01-10-2014, 02:53 PM
Ya karena tiket mereka dari KAC, kata PPKAnya sih serayu disuruh tunggu penumpang estafet tapi gak tahu apakah serayu nungguin atau gak karena sampai KAC saya sudah seperti orang mabuk, yang saya pikirkan hanyalah keluar dari stasiun terus cari angkot ke rumah eyang saya.
Oh iya hari sabtunya (27/9) saya kembali ke SGU dengan 160. Berangkat tepat 5.20, lagi2 ditarik CC2030201 SH tapi untung gak mogok lagi kayak sebelumnya. Seharusnya silang di Malabar di Haurpugur tapi karena Malabar telat akhirnya silang di Cicalengka, setelah betemu dengan Malabar ternyata 160 juga harus nunggu Turangga juga . Akhirnya berangkat dari CCL terlambat sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan 160 lebih berasa odong-odong daripada 159 karena selalu kalah silang, bahkan sama Sritanjung aja kalah silang di Paron. Puncaknya ketika di Saradan, dimana 160 akan disilang Gajayana ganjil sekaligus disusul Argowilis. Akhirnya jam 21.20 tiba di SGU, telat 100 menit, dan badan tepar
[/quote]
Lebaran kemarin Pasundan nyampe SGU jam 22.00, nyaris aja aku ketinggalan MutTim.
Perasaan dari beberapa KA Ekonomi PSO Jarak Jauh/Menengah yang pernah saya naiki, mulai dari Progo, Kahuripan, Sritanjung, Logawa, Serayu, Bengawan, Pasundan, Kutojaya Selatan, gelar ter-ODONG-ODONG layak disematkan kepada KA Pasundan. Eksterior yang relatif buluk, interior yang kurang bersih, selalu kalah silang, semua ada di Pasundan. Sedangkan gelar paling tidak ter-ODONG-ODONG diperebutkan oleh Serayu, Kahuripan, dan Progo, dan yg menang adalah Progo..
[/quote]
maklum, kan rangkaiannya pasundan ini kadangkalanya rollingan sama penataran/dhoho
terutama yg belum PA, udah bisa ditebak sendiri
semoga komuter di Surabaya dan sekitarnya lebih baik lagi