09-02-2010, 12:52 PM
(This post was last modified: 09-02-2010, 10:33 PM by Adi Sutjipto.)
Gambar 18
Pintu Perlintasan dimaksudkan untuk mengamankan jalannya Kereta Api, bukan untuk menyelesaikan "masalah" anda ! Betul.....?
Setuju kah anda ?
------------------------------------------------------------------------
*once upon a time, ing sakwijining dinten, ana kancil nyolong timun,
.....eh, maksud saya, gambar ini menceritakan perkenalan saya dengan seseorang yang sering memakai Jaket Kulit Hitam.
Sore itu. dalam perjalanan sehabis uji coba CC 200, ketika memasuki daerah Pakisaji, tampak seseorang yang sedang termenung, bukan menunggu untuk melihat CC 200 yang langka akan lewat, melainkan menunggu Pintu Perlintasan untuk naik kembali, astaga loko ! [= astaga naga ]
Ternyata, dengan raut wajah yang kuyu dan tatapan mata yang kosong, dia menatap wajah saya.
Beruntung, si mBah CC 200 dapat segera diberhentikan dengan aman. Lalu saya segera turun, setelah saya tanya dan menentramkan hati nya, ternyata dia kecewa, dikira Lok CC 200 yang ditunggu-tunggu, batal lewat, sehingga frustasi lah dia !
Beruntung lagi, hal yang buruk tersebut batal dilakukan, dan kini, dia pun sering ikut melihat kereta api di setasiun.
Ah, Ngudiono Ekspres, seandainya hal tersebut dahulu tidak dapat dihindarkan, kita kan tidak dapat bertemu lagi untuk melihat kereta api......
ngaciiiiiiiirrrrrrr.........
Pintu Perlintasan dimaksudkan untuk mengamankan jalannya Kereta Api, bukan untuk menyelesaikan "masalah" anda ! Betul.....?
Setuju kah anda ?
------------------------------------------------------------------------
*once upon a time, ing sakwijining dinten, ana kancil nyolong timun,
.....eh, maksud saya, gambar ini menceritakan perkenalan saya dengan seseorang yang sering memakai Jaket Kulit Hitam.
Sore itu. dalam perjalanan sehabis uji coba CC 200, ketika memasuki daerah Pakisaji, tampak seseorang yang sedang termenung, bukan menunggu untuk melihat CC 200 yang langka akan lewat, melainkan menunggu Pintu Perlintasan untuk naik kembali, astaga loko ! [= astaga naga ]
Ternyata, dengan raut wajah yang kuyu dan tatapan mata yang kosong, dia menatap wajah saya.
Beruntung, si mBah CC 200 dapat segera diberhentikan dengan aman. Lalu saya segera turun, setelah saya tanya dan menentramkan hati nya, ternyata dia kecewa, dikira Lok CC 200 yang ditunggu-tunggu, batal lewat, sehingga frustasi lah dia !
Beruntung lagi, hal yang buruk tersebut batal dilakukan, dan kini, dia pun sering ikut melihat kereta api di setasiun.
Ah, Ngudiono Ekspres, seandainya hal tersebut dahulu tidak dapat dihindarkan, kita kan tidak dapat bertemu lagi untuk melihat kereta api......
ngaciiiiiiiirrrrrrr.........