25-11-2009, 10:10 PM
(This post was last modified: 25-11-2009, 10:12 PM by Dana Komuter.)
Mendengar kata 'kereta rakyat' pasti kita mempersepsikan / yakin kalau rangkaian KA itu untuk rakyat Indonesia. Terlebih yang terbayang lebih dulu yah rakyat jelata semacam orang - orang kecil dengan pekerjaan yang cuma usaha berdagang, pengemis, pengamen dan lain - lain. Orang - orang yang cuma berpendidikan rendah di pendidikan formal mereka. Kalau perlu tidak sekolah sama sekali.
Coba kalau moda transportasi lainnya disebut dengan kata diakhiri dengan kata '...rakyat' juga... Apakah persepsi kita akan sama dengan persepsi KA? Kalau saja beneran KA rakyat apa pantes ada rangkaian K1 yang notabene dinaiki kalangan orang2 berduit banyak? Orang2 yang punya posisi di pekerjaan mrk dengan jabatan yang tinggi? Untuk itulah mungkin alasan mereka lebih cepat lebiih baik, makanya mereka lebih baik naik kendaraan selain KA.
Kalau rakyat yang pas2an pasti khan mau tidak mau naik KA tentunya K3. Makanya transportasi ini dikatakan 'me...rak....yat....'. Bener gak?
Turut prihatin atas persiapan berhenti beroperasinya KA Maleks, Cantik, beberapa Parahyangan dan Gumarang.
Coba kalau moda transportasi lainnya disebut dengan kata diakhiri dengan kata '...rakyat' juga... Apakah persepsi kita akan sama dengan persepsi KA? Kalau saja beneran KA rakyat apa pantes ada rangkaian K1 yang notabene dinaiki kalangan orang2 berduit banyak? Orang2 yang punya posisi di pekerjaan mrk dengan jabatan yang tinggi? Untuk itulah mungkin alasan mereka lebih cepat lebiih baik, makanya mereka lebih baik naik kendaraan selain KA.
Kalau rakyat yang pas2an pasti khan mau tidak mau naik KA tentunya K3. Makanya transportasi ini dikatakan 'me...rak....yat....'. Bener gak?
Turut prihatin atas persiapan berhenti beroperasinya KA Maleks, Cantik, beberapa Parahyangan dan Gumarang.
.