Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Seputar Palang Pintu Perlintasan KA
#71
kalau jurus PJL bogor saat lalin lg macet ada laporan ada KA pasti gak nunggu KA nyentuh sensor, tp langsung pake mode manual, kalo pake auto takut'a KA udah kliatan mobil masih d tengah rel

Reply
#72
Entah pernah dimuat atau memang kurang cocok diytempatkan di forum khusus kereta komuter ini, tapi aku mau menanyakan yang sebetulnya sudah dari dulu aku lakukan. Hanya saja belum ada tanggapan sama sekali di milis sebelah, bahkan pernah kirim ke majalah. Mungkin di sini teman2 ada yang bisa memberi jawabannya.

[spoiler=Berikut foto2nya terlampir :]
semboyan35.com

Image hosted by kapanlagi.com

semboyan35.com

Image hosted by kapanlagi.com

[/spoiler]
Keduanya itu berlokasi di Jakarta dan sekitarnya. Entah kenapa koq cuma di Jakarta dan sekitarnya saja yang memiliki palang lampu perlintasan KA seperti ini? Mungkin karena di Jakarta banyak memiliki rel ganda, maka yang aku ketahuin memang demikian. Silang 2 menandakan di PJL itu terdapat rel ganda, bahkan juga lebih seperti petak stasiun Kemayoran s/d stasiun Rajawali dan antara stasiun Ancol s/d PJL Jl. RE Martadinata. Tapi enggak juga sih... Dahulu di PJL Ulujami, Jakarta Selatan x-Tragedi Bintaro masih rel tunggal. Tapi palang perlintasannya sudah silang 2 seperti sekarang ini.

[spoiler=Sedangkan foto di bawah ini :]
semboyan35.com

Image hosted by kapanlagi.com

semboyan35.com

Image hosted by kapanlagi.com

[/spoiler]
Memang yang kiri berlokasi di Solo. Sedangkan yang kanan di Surabaya. Tapi koq... tidak ditemukan satu pun di Jawa dan Sumatera ini yang ditemukan palang lampu perlintasan seperti di Jakarta itu? Alasan apa yah PT. KA atau sejak eranya DKA sekali pun yang memasang palang perlintasan KA khusus di Jawa seperti itu? Bunyi sirinenya aja sungguh berbeda antara Jakarta dan sekitarnya dengan di seantero pulau Jawa dan Sumatera.

Yang masih jadi rasa penasaran aku PJL di sisi selatan stasiun Gambir kala itu. Sungguh unik tapi sayang aku masih kecil blom ngerti cara motret pake tustel pocket kalau itu.

Reply
#73
Mungkin d jakarta biar lebih mencolok, supaya pada ngeliat kalo ada perlintasan, kalau d daerah jawa cuma ada 1 tanda silang mungkin karena orang2 selain jakarta pada disiplin, jd gak perlu yang mencolok
Untuk suara sirine mungkin juga hampir sama jawaban'a kyk yg tadi


CMIIW

Reply
#74
ting tong di Jakarta lebih bising ketimbang yang ada di luar. Antara pos 28 dengan PJL di deket sta. BOO aja kadar kebisingannya jauh berbeda Big Grin
Reply
#75

Sepertinya bukan begitu, karena orang di luar Jawa pun banyak yang tak disiplin dalam berkendara.
Palang pintu di luar Jabodetabek hanya memiliki satu tanda silang karena merupakan peninggalan era PJKA yang dahulunya jalur tsb hanya memiliki 1 jalur rel saja (bahkan ada yang sampai sekarang hanya 1 jalur), sedangkan palang pintu di Jabodetabek memiliki 2 tanda silang untuk menandakan bahwa KA melintasi tempat tsb karena banyak pengendara yang tak disiplin.

Suara sirine yang berbeda mungkin karena standardisasi untuk membedakan antara PJL Jabodetabek dan yang di luar Jabodetabek.
CMIIW
Tokyo Metro 05-108F|Sora Naegi

Jabodetabek no Tsuukin Dentetsu (KCJ)
Reply
#76

Tapi lebih beda yang pos 1(Deket sta BOO yg pintu pasar) sama pos 2(Jl. Kapten Muslihat yg mw k sukabumi)NgeledekNgakakNgakak

Sepertinya bukan begitu, karena orang di luar Jawa pun banyak yang tak disiplin dalam berkendara.
Palang pintu di luar Jabodetabek hanya memiliki satu tanda silang karena merupakan peninggalan era PJKA yang dahulunya jalur tsb hanya memiliki 1 jalur rel saja (bahkan ada yang sampai sekarang hanya 1 jalur), sedangkan palang pintu di Jabodetabek memiliki 2 tanda silang untuk menandakan bahwa KA melintasi tempat tsb karena banyak pengendara yang tak disiplin.

Suara sirine yang berbeda mungkin karena standardisasi untuk membedakan antara PJL Jabodetabek dan yang di luar Jabodetabek.
CMIIW
[/quote]

Tp d pos 2(Selatan sta. Bogor) suara'a beda sama yang k arah utara stasiun Bogor

Reply
#77

Tapi lebih beda yang pos 1(Deket sta BOO yg pintu pasar) sama pos 2(Jl. Kapten Muslihat yg mw k sukabumi)NgeledekNgakakNgakak

Sepertinya bukan begitu, karena orang di luar Jawa pun banyak yang tak disiplin dalam berkendara.
Palang pintu di luar Jabodetabek hanya memiliki satu tanda silang karena merupakan peninggalan era PJKA yang dahulunya jalur tsb hanya memiliki 1 jalur rel saja (bahkan ada yang sampai sekarang hanya 1 jalur), sedangkan palang pintu di Jabodetabek memiliki 2 tanda silang untuk menandakan bahwa KA melintasi tempat tsb karena banyak pengendara yang tak disiplin.

Suara sirine yang berbeda mungkin karena standardisasi untuk membedakan antara PJL Jabodetabek dan yang di luar Jabodetabek.
CMIIW
[/quote]

Tp d pos 2(Selatan sta. Bogor) suara'a beda sama yang k arah utara stasiun Bogor
[/quote]

Itu pos 2 yang di sebelah Tatos (Taman Topi Square) kan??
Posisinya sudah berada di luar line Jabodetabek atau termasuk jalur Bogor 2-Sukabumi-Cianjur-Bandung (karena sta. Bogor adalah salah satu stasiun akhir di jalur Jabodetabek), jadi mengikuti standar PJL luar Jabodetabek; sedangkan pos yang di utara sta. BOO itu termasuk jalur Jabodetabek, jadi PJLnya mengikuti standar PJL lain di Jabodetabek.
Tokyo Metro 05-108F|Sora Naegi

Jabodetabek no Tsuukin Dentetsu (KCJ)
Reply
#78
kalau yang model kaya dekat stasiun tugu dari segi waktu agak lama kalau ini di terapkan di jakarta bikin macet dan kurang efektif kalau model palang masih bisa di terobos kalau nunduk dikit. paling efektif yang model kaya di portal perumahan elit ,model palang namun ada jaro jaro kaya semacam pagar jadi tidak ada yang bisa menerobos.tapi pernah juga model engsel kaya pintu pagar namun memerlukan ruang yang agak kosong sebelum di tutup kaya model dekat stasiun senen
tidak terbayangkan keindahan trem uap ketika lalu lalang di bawah jembatan kereta api jatinegara
foto ane yang lainnya ada disini kang !


Reply
#79
palang pintu yang ada di daerah jabotabek itu merupakan bikinan jepang, coba deh liat2 video2 KA jepang yg ada pintu perlintasannya, pasti sama dengan yang di jakarta, aku gak tau apa alasannya kenapa hanya di jabotabek saja yang menggunakan peralatan perlintasan seperti itu......
kalo tanda silangnya itu menandakan berapa jalur yang ada di perlintasan itu......kalo silangnya 1 ya berarti cuma 1 jalur......kalo silangnya 2 berarti itu 2 jalur atau lebih........

kalo yang di jawa dan sumatra itu buatan westinghouse dan juga yang buatan alkmarr.......
yang westinghouse seperti yang ada di pintu perlintasan kebanyakan, ada kotak peraltan dan kenop2nya.......kalo yang alkmarr biasanya menggunakan manual.....jadi harus diputar dolo......


My Website Railway Photography

My videos on
Reply
#80

Mungkin karena Jepang sering memberi bantuan hibah ke Indonesia, sebagai gantinya Indonesia harus membeli peralatan KA dari jepang....
CMIIW

Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)