03-12-2010, 06:51 AM
TEMPO Interaktif, Purwakarta - Hati-hati buat Anda yang senang bepergian dengan cara menyusuri bantalan rel kereta api. Salah - salah Anda akan menjadi korban. Seperti yang menimpa keluarga Ujang Karmita, 36 tahun warga kelurahan Gaga kecamatan Larangan kota Tangerang. Dia bersama istri dan 2 anaknya secara bersama - sama menjadi korban tabrak Kereta Api Argo Parahyangan jurusan Jakarta - Bandung saat keempatnya menyusuri bantalan rel di kilometer 116+800 desa Malangnangah kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta, Kamis (2/12). Nyawa Karmita, Nuryeti (isteri) dan Tia anak perempuannya (10 tahun( tak tertolong saat ditabrak Argo Parahyangan dari arah belakang. Sedangkan, anak balita berusia 2 tahun selamat meski dalam keadaan kritis dan kini masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul.13.30 tersebut berawal ketika keluarga Karmita pulang silaturahmi dari keluarganya yang bertempat tinggal di kampung Cibuntu desa Sukatani. Dari rumah keluarganya itu, Karmita sekeluarga berniat melanjutkan perjalanan menuju Garut dan memutuskan berangkat dengan menggunakan kereta api rel diesel dari stasiun Sukatani. Karena jarak antara rumah keluarganya dengan stasiun Sukatani hanya 50 meteran saja, Karminta kemudian mengajak keluarganya berjalan kaki menyusuri bantalan rel kereta api. Tapi, apa lacur, ajakan Karmita kepada istri dan dua anaknya itu berbuah fatal. Saat mereka berjalan beriringan tiba - tiba dari arah belakang mereka datang Argo Parahyangan jalur Jakarta menuju Bandung. Karmita sekeluarga tampaknya tak mendengar kedatangan kereta Eksekutif tersebut hingga akhirnya mereka tewas tertabrak dengan kondisi mengenaskan.
Kepala Stasiun Sukatani Aang Suardi mengaku melihat aksi ngabaduy (jalan beriringan) keluarga Karmita di pinggir jalur 2 trayek Jakarta - Bandung itu. “Saya berteriak - teriak sampai suara saya habis, tapi mereka tetap tak mendengarnya,â€Âkata Aang. Seketika itu juga, ketiganya dan anak balita di dalam gendongan ibunya tersambar kereta hingga beberapa meter. Semua korban tertabrak Argo Parahyangan tersebut kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bayu Asih.
NANANG SUTISNA
Sumber =
--------------------
Rest in peace buat 3 penduduk yang tewas ini... Kasihan si kecil... umurnya masih sekitar 1,5 tahun dah jadi yatim piatu dan semata wayang pula... Kakaknya ikut kelindes KA Gopar ini.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul.13.30 tersebut berawal ketika keluarga Karmita pulang silaturahmi dari keluarganya yang bertempat tinggal di kampung Cibuntu desa Sukatani. Dari rumah keluarganya itu, Karmita sekeluarga berniat melanjutkan perjalanan menuju Garut dan memutuskan berangkat dengan menggunakan kereta api rel diesel dari stasiun Sukatani. Karena jarak antara rumah keluarganya dengan stasiun Sukatani hanya 50 meteran saja, Karminta kemudian mengajak keluarganya berjalan kaki menyusuri bantalan rel kereta api. Tapi, apa lacur, ajakan Karmita kepada istri dan dua anaknya itu berbuah fatal. Saat mereka berjalan beriringan tiba - tiba dari arah belakang mereka datang Argo Parahyangan jalur Jakarta menuju Bandung. Karmita sekeluarga tampaknya tak mendengar kedatangan kereta Eksekutif tersebut hingga akhirnya mereka tewas tertabrak dengan kondisi mengenaskan.
Kepala Stasiun Sukatani Aang Suardi mengaku melihat aksi ngabaduy (jalan beriringan) keluarga Karmita di pinggir jalur 2 trayek Jakarta - Bandung itu. “Saya berteriak - teriak sampai suara saya habis, tapi mereka tetap tak mendengarnya,â€Âkata Aang. Seketika itu juga, ketiganya dan anak balita di dalam gendongan ibunya tersambar kereta hingga beberapa meter. Semua korban tertabrak Argo Parahyangan tersebut kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bayu Asih.
NANANG SUTISNA
Sumber =
--------------------
Rest in peace buat 3 penduduk yang tewas ini... Kasihan si kecil... umurnya masih sekitar 1,5 tahun dah jadi yatim piatu dan semata wayang pula... Kakaknya ikut kelindes KA Gopar ini.