25-12-2011, 10:40 PM
Alasan kenapa kok saya mengusulkan KA tidur untuk jalur utara, karena terpengaruh oleh pembicaraan saya dengan salah seorang pejabat atas PT KA.
Waktu itu saya bertanya, kenapa kok tidak ada KA tidur di Indonesia. Beliau mengatakan ada dua masalahnya:
-kalau beli dari INKA mahal.
-kalau impor dari Jepang ukurannya terlalu besar untuk lewat terowongan.
Waktu membaca poin kedua, saya terhenyak. Rupanya Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara di Asia Tenggara yang ditawari gerbong tidur Blue Train eks-Jepang! Pada akhirnya, yang menerima gerbong-gerbong ini malah Thailand, Malaysia, dan Philippine.
Kembali ke topik, kalau seandainya memang terlalu besar untuk lewat terowongan, ya trayeknya jangan mengikuti KA Bima. Jangan terpaku trayek lama, tapi coba lewat jalur utara, atau paling tidak melewati eks jalurnya Bintang Senja (rutenya mirip Bangunkarta, hanya saja berakhir di Surabaya).
Waktu itu saya bertanya, kenapa kok tidak ada KA tidur di Indonesia. Beliau mengatakan ada dua masalahnya:
-kalau beli dari INKA mahal.
-kalau impor dari Jepang ukurannya terlalu besar untuk lewat terowongan.
Waktu membaca poin kedua, saya terhenyak. Rupanya Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara di Asia Tenggara yang ditawari gerbong tidur Blue Train eks-Jepang! Pada akhirnya, yang menerima gerbong-gerbong ini malah Thailand, Malaysia, dan Philippine.
Kembali ke topik, kalau seandainya memang terlalu besar untuk lewat terowongan, ya trayeknya jangan mengikuti KA Bima. Jangan terpaku trayek lama, tapi coba lewat jalur utara, atau paling tidak melewati eks jalurnya Bintang Senja (rutenya mirip Bangunkarta, hanya saja berakhir di Surabaya).