31-01-2010, 12:41 AM
Kalau dibaca lebih teliti lagi, saya tak pernah bilang tidak setuju. Mungkin WALHI belum menyadari bahwa kereta api itu lebih ramah lingkungan, maka bisa dibilang memang lebih bodoh soal kereta api dibanding kita. Jadi kita sendiripun tak perlu sok paham banget soal lingkungan hidup. Solusinya bukannya berdebat, tapi saling memberi masukan. Makanya disinilah pentingnya sosialisasi dan pemahaman antara pemerintah, LSM, dan masyarakat (yang didalamnya termasuk railfans) sebagaimana yang dikemukakan bung katyusha.
Yang jelas hal ini memang akhirnya tidak terhindarkan. Rakyat harus didahulukan kepentingan transportasinya. Efek dan pengaruh dari proyek KA Bengkulu ini tidak mungkin nol, tapi harus diminimalisir sebisa mungkin. Akhirnya manusia sendirilah yang tetap menjadi aktor utamanya, dimana disini intinya adalah pemerintah dahulu. Harus bisa mengantisipasi AMDAL (Analisis Masalah dan Dampak Lingkungan) dengan baik. Jika tidak, jangankan hewan, manusianya sendiri juga tidak terima, seperti kasus jalur KA Aceh.
Saya pribadi sih, cuman geleng² kepala kalau ada rel KA harus memutar ber ratus² kilometer demi sebuah cagar alam.....
Yang jelas hal ini memang akhirnya tidak terhindarkan. Rakyat harus didahulukan kepentingan transportasinya. Efek dan pengaruh dari proyek KA Bengkulu ini tidak mungkin nol, tapi harus diminimalisir sebisa mungkin. Akhirnya manusia sendirilah yang tetap menjadi aktor utamanya, dimana disini intinya adalah pemerintah dahulu. Harus bisa mengantisipasi AMDAL (Analisis Masalah dan Dampak Lingkungan) dengan baik. Jika tidak, jangankan hewan, manusianya sendiri juga tidak terima, seperti kasus jalur KA Aceh.
Saya pribadi sih, cuman geleng² kepala kalau ada rel KA harus memutar ber ratus² kilometer demi sebuah cagar alam.....