Thread Rating:
  • 2 Vote(s) - 3 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Jalur mati Secang-Ambarawa-Tuntang
#51
wah.. sangat menantikan jalur Kedungjati-Tuntang dibuka kembali... Playboy
Antara Cinta dan Obsesi...




Reply
#52

Oalah, mau KA gerigi yg cepat dan mengutamakan kebutuhan penglaju? Panggil saja BB 204 kemari!Ngakak
[/quote]

Sumbar rel giginya beda sama yang di ABR mas. E1060 dulu nggak bisa naik ke Bedono, begitu pula BB204. Kalaupun bisa, nggak bakal lebih cepat jalannya, BB204 kalau naik jalur gigi kalau nggak salah berapapun bebannya cuma bisa jalan di kecepatan max 10km/jam, sedangkan B25 bisa jalan full speed di jalur gigi. Nggak tahu kalau E10 gimana.
Reply
#53

Full-speed apanya? B 25 yg katanya kecepatannya 40 km/jam kalau mendaki jalur Jambu-Bedono cuma 10 km/jam kok (CMIIW). BB 204 yg notabene kecepatan max 60 km/jam mustinya bisa lebih dari itu. Kalau mau didinaskan permanen di Ambarawa, pertama hrs merubah komponen roda gigi-nya mjd pas dgn susunan gerigi di Ambarawa. E 10 juga begitu, nanti kalau tdk dirubah maka tdk bisa naik ke Bedono, begitu pula kalau turun ke Secang atau Magelang yg juga menggunakan gerigi.
Reply
#54

Full-speed apanya? B 25 yg katanya kecepatannya 40 km/jam kalau mendaki jalur Jambu-Bedono cuma 10 km/jam kok (CMIIW). BB 204 yg notabene kecepatan max 60 km/jam mustinya bisa lebih dari itu. Kalau mau didinaskan permanen di Ambarawa, pertama hrs merubah komponen roda gigi-nya mjd pas dgn susunan gerigi di Ambarawa. E 10 juga begitu, nanti kalau tdk dirubah maka tdk bisa naik ke Bedono, begitu pula kalau turun ke Secang atau Magelang yg juga menggunakan gerigi.
[/quote]

dulu saya naik rangkaian B2503, yang saya rasakan, waktu jalan di jalur datar sama waktu naik ke Bedono kecepatannya nggak jauh beda. Saya juga sempat dikasih tahu bapak-bapak, sepertinya pejabat PT KA (soalnya orang-orang ABR sopan banget sama bapak ini) yang juga ikut naik, beliau bilang kalau waktu mendaki di jalur gigi B25 lebih cepat dari BB204. Kenapa? Karena B25 putaran "gigi" dan roda normalnya bisa sinkron sampai kecepatan maksimum, sedangkan BB204 sinkron sampai 10km/jam.

BB204 ketika naik jalur gigi kecepatannya memang dibatasi.
Reply
#55
Ada chabar terbaru dari Museum Ambarawa nih, masih anget cz lsg dari dapurnya:

Quote:Lokomotif Museum Dihidupkan
Kompas Jateng, 7 Juni 2010

Semarang, Kompas - PT Kereta Api berupaya mengaktifkan kembali lokomotif B 5112 buatan Hanomag, Jerman, tahun 1900 untuk melayani rute kereta wisata Ambarawa-Tuntang di Kabupaten Semarang. Hal itu diharapkan menambah daya tarik wisata sekaligus melestarikan cagar budaya.

Lokomotif B 5112 saat ini masih berada di halaman Museum Kereta Api Ambarawa sebagai salah satu koleksi yang dipajang. Adapun PT KA selama ini mengoperasikan dua lokomotif tua B 2502 dan B 2503 buatan Jerman tahun 1902 untuk rute wisata Ambarawa-Bedono sepanjang 10 kilometer.

Sementara rute Ambarawa-Tuntang sepanjang 7,5 kilometer sedang diperbaiki. Bantalan rel diganti dari semua kayu menjadi besi baja, sedangkan rel sepanjang 1 kilometer di stasiun Tuntang menuju Pintu Air Jelok yang tertimbun tanah atau hilang diperbaiki dengan menggunakan sebagian rel di Stasiun Ambarawa dan Bedono.

"Kami diminta bagian Konservasi dan Heritage PT KA untuk mencari lokomotif yang masih bisa dihidupkan kembali. Setelah didata, yang paling memungkinkan itu B 5112 karena ketel uapnya relatif masih baik," kata Kepala Subdipo Traksi Ambarawa Pudjijono di Ambarawa, Minggu (6/6).

Meski begitu, pihaknya tetap harus memeriksa kualitas ketel uap itu, termasuk ketahanannya. Lokomotif B 5112 ini dinilai tangguh dan cocok untuk menjelajahi rute datar karena memiliki dua gandar atau roda penggerak yang berukuran besar. Pelaksanaan perbaikan masih menunggu instruksi lebih lanjut kantor pusat PT KA.

Kepala Stasiun Ambarawa Eko S Mulyanto, terpisah, mengatakan, setelah perbaikan rute Ambarawa-Tuntang rampung Agustus-September, diharapkan lokomotif B 5112 sudah bisa digunakan. Lokomotif wisata Ambarawa Tuntang tidak berhenti di Stasiun Tuntang, tetapi sampai ke pintu air PLTA Jelok. "Jadi lebih lengkap fasilitas dan pemandangan bagi wisatawan yang menikmati rute ini," ujarnya.

Sementara itu, perbaikan rute Ambarawa-Tuntang sudah sepekan ini mencapai rel Stasiun Tuntang menuju pintu air PLTA Jelok. Menurut Lukman, pengawas pekerjaan di ruas tersebut, kesulitan bakal dihadapi personelnya untuk pengerjaan 400 meter rel setelah pintu air karena rel sudah hilang. Rute ini tidak lagi dijalani setelah 1970-an.

"Kami memang mendukung saja karena memang ini tanah milik PT Kereta Api. Namun, kami berharap keretanya dijalankan dengan perlahan di sini demi keamanan warga," ujar Zamzuri (46) yang tinggal persis di depan rel tersebut sejak 1980-an. (GAL)
Reply
#56



Hore B 25 03 Mau dihidupkan lagi .
Reply
#57
Mas Bambang Eko ... klo baca artikelnya kan B 2503 dah SO ....
Dan yang akan dihidupkan lagi B 5112 ... ? bukan begitu ? Sorry klo ane salah ...
Bagi temen-temen yang punya pict update_an pembangunan rel di Stasiun Tuntang - Pintu Air PLTA Jelok akhir-akhir ini mohon disharing ... suwon
Reply
#58
Tak timbulkan lagi ini biar tidak bingung B5112.



@ pro mas Bambang : ini lokonya yang akan di aktifkan lagi.
@ pro mas Eko : sama nunggu RF yang hunting ke lokasi kok belum ada ya.??
Jangan matikan aku bila perlu tambah dan panjangkan jalurku, biarkan kereta melaju di punggungku....SPOR RAIDER

GREEN LIVING
Salam Kereta, Nuwun
Reply
#59

Makasih Mas atas koreksinya , saya hanya salah sebut kok masalah simbah B 2503 , saat bertandang ke ABR th 1981 dulu memang B 2502 dan B 2503 keknya masih sanggup ( aktip ) bawa wisatawan ke Bedono dan jambu .

dan andaikan rangkaian KA Uap jadul yg ada di poto low quality di bawah ini masih bisa jalan alangkah indahnya ya , Jakarta - Surabaya bawa 10 CR , FR plus DR. ( maaf numpang nampang )

Reply
#60

Makasih Mas atas koreksinya , saya hanya salah sebut kok masalah simbah B 2503 , saat bertandang ke ABR th 1981 dulu memang B 2502 dan B 2503 keknya masih sanggup ( aktip ) bawa wisatawan ke Bedono dan jambu .

dan andaikan rangkaian KA Uap jadul yg ada di poto low quality di bawah ini masih bisa jalan alangkah indahnya ya , Jakarta - Surabaya bawa 10 CR , FR plus DR. ( maaf numpang nampang )


[/quote]

Wah kalau gerbong KA di TMII itu eks KLB Presiden Sukarno wkt hijrah ke Yogyakarta. Sarat sejarah tu, tapi yg sangat disayangkan kenapa lokonya pake D 52099?? Kan D 52 datang ke Indonesia tahun 1951-1952, sedangkan kejadiannya tahun 1945 dan lokonya pun pakai C 2849. Ada apa ya?
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)