MyBB Internal: One or more warnings occurred. Please contact your administrator for assistance.
Revitalisasi Stasiun

Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Revitalisasi Stasiun
#1
Quote:Revitalisasi Stasiun Kuno, Tak Sekadar untuk Wisata
January 9th, 2010

DI Indonesia, ada sekitar 600 stasiun kereta api yang masuk sebagai cagar budaya. Tentu saja seluruh stasiun itu adalah milik PT KA yang kini dikelola oleh divisi Pelestarian Benda dan Bangunan Bersejarah. Jumlah stasiun yang masuk dalam cagar budaya itu pastinya masih harus disandingkan dengan bangunan dan benda bersejarah lain terkait kereta api, misalnya bangunan bekas kantor jawatan kereta api di masa kolonial atau bekas stasiun, lokomotif, gerbong, jembatan, pakaian masinis, tiket, serta jalur kereta api itu sendiri.

Benda dan bangunan bersejarah aset PT KA itu satu per satu mulai direvitalisasi untuk kepentingan sejarah perkeretaapian sekaligus juga dalam rangka memanfaatkan benda dan bangunan bersejarah yang selama ini terbengkalai agar bisa punya nilai ekonomis. Upaya ini tentu juga demi pengembangan wisata, dalam hal ini wisata sejarah, menggunakan kereta kuno di jalur tua sambil melintas atau berhenti di perkebunan peninggalan Belanda tentu merupakan satu perjalanan nostalgia yang tak bisa dilewatkan.

Menilik kondisi beberapa stasiun tua di Jakarta hingga Bedono di Jawa Tengah, Ben de Vries, Senior International Policy Advisor, Cultural Heritage Agency Ministry of Education, Culture, and Science – Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda –bersama Homme JE Heringa dari Bureau Spoorbouwmeester – yang bertanggungjawab pada jalur kereta api di seluruh Belanda – menyimpulkan, stasiun masih dalam kondisi yang cantik.

Sebut saja Stasiun Jatinegara yang dinilai sebagai, “Hidden treasure, juga depo. Stasiun, kemudian gedung-gedung lain di sekitar stasiun, turn table, gedung dengan simbol SS. Sangat menarik jika seluruh lingkungan direvitalisasi. Ini sebuah ansamble yang sangat indah,” ujar de Vries beberapa waktu lalu, usai menjenguk beberapa stasiun di Jakarta dan Jawa Tengah. Demikian juga dengan Stasiun Manggarai dan Balai Yasa-nya serta Stasiun Tugu yang menurut Heringa dan de Vries hanya bermasalah pada banner iklan sebuah rokok yang ditempatkan pada titik yang tidak pas, yaitu persis di bagian depan dan di atas nama Stasiun Tugu.

Saat tiba di Stasiun Tawang, Semarang, yang diguyur hujan lebat – dan seperti biasa stasiun ini tergenang – baik de Vries maupun Heringa memberikan beberapa alternatif, “Bisa tetap digunakan seperti apa adanya, dibenahi secara cepat setiap kali air hujan makin tinggi menggenang, atau pindahkan stasiun ini ke Semarang Poncol, misalnya. Tapi harus dipikirkan juga Stasiun Tawang akan dijadikan apa,” kata Heringa yang ditimpali de Vries, “Seperti apa semua pihak terkait melihat Semarang dalam 10 tahun ke depan. Karena Semarang punya masalah dengan air, masalah dengan alam, maka bisa jadi sebuah urban planning yang baru dan pembangunan stasiun baru mungkin bisa jadi alternatif. Tapi itu tentu tergantung kesepakatan banyak pihak.”

Yang pasti, de Vries dan Heringa mengingatkan, setelah direvitalisasi, harus ada investor yang menghidupkan benda atau bangunan, misalnya Lawang Sewu. “Kalau tidak ada (investor), konsekuensi dari heritage icon ini apa?” tanya de Vries. Selain itu, PT KA harus menyeleksi stasiun mana saja yang akan direvitalisasi. “Karena ini terkait dana, jadi tidak bisa semua mau direvitalisasi. Menghidupkan kembali jalur yang mati untuk transportasi umum juga bisa menghidupkan lagi stasiun serta kawasan yang sempat mati, selain tentu saja untuk wisata nostalgia, ” tandas Heringa.

Heringa yang juga melakukan seleksi pada sekitar 380 stasiun di Belanda, untuk masuk dalam buku De Collectie Bijzonderestations-gebouwen in Nederland, menambahkan, PT KA perlu memaparkan sejarah setiap stasiun, “Mengungkapkan kenapa sebuah stasiun ada di sana dan bukannya di tempat lain. Apa hubungan jalur kereta dengan pelabuhan, sejarah lokomotif sejak uap sampai listrik, karena loko disel dan listrik akan jadi heritage di masa datang. Harus ada perbandingan apa beda antara Ambarawa dan Sawahlunto. Hal-hal seperti itu bisa masuk dalam publikasi yang lengkap yang kemudian bisa disebarluaskan pada masyarakat,” paparnya.

Tak boleh dilupakan adalah juga sejarah transportasi ini, bagaimana awal jalur kereta api, kereta yang melintas semula untuk mengangkut apa saja, bagaimana pentingnya jalur dan stasiun terkait. “Karena di Jawa banyak perkebunan, tebu, misalnya, kereta api di masa lalu juga untuk mengangkut tebu ke pabrik gula, atau mengangkut barang. Lantas setelah pabrik gula tak lagi beroperasi, bagaimana?” lanjut Heringa.

Buku De Collectie Bijzonderestations-gebouwen in Nederland berisi 50 koleksi stasiun – dari 383 stasiun abad 19 dan 20 – di Belanda baik yang sudah uzur maupun yang baru dengan alasan stasiun baru itu di masa datang tetap akan jadi warisan budaya. Ke-50 stasiun itu dipilih secara ketat, dilihat baik dari sejarah dan juga sisi arsitektural di mana dengan melihat buku tersebut pembaca akan melihat pula perjalanan arsitektur Belanda khususnya di stasiun. Di samping itu, diharapkan stasiun terkait akan lebih meningkatkan fungsinya dalam berbagai kegiatan khususnya ekonomi serta fungsi transportasi itu sendiri sembari mengembangkan kawasan di sekitar stasiun.

sumber : kompas.com

Temen2 yang punya liputan stasiun yang direvitalisasi kumpulin di sini ya..lebih bagus ada gambar stasiun sebelum dan sesudah direvitalisasi.

Buat om momod: Kalo salah kamar ya dipindah, kalo udah ada ya digabung Xie Xie
Yang sekarang di revitalisasi:
Tanpa IMB, Revitalisasi Stasiun Jebres Jalan Terus
Selasa, 26/01/2010 11:00 WIB - dya

BALAIKOTA—Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap akan melakukan rencana revitalisasi Stasiun Jebres mulai hari ini, Selasa (26/1). Meskipun Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Kota Solo belum mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam rencana revitalisasi bangunan Stasiun Jebres tersebut.
Kepala DTRK, Yob S Nugroho kepada Joglosemar mengatakan, pihaknya hingga Senin (25/1) belum memberikan izin pengurusan IMB untuk pelaksanaan revitalisasi Stasiun Jebres. “Hingga hari ini, kami belum menerima permohonan izin dari pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terkait IMB sebagai syarat administratif yang harus dipenuhi sebelum melakukan revitalisasi,” ujar dia.
Yob menjelaskan, IMB tidak hanya untuk izin mendirikan bangunan, akan tetapi juga diperlukan sebagai izin mengubah bangunan. Mengingat, stasiun Jebres merupakan bangunan cagar budaya. “IMB tersebut merupakan salah satu langkah pengendalian sekaligus pendataan, sehingga harus dipenuhi,” ungkap dia.
Disinggung bagaimana jika PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tetap melaksanakan revitalisasi berupa pengecatan ulang dan penggantian lantai stasiun, tanpa mengurus IMB yang dimaksud DTRK, maka menurut Yob, hal tersebut menyalahi prosedur.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan Bersejarah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Ella Ubaidi ketika dihubungi, Joglosemar, Senin (25/1) mengatakan, pihaknya akan tetap melaksanakan proyek revitalisasi, pada hari ini. “Kami juga bingung kenapa harus ada persyaratan IMB, wong kita sudah disetujui oleh Pak Walikota Joko Widodo,” ujarnya.
Ella menjelaskan, bahwa proyek ini sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Solo sebagai Kota Heritage. Selain itu, Ella mengaku telah mengantongi izin dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3).
Ella menjelaskan, pihaknya akan melakukan pengecatan ulang seluruh dinding dengan warna abu-abu, putih, dan hijau prada. Proyek yang rencananya akan berjalan selama tiga bulan ini, menelan anggaran PT. Kereta Api Indonesia (Persero) hingga Rp 500 juta. (dya)
Tahun 2009:
Dephub Bakal Revitalisasi Stasiun KRL di Jakarta

Jakarta.go.id - Untuk mengatasi masalah klasik di Jakarta yaitu kemacetan yang semakin parah, Departemen Perhubungan akan mengembangkan transportasi berbasis massal yaitu kereta api komuter.

"Salah satunya dengan merevitalisasi jalur lingkar kereta api di Jakarta," ucap Sunugroho Kepala Bidang Angkutan Darat Departemen Perhubungan saat diskusi di Jakarta Media Center, Rabu (5/8).

Dari 16 stasiun KRL di Jakarta, kata Sunugroho, 9 stasiun akan dilakukan penataan ulang, 4 stasiun akan dipindahkan, dan akan ditambah 7 stasiun baru. "Jadi total 20 stasiun akan direvitalisasi," ujarnya.

Permasalahan kemacetan di Jakarta selama ini, kata dia, terjadi akibat jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah rata-rata 11 persen pertahun dan saat ini telah mencapai sekitar 4,5 juta kendaraan. "Setiap hari rata-rata 600 ribu kendaraan dari Jabodetabek masuk ke Jakarta. Kerugian ekonomi pertahun untuk biaya operasi kendaraan sekitar Rp. 3 triliun," ucapnya.

Penambahan jumlah kendaraan tersebut, ucapnya, tidak seimbang dengan penambahan ruas jalan yang hanya kurang dari 1 persen pertahun. Selain itu, perbaikan transportasi yang kurang optimal mengakibatkan penurunan minat investor untuk menanamkan modal di bidang transportasi. "2014 jika tidak ada terobosan akan terjadi kemacetan total," ujarnya.

Departemen Perhubungan, ucap dia, sudah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum dan angkutan massal, menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, serta peningkatan penggunaan moda angkutan yang hemat energi dan rendah polusi. "Kita sudah terapkan angkutan umum dengan bahan bakar gas (BBG). Tapi sayang BBG-nya belum tersedia cukup," ujarnya.

Sumber : Kompas.com
Reply


Messages In This Thread
Revitalisasi Stasiun - by fun_plano - 25-02-2010, 11:49 AM
RE: Revitalisasi Stasiun - by fun_plano - 25-06-2010, 08:48 PM
RE: Revitalisasi Stasiun - by Warteg - 29-06-2010, 07:01 PM

Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)