Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
All about D52 Series
#91
rem Westinghouse itu sama dengan rem tekanan angin.

Compressor tidak bisa digerakkan roda krn tekanan sudah musti ada sebelum rangkaian berangkat. Kalau tidak ada tekanan kereta dalam keadaan di rem jadi tidak bisa jalan. Ini prinsip westinghouse untuk pengaman fail safe. Begitu gerbong lepas, selang angin putus, tekanan hilang, rem bekerja.
Jadi tekanan sudah musti ada sebelum kereta berangkat.

Salam
Reply
#92

berarti kemungkinan menggunakan tekanan dari ketel uap ya.?
TUT TUT.. KOBONG..!!




~Presjam~
Reply
#93
itulah yang jadi pertanyaan. Apa tekanan uap langsung dipakai untuk rem ato uap dipakai untuk njalanin compressor. Kalau tekanan uap langsung dipakai untuk rem apa ndak rusak karatan semua krn uap kondensatie air semua.
Reply
#94

uap kering juga bisa..? tapi menurut saya kemungkinan besar tetap menggunakan uap dari tekanan boiler.. Bingung
TUT TUT.. KOBONG..!!




~Presjam~
Reply
#95
dari wiki mengenai air pump (atau kompresor?):
Quote:
[GFDL () or CC-BY-SA-3.0 ()], by Bernd Untiedt, from Wikimedia Commons

apakah semacam ini kompresor udara untuk rem lok wap? menurut wiki, alat kompresor ini biasanya diletakkan disamping ketel seperti gambar diatas, atau didalam kotak asap dibagian depan ketel.
"Train approaching! Please remain behind yellow line!"
Reply
#96
kayaknya ya, pakai kompressor nak gitu. Kelihatannya yang atas zylinder uap, yang bawah yang pakai gisi2 pendingin, kompressor.
Reply
#97
hm.. kemungkinan besar pakai kyk pompa / kompresor kuk di atas tuh. BTW yang di atas kn juga tipe lok eropa.. sama kyk D52
TUT TUT.. KOBONG..!!




~Presjam~
Reply
#98
terus terang saya masih agak bingung mengenai mekanisme pembakaran dengan residu untuk lok D52.....

gimana sih caranya?
Reply
#99

foto2 klasik ini dapat dari mana ya???? punya siapa??? mohon disertakan keterangan lokasi dan waktu. mohon link-nya donk


kalo soal rupiah untuk pembiayaan menghidupkan kembali 2 lok ini, sy gak terlalu pusing. 6 milyar rupiah buat 2 loko bukan duit gede kok. rupiah2 yg udh di korupsi jauh lebih gede dari ini. masa cari dana korupsi bermilyar2 aja bisa, cari 6M doank indonesia kagak becus.

yg jadi pertanyaan saya adalah:

1. setelah loko hidup, bagaimana prosedur perawatan berkalanya??? tersediakah suku cadangnya di pasar resmi, pasar gelap ato pabriknya jika manakala ada suku cadang yg harus diganti di kemudian hari???

2. di alokasikan di dipo mana??? JNG kah??? THB kah???

Kalo menurut saya pribadi sih, lebih baik lok ini nantinya bertugas tidak jauh2 dari ambarawa. simple aja sih, disana ada sodaranya juga yg msh hidup, lokasinya masih orisinil (tidak seperti jakarta yg sumpek). jakarta tanpa turis dan atraksi untuk turis tetap bisa bertahan hidup kok.

normalisasikan saja sekalian jalur ambarawa-kedungjati supaya lok ini bisa berjalan dari semarang poncol smp ambarawa.

jadi penggalangan dananya jangan hanya untuk menghidupkan lok aja. tapi juga menyediakan dipo untuk rumahnya lengkap dengan teknisi dan suku cadang, memberi jalan untuk tugasnya (jgn jd pajangan lagi atau cuma muter2 bentar doank).

Ha...ha...ha...
Waktunya Pak yang susah,
memang. diradius 50 meter dari tempat saya,
ada tiga pensiunan KDT ML sih.....
Xie Xie

[/quote]

berhubung ada request, mungkin kita bisa bekerja sama untuk request ini. ya anggap saja kita menggali sejarah untuk semua rekan RF, mengungkap misteri dan fakta yg selama ini mungkin tidak diketahui para RF.

Paling tidak ini akan semakin melengkapi bagian2 sejarah perkeretapian Indonesia



D52 yg tersisa dr 100unit cuma 1 unit aja. dulu tahun 1980an D52080 dr dipo banjar tertulis di kabinnya "untuk Museum TMII" tp kenapa dia tidak pernah samapi ke TMII nyangkut dimana dia y? disumatera g ada. dan sy yakin bgt lok D52 yg dirucat kondisinya g smuanya rusak, kemungkinan sih dibuat rusak dl sebelum akhirnya dijagal.

[/quote]

Sayah sih curiga malah ada yg ekspor ke luar negeri tuh .. mudah2an sayah salah.
[/quote]

Kalau ada yang diekspor sih masih mending. Barang masih ada tapi entah dimana. Saya malah curiga D52 habis karena dikiloin ke KS.
[/quote]

yah beginilah indonesia. negeri yg kaya raya tapi miskin. karena sebagian oknum manusianya hanya "hobi" menjadi "penambang" barang2 klasik yg harusnya bisa dipertahankan sebagai saksi sejarah kereta api indonesia.

untuk urusan perut dan dompet, harga diri dan hal2 lain memang harus mengalah. begitulah hidup Sedih

Murtini

Lahir: Purwokerto, 12 Desember 1950
Wafat: Jakarta, 17 Juli 2012

Selamat jalan mama. Kelak kita akan bertemu kembali.

Semboyan 40, 41, mama aman berangkat.
Reply

Namun sebenarnya ada satu di Purwokerto. Loko D52 ini dulu sering dipakai jalan setiap HUT KAI tanggal 28 September, dari Purwokerto ke Kutarjo PP, hingga tahun 1992. Jadi loko D52 ini adalah loko uap terakhir yang beroperasi di jalur utama.
Nah setelah itu loko itu hanya diparkir saja di Purwokerto.
Namun, tahun 2003 yang lalu loko ini sudah nggak kelihatan.
[/quote]

Sedih tragis, gis, gis, gis Bethe

Murtini

Lahir: Purwokerto, 12 Desember 1950
Wafat: Jakarta, 17 Juli 2012

Selamat jalan mama. Kelak kita akan bertemu kembali.

Semboyan 40, 41, mama aman berangkat.
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)