29-01-2014, 12:10 AM
Jepang Tawarkan USD15 Juta untuk Kereta Api Super Cepat
JAKARTA - Pemerintah hari ini membahas rencana pembangunan jalur kereta api super cepat rute Jakarta-Bandung bersama Japan International Cooperation Agency (JICA). Proses pembangunan tersebut akan dimulai dengan studi kelayakan yang akan berlangsung selama kurang lebih dua tahun ke depan.Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Dedy S Priyatna mengungkapkan feasibility study pembangunan jalur kereta api cepat tersebut akan dibagi dalam dua tahap dan dimulai sejak hari ini."Harusnya kan satu tahap. Karena ada pergantian pemerintahan kita jadi 2 tahap. Tahap pertama sampai April 2014 dan tahap kedua April sampai Desember 2015," tutur Dedy usai rapat di Kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/1/2014).Dia mengungkapkan, pembiayaan proses studi kelayakan akan diambil dari dana hibah pihak Jepang sebesar USD15 juta. Proyek yang juga diperkirakan mencapai Rp56 triliun itu, sebut Dedy, akan bisa beroperasi pada tahun 2020 mendatang."Mereka yang biayai lewat hibah USD15 juta. Rampung kira-kira 5-6 tahun ke depan," ungkapnya.Jalur kereta api super cepat ini rencananya akan dibangun stasiun keretanya di daerah Dukuh Atas untuk wilayah Jakarta dan daerah Gedebage untuk wilayah Bandung. Dengan kereta api cepat ini masyarakat dipastikan akan menempuh Bandung hanya dalam 37 menit dari Jakarta.
Sumber:
JAKARTA - Pemerintah hari ini membahas rencana pembangunan jalur kereta api super cepat rute Jakarta-Bandung bersama Japan International Cooperation Agency (JICA). Proses pembangunan tersebut akan dimulai dengan studi kelayakan yang akan berlangsung selama kurang lebih dua tahun ke depan.Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Dedy S Priyatna mengungkapkan feasibility study pembangunan jalur kereta api cepat tersebut akan dibagi dalam dua tahap dan dimulai sejak hari ini."Harusnya kan satu tahap. Karena ada pergantian pemerintahan kita jadi 2 tahap. Tahap pertama sampai April 2014 dan tahap kedua April sampai Desember 2015," tutur Dedy usai rapat di Kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/1/2014).Dia mengungkapkan, pembiayaan proses studi kelayakan akan diambil dari dana hibah pihak Jepang sebesar USD15 juta. Proyek yang juga diperkirakan mencapai Rp56 triliun itu, sebut Dedy, akan bisa beroperasi pada tahun 2020 mendatang."Mereka yang biayai lewat hibah USD15 juta. Rampung kira-kira 5-6 tahun ke depan," ungkapnya.Jalur kereta api super cepat ini rencananya akan dibangun stasiun keretanya di daerah Dukuh Atas untuk wilayah Jakarta dan daerah Gedebage untuk wilayah Bandung. Dengan kereta api cepat ini masyarakat dipastikan akan menempuh Bandung hanya dalam 37 menit dari Jakarta.
Sumber: