek dengan Jogja-Solo. Jakarta sebagai kota besar, BoDeTaBek sebagai kota penyangga. Sedangkan Jogja maupun Solo sama2 sebagai kota besar. Memang mayoritas penumpang kommuter Yk-Slo itu kaum pekerja, namun bukan berarti karakteristiknya mirip dengan Jabodetabek, volumenya berbeda. Di kota Yk-Slo tidak terlalu banyak industri besar. Lokasi industri pun kebanyakan sulit diakses menggunakan transportasi umum dari stasiun.


Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Mungkin waktu jaman Orba masih wacana, tapi sejak akhir2 ini tol trans Jawa dihembuskan, ada progress yang lumayan. Memang dibandingkan sama pembangunan KRL, jelas lebih dulu KRL yang direncanain tahun depan. Tol Yk-Slo kemungkinan baru dibangun setelah tol Ngawi-Solo dan Semarang-Jogja. Sedangkan tol Semarang-Jogja sendiri direncanakan baru dikerjakan awal tahun 2019. Jadi mungkin tahun 2020an baru tol seksi Yk-Slo digarap.






Setuju masalah transportasi mana yang lebih murah, itu yang lebih dipilih masyarakat. Memang berhenti di pusat kota, sapi menurut saya juga perlu ditunjang sama ketersediaan transportasi umum dari dan ke stasiun, di Jogja masih kurang itu.
Apa lah artinya kereta berhenti di pusat kota tapi moda transportasi umum lanjutannya tidak memadai. Kedepannya mungkin KRL ini tidak hanya dipikirkan oleh PT.KAI saja, tapi juga lebih "mengglobal" merangkul pemda/pemkot setempat
Regards,
Public Transportation Enthusiast Arrow

Reply
#34
Kalau usulku sih dari stasiun harus ada angkutan umum yang memadai. Setauku hanya di Stasiun Maguwoharjo, yg berderkatan dengan halte Trans Yogya. Stasiun Klaten bisa dibuat halte karena berdekatan dengan jalur utama Yogya Solo. Lainnya kayaknya jauh........
Di Lempuyangan dan Tugu aja kayaknya jauh deh kalau mau ganti naik bus kota / trans jogja.....
Reply
#35

Bahkan terminal baru klaten pun terletak di selatan stasiun klaten.

Kalo stasiun tugu, lumayan deket kok sama halte trans jogja

Reply
#36

Memang segitu mas biayanya. Kereta listrik itu biaya investasi mahal, tapi biaya operasional murah Tersenyuum
Kalo KRL mestinya tiap stasiun berhenti. Dan semoga menambah halte2 juga Tersenyuum


DT, double track? Solo-jogja udah double track mas. Udah lama bgt malah.
Kalau mau pake armada jabodetabek, memang seharusnya pakai listrik tegangan 1,5 KV DC.
Solo-jogja lumayan padat mas. Apalagi kalau pas sore, tiket prameks stiwedari sering banget habis. Kalo KRLnya udah jadi, saya yakin pengguna kereta semakin banyak Tersenyuum kalo harga tiket mah mestinya dapet subsidi
[/quote]

Kalau menurut saya lebih baik pakai LAA 1,5 kV DC saja. alasanya:

1. Bisa pakai ato dibantu KRL milik KCJ yang terbukti sudah siap operasi.

2. Jarak aman (Clearance) LAA 1,5 kV dengan kanopi stasiun exiting lebih pendek.

3. Untuk kedepanya biaya perawatan LAA 1,5 kV lebih murah ketimbang LAA 25 kV, Lagipula teknisi perawatan LAA di Indonesia sudah familiar dengan LAA 1,5 kV DC (makin tinggi tegangannya makin besar biaya perawatanya).

4. Keuntungan lain LAA DC ialah beberapa gardu memungkinkan saling memikul beban listrik di sepanjang jaringan LAA. Lain halnya dengan LAA AC, satu gardu hanya memikul beban listrik pada satu seksi jaringan LAA saja.

5. Setau saya untuk KRL dengan LAA AC axle loadnya lebih berat dari KRL dengan LAA DC, karena terdapat trafo penurun tegangan yang cukup signifikan menambah berat KRL tsb.

CMIIW Big Grin
Untuk lebih jelasnya bisa lihat blog milik RF negri jiran ini Big Grin :


Berharap Rangkas Jaya ditarik lokomotif listrik..
Reply
#37
Yang terjangkau sama angkutan umum baru sta.Yk, sta.Lpn (walaupun dikit angkutan umum yg ngelewatin dan perlu jalan dikit), sta. Mgw, Sta.KT, Sta.Pws, & sta.Slo *CMIIW*
Seandainya stasiun lainnya dijadikan tempat pemberhentian, apakah ada sarana transportasi umum yang menjakaunya? Beda dengan Jabodetabek yang tersedia angkutan umumnya walaupun cuma angkot
Regards,
Public Transportation Enthusiast Arrow

Reply
#38
Kalo di yk mah transportasinya udah enakBig Grin cukup deket ke halte trans jogja,beda sama lpn halte trans jogja terdekat di smp 5 sama lempuyangwangi,lumayan jauh tuh kalo jalanBethe
Sosmed sayaBig Grin

Line:Luthfi20606
Instagram:Luthfi_20606

Ingin menjadi insan yang lebih baikWek


Reply
#39

menurut saya, mendingan nggarap kommuter surabaya & bandung dulu, prameks & sriwedari udah lumayan, masih ada sidomukti & madiun jaya (+tawangmangu :p ), belum butuh kreta listrik, klo transportasi umum feeder dalam kota kan tgjwb-nya pemda,

justru harusnya pemda yang "merangkul" pt. kai, contoh kasus sengkarut mawut tarif railbus solo

tapi 2 kota itu kemacetan di kabupaten sekitarnya udah parah, armada kereta seadanya (penataran/dhoho cuma 5K3, K3 bandung raya kayanya ngga beda jauh, KRD bojonegoro, KRD kertosono, lokal cibatu-purwakarta), jadwal sesukanya mesin mau idup atau ngga (SuSi, SuLa, SuMo, B-Geulis), penambahan sarangan & maharani lebih ke arah jarak menengah, cuma arjuno & cepu ekspres yang bisa tarif parsial, harganya pun luar biasa (tentu bakalan ada alasan waktu tempuh juga luar biasa)

maklum, keuntungan finansial jangka pendeknya dikit sih, uang segar mengalir lambat Hitung...Hitung
jerit peluit iringi putaran cakram membelai batang baja
. . . . .



Reply
#40
^^
Betul. Harusnya selain solo jogja, bandung dan surabaya jg digarap serius. Kota dg mobilitas tinggi kok kereta lokalnya kurang bagus

Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)