02-04-2009, 05:15 PM
dengan menggunakan kaos berkerah warna hitam bergambar CC201 yang merupakan "trademark" dari Semboyan 35 dan celana jeans plus sepatu kets santai saya di "todong" untuk memberikan sedikit alasan mengapa ini semua bisa terjadi.
ahhhh.... semua ini bermula dari cinta dan mimpi serta kegilaan yang sudah akut tentang kereta api... khususnya tentang "pemimpin" kereta api yang tinggal di Dipo (Jng). dari situ langsung terbayang ingin "memperkenalkan" teman baru saya yang merupakan tempat mencari inspirasi, ketenangan dan kepuasan batin, meski hanya dengan memandang dan menyentuh sekaligus mengusap dengan penuh kasih sayang....
kini semuanya sudah menjadi kenyataan bahwa pada hari ini telah ada satu bangunan yang yang berfungsi sebagai Rumah Makan dengan nuansa "Kereta Api"... bernama "Kedai Kereta Api" dengan tambahan +201 bertuliskan putih dan dibawahnya beralas warna biru seperti nama stasiun yang terpampang...
dideretan kursi eksekutif tampat beberapa undangan dari keluarga besar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terutama dari para pecinta dan penggila spoor wagen, IRPS serta komunitas Semboyan 35 yang membantu mewujudkan impian saya ini.
sederetan kursi anyam rotan kelas ekonomi 2 penumpang saling berhadapan berikut dengan bordes diatas kepala dan dengan lukisan bentuk 3 dimensi menggambarkan suasana "perjalanan dan pemandangan" menempel pada kaca jendela...
pada dinding terdapat beberapa hiasan berupa tiket KA "djaman mbiyen" berbentuk seperti kartu domino dengan merah jambu, hijau muda serta putih. Ada juga berberapa prangko tahun 1955-an bergambar "si mbah" CC200 lengkap dengan stempel, eblek S21, tulisan rem darurat, serta tulisan jumlah penumpang ... semuanya berada dalam beberapa pigura yang tergantung di dinding...
dilemari kaca ???.... terlihat bungkusan dodol Garut, bungkusan wingko Babat, bungkusan brem Madiun serta anyaman bambu yang berbentuk kotak bungkusan getuk goreng ditambah lagi dengan beberapa potongan kertas bertuliskan pisang sale.
beberapa foto djaman mbiyen juga turut menghiasi seakan tak mau kalah pertisipasi mewujudkan isi kedai ini, seperti foto stasiun yang telah "punah" dan yang amsih "sekarat" hingga yang telah mengalami "rehabilitasi bangunan"...
masuk kedalam kedai unik ini terdapat 2 buah kotak genta yang terdapat rantai penarik dengan banduk kecil menempel di sisi pintu masuk... semua ini tambah lengkap dengan 2 buah lampu antik yang sering terlihat dan terdapat di wesel dan sinyal lengan.
sudut ruangan lainnya terdapat miniatur kereta api dengan motif dan suasana perkereta apian di pulau Jawa berjalan gagah dengan sulingnya yang berbunyi melintasi jembatan Sakalibel untuk kemudian melewati sungai Serayu dimana stasiun Kroya dengan sinyal lengan menunjukan S6 memaksa "rangkaian miniatur" KA Gaya Baru Malam Selatan menurunkan taspat karena akan berpindah jalur alias berbelok...
menu favorit dan unggulan adalah menu Nusantara Komplit dan disediakan khusus untuk rombongan, namun ada daftar menu lainnya, yaitu Nasi Goreng Gaya Baru Malam Selatan, Nasi Rames Progo, Es Teh Lodaya, Nasi Gudek Turangga, Pecel Bangunkarta, kopi kental mak hitam, wedang ronde 1004 dan lain sebagainya.... sesuai pesanan, maka semua akan tertera rinci dan tercetak secara komputer dalam kertas bon yang berbentuk tiket kereta api terbaru....
pesanan tiket KA dan informasi edukasi seputar KA dapat diakses dan dibaca karena memang sudah disediakan pada counter dan ruangan khusus.
wahhhh.... pokoknya tidak dapat disebutkan satu persatu disini.... yang pasti air mata saya menetes dan badan bergetar karena saya dapat menjadikan kenyataan impian saya... dapat mewujudkan cinta dan kasih sayang saya kepada kereta api.....
jujur saja... saya tak kuat lagi... bergetar serta terharu jiwa saya saat menggunting pita hingga akhirnya saya lunglai dan pingsan....
sesaat kemudian saya sadar dan terbangun........ TERNYATA SAYA BERMIMPI.... ...
ahhhh.... semua ini bermula dari cinta dan mimpi serta kegilaan yang sudah akut tentang kereta api... khususnya tentang "pemimpin" kereta api yang tinggal di Dipo (Jng). dari situ langsung terbayang ingin "memperkenalkan" teman baru saya yang merupakan tempat mencari inspirasi, ketenangan dan kepuasan batin, meski hanya dengan memandang dan menyentuh sekaligus mengusap dengan penuh kasih sayang....
kini semuanya sudah menjadi kenyataan bahwa pada hari ini telah ada satu bangunan yang yang berfungsi sebagai Rumah Makan dengan nuansa "Kereta Api"... bernama "Kedai Kereta Api" dengan tambahan +201 bertuliskan putih dan dibawahnya beralas warna biru seperti nama stasiun yang terpampang...
dideretan kursi eksekutif tampat beberapa undangan dari keluarga besar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terutama dari para pecinta dan penggila spoor wagen, IRPS serta komunitas Semboyan 35 yang membantu mewujudkan impian saya ini.
sederetan kursi anyam rotan kelas ekonomi 2 penumpang saling berhadapan berikut dengan bordes diatas kepala dan dengan lukisan bentuk 3 dimensi menggambarkan suasana "perjalanan dan pemandangan" menempel pada kaca jendela...
pada dinding terdapat beberapa hiasan berupa tiket KA "djaman mbiyen" berbentuk seperti kartu domino dengan merah jambu, hijau muda serta putih. Ada juga berberapa prangko tahun 1955-an bergambar "si mbah" CC200 lengkap dengan stempel, eblek S21, tulisan rem darurat, serta tulisan jumlah penumpang ... semuanya berada dalam beberapa pigura yang tergantung di dinding...
dilemari kaca ???.... terlihat bungkusan dodol Garut, bungkusan wingko Babat, bungkusan brem Madiun serta anyaman bambu yang berbentuk kotak bungkusan getuk goreng ditambah lagi dengan beberapa potongan kertas bertuliskan pisang sale.
beberapa foto djaman mbiyen juga turut menghiasi seakan tak mau kalah pertisipasi mewujudkan isi kedai ini, seperti foto stasiun yang telah "punah" dan yang amsih "sekarat" hingga yang telah mengalami "rehabilitasi bangunan"...
masuk kedalam kedai unik ini terdapat 2 buah kotak genta yang terdapat rantai penarik dengan banduk kecil menempel di sisi pintu masuk... semua ini tambah lengkap dengan 2 buah lampu antik yang sering terlihat dan terdapat di wesel dan sinyal lengan.
sudut ruangan lainnya terdapat miniatur kereta api dengan motif dan suasana perkereta apian di pulau Jawa berjalan gagah dengan sulingnya yang berbunyi melintasi jembatan Sakalibel untuk kemudian melewati sungai Serayu dimana stasiun Kroya dengan sinyal lengan menunjukan S6 memaksa "rangkaian miniatur" KA Gaya Baru Malam Selatan menurunkan taspat karena akan berpindah jalur alias berbelok...
menu favorit dan unggulan adalah menu Nusantara Komplit dan disediakan khusus untuk rombongan, namun ada daftar menu lainnya, yaitu Nasi Goreng Gaya Baru Malam Selatan, Nasi Rames Progo, Es Teh Lodaya, Nasi Gudek Turangga, Pecel Bangunkarta, kopi kental mak hitam, wedang ronde 1004 dan lain sebagainya.... sesuai pesanan, maka semua akan tertera rinci dan tercetak secara komputer dalam kertas bon yang berbentuk tiket kereta api terbaru....
pesanan tiket KA dan informasi edukasi seputar KA dapat diakses dan dibaca karena memang sudah disediakan pada counter dan ruangan khusus.
wahhhh.... pokoknya tidak dapat disebutkan satu persatu disini.... yang pasti air mata saya menetes dan badan bergetar karena saya dapat menjadikan kenyataan impian saya... dapat mewujudkan cinta dan kasih sayang saya kepada kereta api.....
jujur saja... saya tak kuat lagi... bergetar serta terharu jiwa saya saat menggunting pita hingga akhirnya saya lunglai dan pingsan....
sesaat kemudian saya sadar dan terbangun........ TERNYATA SAYA BERMIMPI.... ...
.