Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
CC204

CC20418 diperkirakan tahun depan baru keluar entah di bulan apa......yg pasti di awal2 tahun........
calon kuat penerima CC204 itu dipo PWT dan SMC.....
untuk CC204 baru memang untuk sementara ditempatkan dan didinaskan di dipo bandung.........sedangkan yang sudah lama dimutasikan ke dipo2 yang membutuhkan.......
[/quote]

Untuk saat ini dipo BD lebih memprioritaskan dipo JNG, YK dan SDT lebih dulu untuk alokasi mutasi lok CC 204. Rencananya memang akan ada mutasi lok CC 204 batch I ke PWT dan beberapa lok batch II ke SMC, tetapi belum diketahui pasti waktu mutasi lok-lok tsb.
CMIIW
Tokyo Metro 05-108F|Sora Naegi

Jabodetabek no Tsuukin Dentetsu (KCJ)
Reply
Buat saya sih nggak apa kalo CC204 18 dan 19 nggak buat Bandung. Mungkin aja skenario kaya dulu terulang: waktu CC204 05 dan 06 datang, dikiranya untuk Bandung. Ternyata untuk Yogyakarta.
Reply

Memang tidak menjadi masalah kalau CC 204 18 dan berikutnya dialokasikan ke dipo selain BD, tetapi yang jadi masalahnya siapkah dipo yang menerima alokasi lok tsb?
Yang saya ketahui, dipo selain BD yang sudah melakukan pelatihan (training) untuk pengoperasian CC 204 baru JNG, YK, dan SDT.

CMIIW.
Tokyo Metro 05-108F|Sora Naegi

Jabodetabek no Tsuukin Dentetsu (KCJ)
Reply

Memang tidak menjadi masalah kalau CC 204 18 dan berikutnya dialokasikan ke dipo selain BD, tetapi yang jadi masalahnya siapkah dipo yang menerima alokasi lok tsb?
Yang saya ketahui, dipo selain BD yang sudah melakukan pelatihan (training) untuk pengoperasian CC 204 baru JNG, YK, dan SDT.

CMIIW.
[/quote]

SMC ama PWT sudah mas, sekarang Kang Anto lagi mengajar pengoperasian CC204 di BPTT Lempuyangan...

Reply
tadi liat di paskal CC 20413 lagi jadi lok langsir aya trouble kah....?
Reply
kalo jadi lok langsir ya emang trouble........


My Website Railway Photography

My videos on
Reply

Kalau memang jadi lok langsir rangkaian biasanya ada masalah di TM atau bagian roda.
BTW, lok yang jadi pelangsir tsb pastinya akan menjalani PA dalam waktu dekat karena masalah di atas.
Tokyo Metro 05-108F|Sora Naegi

Jabodetabek no Tsuukin Dentetsu (KCJ)
Reply
gak juga........
kalo masalahnya masi ringan gak akan di PA kok......
lagian kerusakan bukan hanya bisa terjadi di TM ataupun roda, bisa jadi kerusakan ada di bagian lain yang mengakibatkan lok tersebut harus diground dolo tidak boleh berjalan jauh......namun masi bisa digunakan pada jarak dekat dan dengan batas kecepatan tertentu


My Website Railway Photography

My videos on
Reply

berarti didalamnya komputer itu mengatur masing masing parts? satu per satu?
lalu untuk perintah eksitasi nya gmana ya ? apa masih pake generator exciter? klo iya generator nya DC atau AC
kan itu MG nya AC ke DC berarti perlu pengaturan field di MG nya supaya nanti waktu masuk rectifier tegangan dan ampere nya pas sesuai beban. atau emang ada alat lain di dalam MG nya?
tapi itu komputernya juga mengatur kinerja mesin dieselnya kan, maksudnya kecepatan putaran nya.

lalu apakah seluruh TM pada 204 sudah tersambung paralel dari awal, atau masih perlu transisi ?
oh iya mesinnya kan Commonrail, itu tekanan bahan bakarnya perna saya liat kok sampe 2 kali lok biasa yah, tinggi sekali

terus sistim pengaman nya apa masih sama dengan lok sebelumnya? ( SETK, GROUND, Pengawas Keamanan, Roda Selip)

tapi 204 itu klo jalan Loks, kok seperti tidak ada tenaga nya yah, musti trotel agak tinggi, kesulitannya waktu mau nyambung ke rangkaian, musti pake perasaan luncuran, karena kdang notch 1 tidak maju tapi tarik ke 2 malah larat.

terima kasih sebelumnya
[/quote]

Jawaban:
1. Tidak, komputer tsb mengatur semua kerja part dari 1 ROM yang nantinya diproses sesuai komponen apa yang melakukan interupsi (interrupt request)...
2. CC 204 generasi awal masih pakai generator exciter AC, tapi kalau CC 204 batch II sudah otomatis.
3. Kalau pengaturan field biasanya pakai rangkaian attenuator yang terdiri dari resistor-resistor yang besarnya disesuaikan dengan besar arus keluaran, tapi di dalam MGnya gak ada alat lain.
4. Seluruh TM pada CC 204 batch II sudah diparalel, tapi kalau CC 204 batch I kalau tidak salah memiliki delay transisi antar TM.
5. Kalau masalah bahan bakar saya kurang tahu pasti karena belum pernah lihat yang seperti itu, tapi biasanya gejala seperti itu menandakan ketidakberesan katup yang berada di antara mesin dan saluran bahan bakar.
6. Sistem pengamanannya masih sama dengan lok-lok GE lain seperti yang disebutkan di atas.
7.Maksudnya jalan hanya dengan lok kah?
Kalau tak ada tenaga seperti itu ada hubungannya dengan saluran bahan bakar yang mungkin terjadi kemacetan aliran bahan bakar atau adanya masalah di katup seperti yang sudah dijelaskan pada (5) sehingga mesin kekurangan HSD dan "mbrebet".
Efeknya sangat terasa saat menarik rangkaian, di mana pada traksi rendah sangat berat untuk melaju tetapi pada saat traksi tinggi lancar jaya (seperti gejala "mbrebet" pada septor).

NB:
septor = sepeda motor
mbrebet = tanda mesin kekurangan bahan bakar, gejalanya putaran mesin tidak teratur dalam satu periode waktu

CMIIW

Saya akan jawab pertanyaan lainnya di lain waktu...
[/quote]

maaf mas saya cuma mau menambahkan saja untuk nomor 5.. Karena CC204 sudah menggunakan teknologi diesel common-rail, maka tekanan bahan bakar akan lebih tinggi daripada diesel konvensional. pada diesel konvensional untuk "memasukkan" baham bakar (HSD) ke dalam ruang bakar digunakan pompa injector apabila dalam mobil cukup pouler disebut dengan pmpa BOSCH.. sedangka pada diesel common-rail digunakan injektor elektronik yang menyemprotkan bahan bakae yg diatur secara elektrik dengan komputer, sehingga tekanan bahan bakar dapat lebih tinggi dan pembakaran pun lebih efisien dan optimal.. dapat dilihat di disana dijelaskan bahwa tekanan bahan bakar pada common-rail dapat mencapai 1,800 bars (26,000 psi) sedangkan diesel non-common-rail "hanya" dapat mencapai 1,000 bar/15,000 psi itupun untuk yang high pressure diesel.
[/quote]

Common rail itu sistem pipa saluran yang dipakai bersama oleh beberapa injector yang tekanannya dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit), jadi mesin yang menggunakan teknologi ini tidak membutuhkan pemanasan terlebih dahulu, dan juga kebisingan suara serta kadar emisinya lebih rendah dari mesin biasa.

Sistem komputer CC 204 itu berbeda dengan PLC (Programmable Logic Controller) yang mana PLC adalah turunan dari mikrokontroler yang hanya dapat melakukan satu proses dalam satu periode waktu, sedangkan komputer pada CC 204 dapat melakukan banyak proses dalam satu periode waktu.
[/quote]

mungkin yg di maksud adalah sistem VVTI (variable valve timing intelegent/injection) kalo di enggine mobil..kususnya buatan TOYOTA n DAIHATSU....sebab aye liat seperti yg di terangkan tadi...prinsip kerja enggine lok cc204 hampir sama...bertujuan untuk irit bahan bakar,dengan aklerasi yg besar...fokus kinerja nya lebih di fokuskan di bagian valve(common rail).
Untuk menghitung waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (akselerator) dan temperatur air Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi chamshaft atau crankshaft memberikan sinyal sebagai respon koreksi.
Mudahnya sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan menghemat konsumsi BBM. nah pijakan gas nya di ganti dengan thortle pada loko

silahkan kalo mau liat prosesnya di sini

Bye Bye
Cikeusal stasion

Sedih
Reply
tadi pagi liat CC 20411 narik lodaya masuk bandung jam 05.45...
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)