kabar buruk
Quote:Pengerjaan Railbus Solo Ditargetkan Selesai Maret
Solo, CyberNews. Railbus yang akan dijadikan sarana angkut massal di Kota Solo baru akan selesai dikerjakan sekitar bulan Maret, atau paling telat April mendatang. Saat ini PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun sedang menyelesaikan finishing.
"Saya kira pada April atau paling cepat Maret baru bisa.Masih ada beberapa yang akan disempurnakan dulu, sebelum kami serahkan ke Pak Wali Kota," kata Ir Gunesti Wahyu Handiko, Direktur Komersial PT Inka.
Ditemui di sela-sela menghadiri pengukuhan Prof Dr Kuncoro Diharjo ST MT di auditorium UNS, dia mengatakan Kota Solo merupakan konsumen kedua setelah tahun lalu pihaknya membuatkan railbus untuk Kota Palembang, Sumatera Selatan.
"Di sana digunakan untuk kereta angkut mahasiswa, dan sampai saat ini berjalan dengan baik tidak ada masalah apapun. Saya kira memang sangat efektif untuk sarana angkutan massal, karena sekali angkut bisa paling tidak 200 orang," kata dia.
Tentang desakan Pemkot Surakarta agar railbus itu bisa diserahkan pada Pebruari, karena akan dilaunching 17 Pebruari bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kota Solo, Gunesti belum bisa memberikan jawaban pasti.
"Kalau Pebruari rasanya memang belum jadi. Tapi coba nanti kami rembug lagi dengan Pemkot. Kebetulan rencananya pekan depan Pak Wali akan berkunjung ke PT Inka Madiun, menyaksikan proses akhir pembuatan railbus. Mungkin nanti bisa kami bicarakan lagi," kata dia.
Yang pasti, railbus tersebut harganya sekitar Rp 15 miliar paling mahal Rp 20 miliar yang berisi tiga rangkaian, dengan kapasitas angkut maksimal 200 orang. Bisa menggunakan listrik dan diesel. Jadi termasuk jenis KRLDE (kereta rel listrik dan diesel.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Surakarta, Purnomo Subagyo mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan perintah terkait dengan pengoperasian railbus tersebut, apakah diserahkan ke instansinya atau Dinas Perhubungan.
"Yang sudah pasti dikelola Disparbud adalah bus tingkat.Kalau railbus saya belum mendapatkan perintah. Mungkin kalau untuk sarana angkut massal, akan dikelola Dishub. Tapi kalau disinergikan dengan fasilitas pariwisata, mungkin kami yang mengelola. Tapi prinripnya kami siap, namun menunggu perintah," imbuhnya.