Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Laporan Perjalanan KA Rajabasa
#51
Aje gile tuh BBR super,ampe 1 kiloan ya panjangnya. Kalo di Jawa udah bikin macet motor ama mobil 1 kiloan Ngakak, lanjut masbro

Kalimaya heading to Merak via Pondok Ranji station
Reply
#52

memang benar saat ini sedang berlangsung pembangunan jalur ganda di beberapa lintas antara lain :
A. tarahan - sukamenanti ( 3 km )
B. cempaka - negeriagung ( 45 km )
C. negeriagung - giham ( 25 km )
D. tanjungrambang - prabumulihbaruX5 - prabumulihbaruX6 ( 12 km )
E. prabumulihbaruX6 - niru ( 20 km , sudah operasional )
F. niru - tanjungenimbaru ( 60 km )
G. kertapati - prabumulih ( 90 km , lelang pekerjaan pembangunan sudah dibuka tahun 2014 )

pembangunan jalur ganda tersebut dananya diambil dari dana internal PT KA, bukan dibiayai dari APBN ( atau pemerintah ).

sementara pemerintah melalui dana APBN akan membangun jalur ganda :
A. martapura - baturaja ( 32 km , lelang pekerjaan penyusunan DED / detail engineering design sudah dibuka tahun 2014 ).
RF spoor_jadul, telah menjadi warga Semboyan35, Indonesian Railfans sejak Jul 2010.
Reply
#53
Rupanya saya blm nyimak TR ini.

Sempet buka secara random, di DIVRE masih enak ya, msh bisa ngebordes. KA jalan, pintu masih terbuka.
Klo di Jawa, pasti udah dimarahin sama kru KA Sad
Reply
#54
Ngeliat TR ente jadi makin kepengen JRan di divre III. Cuman pas ngeliat jarak tempuh TNK-KPT yg 390 km, itu kayaknya hampir sama dg jarak ML-YK (versi stasiun ML 390 km, versi hitungan kasar ane 392 km). Cuman karena kesannya S8 itu "dianaktirikan" * "dilaknat", makanya waktu tempuhnya >12 jam, padahal waktu naik 87 Moleks (sekarang 99) cuman 7 jam buat jarak yg sama. Berarti S8 ini emang dianaktirikan, ya? Beda ma di Jawa, KA penumpang JJ, lokal, komuter, barang, KLB itu sederajat, malah kadang KA lokalan itu "dianakemaskan" loh...Ngakak
Buah dari perjuangan adalah kebahagiaan
Semakin keras kita berjuang bagi hidup kita, semakin manis pula buahnya
Semakin santai perjuangan kita, semakin pahit pula buahnya


Reply
#55
Lanjutan..
Mohon maaf, baru bisa dilanjut sekarang nih mas bro dikarenakan kesibukan pekerjaan yang gak ada abisnya .

Sebelumnya, rajabasa S8 telah tiba distasiun negararatu. Setelah menaik-turunkan penumpang dan menirima (sepertinya) PTP, S8 persiapan diberangkatkan.

[spoiler][/spoiler]

Tongkat saktipun diangkat tinggi-tinggi

[spoiler][/spoiler]


Semboyan 35 terdengar gagah, kereta pun berangkat perlahan..
Jalur yang akan kami lalui berikutnya, ternyata naik turun. Tidak seperti track-track sebelumnya yang datar-datar saja. Sepanjang perjalanan pun masih trlihat singel track, tak tampak adanya upaya pembangunan double track

Tak banyak yang bisa kita liat di lintas ini, semuanya masih asri suasana hutan. Hijau-dimana mana. Sampai-sampai saya bosen juga liatnya dan lupa ngerekam perjalanan siang itu. Maklum, udah hampir 3 jam ketemunya hutan terus. Rasa bosan dan jenuh pasti melanda.

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]


Memasuki stasiun tulung buyut, (stasiun pemberhentian resmi berikutnya), kami tertahan disinyal muka. Entah didepan kami ada apa. Kemungkinan sih bersilang lagi dengan penguasa disini.
Tiga menit setelahnya, sinyal aman. Berangkat.
Kembali, kami tertahan disinyal masuk stasiun tulung buyut.
Tanda-tandanya ini sih bakalan kena persilangan baset deh.. lumayan juga lama nunggu sinyal masuknya.
Roman-romannya, ternyata sinyal masuk aman diberikan jika KA Batubara yang kan kami susul nanti telah brhenti sempurna dijalur 3 tulung buyut. Hal ini bisa saya ungkapkan berdasarkan obrolan saya dengan assisten massinis S8 rajabasa.

[spoiler=Aman][/spoiler]

Sinyal masuk mengangkat, aman.
Rajabasa diperbolehkan masuk ke dalam stasiun tulung buyut.
Beberapa saat setelah melewati sinyal masuk, rupanya sinyal masih berdiri. Khas sinyal mekanik. Beda dengan sinyal elektrik, ketika lokomotif telah lewat sinyal, maka aspek merah akan langsung menggantikan warna hijau Big Grin

[spoiler=masih aman]
[/spoiler]

[spoiler=suasana sekitar pos TLY]
[/spoiler]

[SPOILER=sinyak keluar arah negarah ratu]
[/SPOILER]

Berikut, detik-detik S8 rajabasa memasuk sepor belok stasiun TLY:

[SPOILER][/SPOILER]

[SPOILER][/SPOILER]

[SPOILER][/SPOILER]

[spoiler=Pos TLY]
[/spoiler]

Berjalan perlahan menuju sepor jalur tiga. Sementara jalur 3 didepan sana ada rangkaian BBR Super.
Kami memang bersilang baset disini. Ini adalah jawaban dari kejadian sebelumnya, dimana massinis S8 rajabasa diberi secuil kertas oleh PPKA negara ratu.

Berhubung ini silang baset, maka rajabasa berhenti tak jauh dari wesel yang tadi telah kita lalui.

[spoiler][/spoiler]

Sesaat kemudian, muncul lah ass mass dari balik kabin Lok Merah Biru

[spoiler][/spoiler]

Rupanya mas fredi (assisten massinis) tersebut hendak mengecek semboyan 21. Apakah S8 rajabasa telah berhenti sempurna dan ekor rajabasa tidak menghalangi rel.
(mungkin) karena jarak yang terlalu jauh dan batas pandang seorang manusia itu terbatas, maka dari itu ia keluar dari kabin untuk memastikan semboyan 21 tersebut telah berbelok dengan sempurna.

[spoiler=cek semboyan 21]
[/spoiler]

Karena dirasa masih belum sempurna, mas predi memberikan isntruksi kepada massinis untuk memajukan sedikit lagi rangkaian yang dikemudikannya itu. Maju kira-kira sekitar 5 meteran.
Kerjasama yang apik guna menghindari sebuah musibah

[spoiler][/spoiler]

Setelah berhenti sempurna, dan benar-benar aman untuk melakukan persilangan. Akhirnya kami harus menunggu BATUBARA Super melintas. Dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk menunggu BBR super tersebut. lumayan lama juga lah.
Maklum, jalur lintas menuju TLY itu mendaki, jadi diperlukan waktu yang agak lama untuk mencapai stasiun tersebut.

Beramah tamah dengan assisten dan massinis S8 Rajabasa
Ini adalah salah satu moment hebat ketika naik rajabasa. Saya dan beberapa penumpang lain berkesempatan ngobrol-ngobrol secara langsung dengan Kru S8 rajabasa, khususnya assisten dan maisnisnya. Tentunya disela-sela dinas padat mereka itu.

Awalnya, saya bertanya-tanya mengenai persepuran divre 3 dengan mas fredi diatas kabin. Lama-kelamaan, karena saking lamanya nunggu persilangan dan juga sudah mulai bosan didalam cabin 20415, sang massinis akhirnya keluar juga dari persembunyiianya.
Kemudian diikuti oleh sang assisten, mas predi.

Nah, disinilah saya jelaskan kalo saya adalah rf dari pulau jawa. Dan dengan senang hati, kedua petugas tersebut bercerita seputar pengalaman pribadinya selama menjadi pegwai PT. Kereta Api. Mulai dari senang hingga duka. Masalah pendapatan dan jam kerja pun ia curahkan, ane jadi kasihan ama mereka bro. Pendapatan mereka gak sebanding bila dibandingkan dengan pengorbanan yang mereka lakukan. Ini adalah kesimpulan saya ngobrol-ngobrol dengan mereka berdua.

Disaat tengah asiknya ngobrol-ngobrol persepuran divre 3, tak lupa saya meminta mereka berdua untuk berfoto bersama. Berikut adalah penampakan foto kami bertiga saat tengah menunggu KA BBR siper di TLY:

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Itu adalah salah satu cerita dibalik perjalanan rajabasa kali ini.
Antara senang dan bangga bisa bertukar fikiran dengan mereka berdua. Semoga keduanya bisa cepat naik pangkat. Amin Malaikat

Back to S8 Rajabasa
Selang beberapa menit kemudian, percakapan dan obrolan kami mesti disudahi, hal ini dikarenakan kami mendengar S35 BBR Super dari kejauhan. Yap, rel yang menikung membuat KA BBR Super ini tidak terlihat, kami hanya mengandalkan pendengaran kami untuk segera kembali ke pos masing-masing.

Ketika S35 terdengar dari jauh, saya beranggapan sepur ini berjalan agak kencang, suara seruling lokomotifnya begitu kencang, seolah-olah ia berada dekat dengan kami. Namun rupanya jalannya pelan, bisa dibilang merayap. Pelan sekali

[spoiler][/spoiler]

Ketika berbelok, nampak frog lamp mati.
Namun ketika hendak berpapasan dengan kami, tiba-tiba frog lamp dinyalakan, seolah-olah Lok Merah Biru ini sedang marah, menginstruksikan kepada kami:

“minggir lu pada, minggir. Gw mau lewat”

Yapz, keetika hendak lewat, keadaan kami memang berantakan.
Sebagian penumpang pada keluar rangkaian guna melepas kebosanan berdiam diri didalam rangkaian. Ada pula yang duduk direl yang hendak dilewati tersebut. pantaslah jika mass KA BBR tersebut memberikan isyarat tersebut kepada kami.

[spoiler=amarah BBR]
[/spoiler]

[spoiler][/SPOILER]

[spoiler=fog lamp padam]
[/spoiler]

Sembari berjalan menuju arah kami, tak henti-hentinya S35 diperdengarkan. Agak berisik memang, tapi ini adalah seru buat saya. Sayang sekali, gak direkam. (batre abis mas bro.lagi dicash soale)

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Sejurus kemudian, BBR Super tersebut malah berhenti didepan sinyal keluar stasiun tulung buyut.
Karena apa hayoo? Karena sinyal keluarnya masih berbahaya untuk dilalui sob.

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Tak lama, sepur barang tersebut berangkat kembali setelah mendapat warta aman

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Entah berapa lama kami harus menunggu sepor ini hilang dari pandangan kami. Untuk menunggu persilangannya saja dibutuhkan waktu (kurang lebih) 25 menit. Bethe

[spoiler=entah KKBW yang keberapa]
[/spoiler]

[spoiler=masih belum habis bro]
[/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Akhirnya, 5 menit menunggu semboyan 21 BBR tersebut muncul dihadapan kami.
Cukup lama Tepuk Tangan

Setelah berkomunikasi dengan PPKA TLY, kami dipersilahkan berjalan mundur menuju arah stasiun negara ratu, tentunya dengan kecepatan pelan. Terlihat kerjasama antara mas predi dengan sang massinis. Dimana, mas predi memberikan arahan kepada masinis.
Masinis rajabasa itupun menuruti semua instruksi yang diberikan oleh sang stokernya. Sayang, ane gak ngerti bahasa mereka. Pake bahasa lokal sih soalnya. logat palembang gitu deh.
Ya meskipun pake bahasa indonesia, tetep ajah artinya ada yang beda.

Setelah Lok Merah Biru melewati wesel, menunggu arahan dari pos TLY, kemudian kami pun diperbolehkan masuk ke area stasiun TLY. Kecepatan KA saat itu normal, gak terlalu pelan juga.

Dari kejauhan kami melihat semboyan 21 KA BBR Super yang hendak kami dahului, tentunya yang berada dijalur 3 tadi bersama kami.

Pukul 12.51, kami tiba distasiun tulung buyut.

Sekilas stasiun tulung buyut
Kode stasiunnya adalah TLY, berada diketinggian 81 meter DPL. Stasiun ini memiliki 3 lintasan, dimana jalur satu bersifat sebagai sepor badug, dan jalur 2 adalah jalur lurus sementara jalur 3 untuk kereta api yang terkena persilangan dan persusulan.
Ciri khas stasiun TLY adalah sekeliling bangunan yang dipagari. Entah apa maksutnya mas bro. Mungkin menghindari serangan hewan liar dikala malam melanda. Soalnya, posisi TLY sendiri ada di hutan. cmiiw

[spoiler=bangunan stasiun TLY]
[/spoiler]

[SPOILER][/SPOILER]

Distasiun ini, kami berhenti normal. Itu berdasarkan gapeka 2013 yang berlaku saat itu.
Pada gapeka baru, 2014 pun rajabasa genap masih berhenti normal distasiun ini. Disini, animo penumpang yang naik relatif banyak juga. itu sebabnya, S8 rajabasa dijadwalkan berhenti regular disini.

Saat kami masuk jalur dua, jalur tiga sudah tersedia KA BBR Super. Tapi didalam cabin lokonya kosong. Entah kemana massinis dan assisten masinisya. Sayapun tak melihatnya.

Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
mungkin karena kelamaan, mereka keluar dari kabin untuk mencari makanan/minuman dan atau sekedar menghirup udar segar untuk memulihkan stamina






Berikut adalah foto saat S8 Rajabasa berhenti normal di TLY:

[spoiler=S8 saat menaikan penumpang]
[/SPOILER]
[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Setelah semua penumpang naik kedalam rangkaian, PPKA memberikan tongkat sakti mandra guna, kamipun melanjutkan perjalanan menuju stasiun-stasiun berikutnya.

Perjalanan menuju stasiun negeri agung, bisa dibilang mirip dengan perjalanan menuju stasiun tulung buyut. Sepanjang perjalanan kami masih disuguhi oleh rimbunnya hutan lampung bagian utara. Tak nampak proses pembuatan jalur ganda.

Singkat cerita..
Kami sudah berada disinyal masuk stasiun negeri agung.
Berdasarkan gapeka, S8 rajabasa ini tidak berhenti distasiun disini, artinya kami akan berjalan langsung di sini.
Namun, ketika itu sepur yang kami naiki berbelok arah ke sepor satu stasiun negeri agung.
Alamak, rupanya kami kalah bersilang kembali dengan sepur penguasa disini (babaranjang).

[spoiler=plate name]
[/spoiler]

Sekilas stasiun negeri agung
Stasiun negeri agung memiliki kode NGN. Berada diketinggian 46 meter dpl. Memiliki dua buah jalur aktif, dimana jalur 1 berfungsi sebagai jalur persilangan dan persusulan. Sementara jalur dua adalah track lurus.
Kedepannya, stasiun NGN akan memiliki tiga jalur aktif. Hal ini berdasarkan penglihatan saya ketika mendatangi lokasi tersebut. sedang ada proyek pembangunan jalur 3.

Berarti benar kata massinis S8 rajabasa sebelumnya, petak NGN-TLY adalah jalur yang menanjak. Ini dibuktikan oleh perbedaan ketinggian stasiun, TLY 81 m, sementara NGN berada di 46m, hal ini juga yang membuat kami harus menunggu lama distasiun tulung buyut untuk menunggu persilangan.

Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Ketika hendak mengambil beberapa foto, uups. Si canon tewas, batrenya abis mas bro. Terpaksa harus dicash kembali didalam sana. Sementara sekarang yang kerja dalah si kodok.
Yowes, gpp lah. Sing penting ada kenang-kenangannya. Jadi mohon maaf kalo hasilnya gak sebagus foto-foto sebelumnya.







Rupanya kami disini tidak perlu berlama-lama untuk menunggu sang BBR datang. Cukup 3 menit saja si merah perkasa itu muncul dari balik tikungan tajam. Agak cepet dari perkiraan saya sendiri. Biasanya perlu waktu minimal 20 menit buat persilangan, ini hanya 5 menit saja. Tepuk Tangan buat PPKA NGN.

Berikut adalah detik-detik persilangan BBR dengan S8 Rajabasa:

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Untuk format videonya, bisa disaksikan dimari gan:





Petak Negeri agung – blambangan umpu, relnya masih singel. Namun, sepanjang perjalanan tersebut saya menjumpai pembangunan rel ganda. 80% sudah terlihat sempurna. Bantalan beton sudah terpasang dan sudah terikat dengan batangan rel diatasnya.

Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Sebenarnya, stasiun Negeri agung ini sangat saya rekemendasikan untuk disinggahi. Mengapa?
karena posisinya yang sangat bagus untuk hunting foto. Jalur nya yang menikung membuat foto akan semakin keren untuk diabadikan. Jalur nya menyerupai seperti huruf S, lebih bagus lagi mengambil dari high angel. Namun sayang, akses kesini sangat terbatas. Juga dari informasi yang didapat, penduduk sekitar tidak ramah terhadap orang asik







setelah warta aman, berangkat deh kita menuju stasiun berikutnya. Stasiun blambangan umpu.
Jalur menuju stasiun blambangan umpu lebih banyak didominasi oleh tikungan-tikungan dahsyatnya. Sungguh sangat fantastis cekungan dipetak ini. Bisa dibilang mirip seperti area jatibarang didaop 3 cirebon, namun jumlahnya sangat banyak sekali.
Saya sampai tercengang ketika rangkaian kereta kami membentuk seperti huruf “C”.

[spoiler=tikungan pertama]
[/spoiler]

[spoiler=cek semboyan 21]
[/spoiler]

[spoiler=huruf C]
[/spoiler]

Selepas tikungan pertama, rel agak lurus sekitar 1 Km saja. Selepas itu kembali menikung dengan indahnya. Pokoknya mah bikin saya Mimisan

[spoiler=track lurus, hanya 1 kilo]
[/spoiler]


Daripada bengong, coba tonton nih. Perjlanan S8 Rajabasa petak NGN-BBU:






Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
alhamdulilah, ngebordes seperti video diatas masih bisa saya lakukan dibeberapa kereta hingga detik ini. Tentu saja dengan trik-trik untuk menghindari Polsuska PKD






Tak terasa, kami pun telah tiba distasiun Blambangan Umpu. Berdasarkan gapeka yang berlaku saat itu, S8 rajabasa berhenti normal distasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun besar. Baik rajabasa maupun sriwijaya berhenti normal disini.

Sekilas stasiun blambangan umpu
Memiliki kode stasiun BBU. Stasiun ini memiliki 3 jalur dan memiliki satu sepoor badug. Berada diketinggian 51 Meter DPL. Stasiun ini berada dikabupaten way kanan, lampung utara.
Saat ini, peron dan emplasement BBU masih beratapkan langit. Namun tersirat kabar bahwa akan dibangun “Pembangunan Peron dan Shelter Stasiun Blambanganumpu”.

Berita terkait bisa dilihat di:

sumber:
http://lpse.dephub.go.id/eproc/lelang/view/9931114




Pukul 13.44 kami tiba distasiun blambangan umpu.
Suasana saat itu ramai oleh penumpang yang hendak naik S8 Rajabasa. Sekitar stasiun, terdapat beberapa rumah penduduk. Salah satunya adalah warung kelontong. Kesempatan ini tak saya sia-siakan. Berbekal uang Rp 10.000 saya habiskan untuk membeli minuman dingin untuk menghilangkan rasa kepanasan didalam otak ini. Tak lupa, membeli sebungkus rokok titipan temen saya waktu itu.

[spoiler]pelayan yang ngelayanin ane waktu itu cakep bener gan. Gak kebayang ada wanita secantik itu ditengah keterbelakangannya daerah tersebut. jadi sempet mikir buat menetap sementara disini.. hehhehe.
Modus rayuan maut pun keluar,rapi sial. Ane gagal Bethe

Sepur rajabasa ternyata berhenti lama juga distasiun ini. Ada cukup waktu untuk ngegombalin si mba-mba tadi Ngakak
Saking lamanya, ane bingung mau ngeluarin jurus apaan lagi.
Yoweslah, balik maning ning sepur.[/SPOILER]


Kondisi stasiun BBU
Saat penulis tiba distasiun BBU, kondisi disana sudah sangat ramai.
Dijalur 1 sudah ada MTT yang warnanya masih kinyis-kinyis sekali.
Dijalur 2, tentunya ada S8 rajabasa yang saya naiki. Sementara dijalur 3 ada kereta barang dengan singel lokomotif. Dan dispoor badugnya juga ada penghuninya. Wis, pokoknya rame tenan

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

[spoiler][/spoiler]

Baiklah. Setelah tiba distasiun blambangan umpu, itu artinya etape II Perjalanan S8 Rajabasa telah selesai saya laporkan. Berikut adalah review dalam etape tahap II ini:

Lintas Kotabumi – Blambangan Umpu, Sejauh 65 KM:
Stasiun Cempaka Silang baset, x BBR dan susul BBR
Stasiun ketapang Susul BBR
Stasiun Negara Ratu
Stasiun Tulung Buyut Silang baset, X BBR, susul BBR
Stasiun Negeri Agung silang BBR
Stasiun Blambangan Umpu

Selama dalam perjalanan lintas KB-BBU, kami banyak melakukan pemberhentian. Semua stasiun yang kami lewati, meskipun di gapeka LS namun kenyataanya kami harus berhenti. Baik karena persilangan, persusulan, atau bahkan BLB untuk menerima PTP.
Yapz, itulah seni dan khas persepuran divre 3.
Kedepannya, saya akan menceritakan perjalanan rajasaba etape III, lintas Blambangan umpu –Martapura sejauh 33 KM.

Tetep stay tune disini yah...
[spoiler=bersambung]bersambung[/spoiler]


yups. beginilah keadaan sepur penumpang divre 3 gan. ciri khas gan Big Grin
mumpung ada waktu ayo kesini, sebentar lagi ada proyek DT. dan sistem persilangan bakalan dihilangkan perlahan-lahan.
semua kereta penumpang disini emang seperti itu jalannya.
sebenarnya jaraknya emang kurang dari 400 kilo, nyang bkin lama itu ya itu. persilangan, persusulan, dan BLB disetiap stasiun yang dilewati.
andai sajah DT sudah beroperasi, mungkin waktu tempuh akan jauh berkurang. divre 3, gapeka hanya mitos


sebenarnya sih engak juga mas. beberapa kali sering ada Polsuska PKD. namun, karena ane punya trriik, alhamdulilah semua berjalan lancar dan saya bisa mengabadikan banyak moment selama perjalanan.
dijawa gak bisa bordes?
ane sering ko bordesan di K1 sekalipun. nantikan yah TR saya bersama KAJJ di jawa lainnya


yaps. begitulah keadaanya om.
ciri khas disana. karena saking lamanya, mesin kendaraan pada dimatiiin guna menghemat BBM mereka


silahkan. dengan senang hati


iya benar. benar sekali.
makanya, harus buru-buru ke dipre lagi buat mengabadikan moment-moment persilangan disini. karena persilangan disini sangat menguji kesabaran
Reply
#56
Wah penasaran nih trik trik ngebordesnya gimana mas..udh kayak sulap aja pake tips Tersenyuum
Nangis
Reply
#57
Sedikit nambahin pengalaman deh.
15 Agt '14 kemaren saya naik KA Rajabasa ini dlm rangka mau liburan mendaki Krakatau 17 Agt nya.. Dari arah Kertapati ke Tanjung Karang.

Ada kesan positif dari KA Ekonomi yg ber-AC. Cuman karena posisi saya di bawah AC, jadi gak kena. Dan karena emang saya baru pertama ini naek KA Ekonomi (ya karena ini pilihan voting rame2), leher sakit suer. Hahaha.

Untuk nge-bordes, saya gak tau gimana dg yg di Jawa karena saya waktu naek kereta yg di Jawa belum pernah nge-bordes. Terakhir Januari 2014 juga tidur aja gara2 kecapekan. Cuman yg di KA Rajabasa ini boleh ngebordes. Berkali-kali saya ditemuin petugas lagi nongkrong di pintu (sambil buka pintu tentunya) gak diapa-apain. Terus pasca stasiun Kotabumi, malah gelayutan di pintu kayak naek bis gitu, didiemin aja. Bahkan ada yg polisi kereta itu, lewat berkali-kali, didiemin aja. Ya mau gimana lagi, posisi duduk di bawah AC jadi gak kena AC. Masih keringetan. Mungkin mereka juga tau.

Overall, perjalanan sih lancar. Cuman ya harus banyak berenti karena memang di sini, mau kelas apapun (kecuali yg bawa presiden kali ya) harus ngalah sama KA Babaranjang karena itu yg menghidupi Sumbagsel. Dan daripada jalan protokol jadi rusak, ya kereta api pilihannya. Terlebih kalo emang orang Sumsel (daerah sekitar Lahat atau Prabumilih situ) pasti tau banyak tambang batubara.

Dari setengah sembilan berangkat, sampe di Lampung malam jam 8an. Berhenti yg paling lama waktu itu kalo gak salah di Baturaja. Setengah jem lebih kalo gak salah. Sampe ada temen yg makan di restoran Padang di stasiun Baturaja.

Masalah keamanan ya tau sendiri daerah Sumsel bagaimana. Wek

Buat yg gak dikejar waktu, gak mau mahal, KA Rajabasa bisa jadi pilihan.


Kalo di Divre III gak perlu pake trik2an, om. Langsung gebordes aja. Ngerokok aja. Banyak temen yg ngerokok gak diomelin. Saya yg gelayutan di pintu aja gak apa-apa. Cuman keamanan dan keselamatan itu tanggung sendiri ya.
Reply
#58

Kalo di Divre III gak perlu pake trik2an, om. Langsung gebordes aja. Ngerokok aja. Banyak temen yg ngerokok gak diomelin. Saya yg gelayutan di pintu aja gak apa-apa. Cuman keamanan dan keselamatan itu tanggung sendiri ya.
[/quote]

Rasanya ngebordes di Jawa? Kemaren pas naik 440 (Penataran BL-SB) ane ada di bordes dari SGS-SDA (soalnya tempat duduk ane didudukin ma orang tua), PKDnya ngebiarin aja tuh, padahal pas ane ngebordes tu tepat di samping PKD. Mungkin juga maklum, soalnya ada penumpang yg dapet tiket berdiri harus ngebordes. Urusan trik? Kalo di K3, apalagi lokalan gak perlu trik khusus, soalnya yg ngebordes tu juga lumayan banyak, jadi PKD gak bakal ngapa2in kita. Kalo K2/K1 mungkin kita buat alesan nunggu WC. Monggo info di atas bisa dicoba...:p
Buah dari perjuangan adalah kebahagiaan
Semakin keras kita berjuang bagi hidup kita, semakin manis pula buahnya
Semakin santai perjuangan kita, semakin pahit pula buahnya


Reply
#59
udah 8 tahun berlalu, tr nya belum beres-beres.
maaaf yak sodara-sodara. lanjut di FB jah yak. terima kasih
Reply
#60
Diskusinya emg dimana om kalo di fb?
Pengen jadi Railpen  Ngakak
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)