08-01-2012, 08:38 PM
[spoiler=Railbus Beroperasi, Halte Portabel Dirancang]
SOLO, - Kabar menggembirakan bagi warga Kota Solo. Tidak lama lagi, railbus milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta segera beroperasi.
Untuk mendukungnya, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) bakal merancang halte portabel sebagai tempat pemberhentian moda transportasi massal tersebut. "Info dari pusat, railbus akan beroperasi mulai Januari ini," kata Kepala Dishubkominfo Yosca Herman Soedrajad.
Menurut dia, dengan beroperasinya railbus tersebut dapat diartikan telah terjadi kesepakatan antara dua kementerian yakni Kementerian Perhubungan dengan Kementerian BUMN. Kesepakatan dalam arti mengenai tarif yang diberlakukan pada alat angkutan itu.
Sebagaimana diketahui, usai di-launching pada pertengahan 2011 lalu, railbus ini urung untuk segera beroperasi karena adanya tarik ulur besaran tarif. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pihak yang ditunjuk Kementerian BUMN untuk mengoperasikan sarana tersebut mematok tarif sekitar Rp 30 ribu setiap penumpang.
Sementara Pemkot melalui Dishubkominfo sebagai penerima hibah dari Direktorat Perkeretaapian Kemenhub meminta tarif di bawahnya, Rp 5 ribu - Rp 7 ribu atau sedikit di atas tarif kereta feeder Solo-Wonogiri PP yang digantikan perannya oleh railbus ini.
Tidak hanya tarif, masalah rute juga menjadi penyebab tidak segera beroperasinya alat transportasi ini. Sebenarnya, railbus mengambil rute Wonogiri-Solo PP, tapi karena sejumlah infrastruktur seperti jembatan, mulai Sukoharjo sampai Wonogiri belum siap akhirnya dirancang rute Sangkrah sampai Yogyakarta.
"Tinggal menunggu BASTO (Berita Acara Serah Terima Operasional) saja. Ada dua opsi rute yakni Solo Kota (Sangkrah)-Yogyakarta atau opsi kedua Wonogiri-Yogyakarta. Tapi yang dipilih sepertinya opsi pertama," tutur Herman.
Untuk memastikan terealisasinya rencana pengoperasian tersebut, Herman mengaku bakal meminta Wali Kota untuk mengirimkan surat ke Dirjen Perkeretaapian dan Direktur PT. Kereta Api Indonesia (Persero). "Kami minta Pak Wali untuk segera mengirimkan surat tersebut," imbuhnya.
Di sisi lain, dengan beroperasinya railbus tersebut, Dishubkominfo memilih untuk memasang halte portabel di titik-titik pemberhentian. Misalnya di Solo Grand Mall (SGM). Menurut dia, dengan tidak lamanya railbus berhenti di halte, maka dinilai belum diperlukan halte permanen. "Total nanti ada lima halte pemberhentian yang akan kami pasang," tambahnya.
[/spoiler]
Untuk mendukungnya, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) bakal merancang halte portabel sebagai tempat pemberhentian moda transportasi massal tersebut. "Info dari pusat, railbus akan beroperasi mulai Januari ini," kata Kepala Dishubkominfo Yosca Herman Soedrajad.
Menurut dia, dengan beroperasinya railbus tersebut dapat diartikan telah terjadi kesepakatan antara dua kementerian yakni Kementerian Perhubungan dengan Kementerian BUMN. Kesepakatan dalam arti mengenai tarif yang diberlakukan pada alat angkutan itu.
Sebagaimana diketahui, usai di-launching pada pertengahan 2011 lalu, railbus ini urung untuk segera beroperasi karena adanya tarik ulur besaran tarif. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pihak yang ditunjuk Kementerian BUMN untuk mengoperasikan sarana tersebut mematok tarif sekitar Rp 30 ribu setiap penumpang.
Sementara Pemkot melalui Dishubkominfo sebagai penerima hibah dari Direktorat Perkeretaapian Kemenhub meminta tarif di bawahnya, Rp 5 ribu - Rp 7 ribu atau sedikit di atas tarif kereta feeder Solo-Wonogiri PP yang digantikan perannya oleh railbus ini.
Tidak hanya tarif, masalah rute juga menjadi penyebab tidak segera beroperasinya alat transportasi ini. Sebenarnya, railbus mengambil rute Wonogiri-Solo PP, tapi karena sejumlah infrastruktur seperti jembatan, mulai Sukoharjo sampai Wonogiri belum siap akhirnya dirancang rute Sangkrah sampai Yogyakarta.
"Tinggal menunggu BASTO (Berita Acara Serah Terima Operasional) saja. Ada dua opsi rute yakni Solo Kota (Sangkrah)-Yogyakarta atau opsi kedua Wonogiri-Yogyakarta. Tapi yang dipilih sepertinya opsi pertama," tutur Herman.
Untuk memastikan terealisasinya rencana pengoperasian tersebut, Herman mengaku bakal meminta Wali Kota untuk mengirimkan surat ke Dirjen Perkeretaapian dan Direktur PT. Kereta Api Indonesia (Persero). "Kami minta Pak Wali untuk segera mengirimkan surat tersebut," imbuhnya.
Di sisi lain, dengan beroperasinya railbus tersebut, Dishubkominfo memilih untuk memasang halte portabel di titik-titik pemberhentian. Misalnya di Solo Grand Mall (SGM). Menurut dia, dengan tidak lamanya railbus berhenti di halte, maka dinilai belum diperlukan halte permanen. "Total nanti ada lima halte pemberhentian yang akan kami pasang," tambahnya.