Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
(ASK) JALUR KA SEMARANG - DEMAK - KUDUS
#2
Sebenarnya udah sebagian dibahas di , tapi masih kurang detail. Silahkan dilanjutkan...ane bantu cari info

"Sumber Berita"

Stasiun Jurnatan dan Jejak KA Semarang-Kudus (1)
Sentra Kota sampai Ekspor


Di Kota Jasa Semarang, dalam waktu dekat akan beroperasi kereta api (KA) rute Semarang-Demak-Kudus. Koneksi tiga kota pesisir itu pernah jaya di masa kolonial. Kini, setelah sekian puluh tahun mati suri, rel-rel warisan Belanda

tersebut akan dihidupkan kembali. Wartawan Suara Merdeka Renjani PS mencoba menyusuri masa keemasan rute KA dan mengemasnya dalam laporan mulai hari ini.

BELAKANGAN nama Stasiun Jurnatan mencuat kembali. Puing gedung megah di sisi timur Pasar Johar itu diusulkan menjadi pangkal rute komersial Semarang-Demak-Kudus. Selain bernilai tinggi lantaran terkoneksi dengan kawasan bisnis Johar, rel gantung (layang) memungkinkan KA menjadi rute baru bagi penumpang dan barang. Pertimbangannya, menurut pakar transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, posisi Jurnatan merapat dengan kota sekaligus pelabuhan internasional Tanjung Emas.

Ide tersebut barangkali tidak berlebih. Jongkie Tio dalam bukunya Kota Semarang menyebutkan, jalur Semarang-Kudus menjadi salah satu jalur paling laku di Jawa Tengah.

Hubungan perkeretaapian ke timur Kota Lumpia itu mulai dibuka tahun 1882. Rutenya bahkan jauh ke timur sampai arah Juwana, Pati. Oleh Pemerintah Kolonial, hak pengelolaan rute kemudian dikendalikan Semarang Juana Stoomtram Maatschappij (SIS) dengan pusat di Stasiun Central.

''Rute itu dulu penuh sesak. Bahkan sampai tahun 1970-an. Saya masih ingat waktu kecil, karena kebetulan tinggal di Demak, dekat stasiun. Penumpang di kereta api jurusan Semarang-Kudus selalu dipenuhi penumpang. Mereka umumnya membawa barang-barang dagangan dan hasil bumi,'' kenang Soeprapto, Humas PT KA Daop IV.

Mengapa banyak barang? Dia mengatakan, sentra-sentra industri dan pertanian pada masa lalu berkembang di sekitar rute tersebut. ''Ingat, saat itu hasil bumi dan olahan kita banyak diekspor oleh Belanda ke Eropa. Semarang menjadi pusat karena ada pelabuhan, begitu barang datang lalu diangkut ke luar negeri. Karena itu, rute ke arah Semarang dulu lebih banyak,'' urainya.

Karena banyak titik-titik bisnis di sepanjang kota yang dilalui jalur tersebut, jalur ini berkembang pesat menjadi rute kereta barang. Pengaruhnya tentu saja berimbas pada Stasiun Central yang terletak di Jl Jurnatan (sekarang Jl KH Agus Salim-Red).

Lambat laun, Stasiun Central pun ikut berubah menjadi stasiun barang. Sebelum reruntuk bangunan kuno itu berganti pusat pertokoan, gedung tersebut dulu dibuat megah. Desainnya dengan konstruksi besi, atap berundak, dan kaca-kaca beraturan.

Sayang, dalam perkembangannya Stasiun Jurnatan kemudian beralih fungsi menjadi terminal bus antarkota. Kini, sisa-sisa salah satu monumen kereta api tersebut bahkan tidak ada lagi semenjak didirikan menjadi toko-toko modern. (18s)

sumber:

"Sumber Berita"

Rencana hidupkan rel KA ’tidur’ di Jateng
Sebagian jalur telanjur berubah fungsi


SEMARANG - Rencana menghidupkan kembali jalur rel kereta api ’tidur’ Semarang-Kudus, dinilai para pelaku usaha jasa transportasi sebagai mimpi di siang bolong pemerintah. Penilaian keras tersebut diungkapkan pengusaha jasa angkutan barang Haru Karyanto, kepada Wawasan, Selasa.

Munculnya kritikan keras tersebut dikatakan Heru diakibatkan dirinya dan beberapa pelaku usaha jasa angkutan barang yang lain tidak melihat adanya perhitungan secara matang, baik dalam perencanaan (grand design) maupun inventarisasi lahan di jalur yang akan dibangkitkan kembali.

’’Saya yakin, para pencanang progam pembangkitan jalur Semarang-Kudus belum melihat dan memperhitungkan kembali saat ini tanah yang akan difungsikan telah dimanfaatkan untuk fasilitas apa. Pengalihan fungsi lahan yang sekarang telah terjadi merupakan hambatan yang cukup berarti dalam pembangunan jalur tersebut,’’ jelas Heru.

Pengalihan fungsi yang terjadi Heru mencontohkan di ruas rel kereta yang berada di daerah Kaligawe, saat ini telah banyak yang telah difungsikan sebagai area jalan raya. Dengan grand design yang tidak tepat, dikhawatirkan di kemudian hari jalur kereta hanya akan menjadi penyebab meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalur pantura yang saat ini sudah sangat padat.

’’Dengan jalur jalan yang ada sekarang saja, angka kecelakaan lalu lintas sudah demikian tinggi. Apalagi jika jalan dikurangi untuk pembangunan jalur rel,’’ ungkap Heru.

Penyebab kecelakaan
Jika beberapa ruas jalan yang saat ini dibangun di atas tanah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) diambil alih, tambah dia, berarti Jalan Raya Kaligawe dan beberapa ruas yang akan dipangkas akan menjadi sangan kecil sempit.
Di samping terlihat kurang adanya grand design yang tepat, jalur rel kereta tersebut saat ini sudah banyak yang hilang. Bahkan, saat ini rel kereta api yang tampak selamat hanya di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Stasiun Semarang Gudang hingga ke Jalan Kaligawe.

’’Tidak hanya rel yang hi-lang, berapa jembatan yang saat ini juga telah hilang,’’ tambah dia.
Lebih lanjut Heru mengungkapkan, sempitnya ruas jalan akibat pembangunan jalur perkeretaapian dikhawatirkan akan menjadi penyebab naiknya angka kecelakaan yang terjadi di ruas jalan tersebut.
’’Di samping penyempitan dan kecelakaan di jalan raya, penambahan perlintasan juga akan menjadi penyebab terjadinya kemacetan yang selama ini telah sering terjadi,’’ ungkap bos perusahaan jasa angkutana barang CV Harya Utama Lasem.

Heru mengungkapkan, munculnya jasa angkutan kereta api tidak serta merta mengancamam kelangsungan hidup usaha jasa angkutan barang menggunakan truk. Pasalnya, kata dia, segmen pasar kedua jasa angkutan tersebut sangat berbeda.

Sementara itu secara terpisah, Direktur utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Ronny Wahyudi menegaskan, pihaknya meminta tim segera dapat melakukan proses pendahuluan terkait pembangunan jalur kereta. ’’Saya berharap, akhir tahun ini, pembangunan sudah berjalan,’’ jelas Ronny.


Menurut pakar transportasi Unika Djoko Setijowarno, rencana pengembangan jalur rel kereta api di Jawa Tengah, khususnya Semarang sudah ada dalam Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) yang dibuat sejak tahun 2004. Tatrawil tersebut sudah mencakup pengembangan trasportasi jalur kereta api yang mati secara keseluruhan dan dikembangkan secara bertahap.

Jenis jalur kereta api yang dimaksud yaitu kereta api wisata dan komuter (terpusat di Semarang dan sekitarnya serta Solo dan sekitarnya). Dengan dihidupkannya rel kereta api yang mati tersebut, lanjutnya, akan mengurangi penggunaan jalan raya.

Terkait kecelakaan di perlintasan, pihaknya mengatakan hal tersebut dapat diantisipasi dengan penanganan khusus. lek/iqo—sn

sumber:

Atau klik ini.

Semoga membantu... Bye Bye
Reply


Messages In This Thread
RE: (ASK) JALUR KA SEMARANG - DEMAK - KUDUS - by fun_plano - 26-06-2010, 12:15 AM

Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)