14-06-2011, 08:06 AM
SUDAH LAMA THREAD INI NON AKTIF, MARI KITA AKTIFKAN KEMBALI..... 

Sabtu, 04 Juni 2011 seperti yang telah direncanakan, saya dan Mas Intrias blusukan di bekas jalur KA Tunggulhideung-Tanjungsari-Jatinangor-Rancaekek. Sebenarnya saya pesimis acara blusukan ini dapat dilakukan karena jumat malam saya masih di Jakarta, akhirnya dengan tekat yang bulat saya berangkat juga. Pukul 04.00 WIB dengan mengendarai motor kesayangan, saya melesat menuju Bandung terlebih dahulu. Tak diceritakan selama diperjalanan, pukul 07.30 saya sudah di Cimahi, ternyata Mas Intrias yang tadinya mau berangkat duluan nelpon katanya masih dirumah, maka meluncurlah saya ke rumahnya Mas Intrias.
Pukul 08.20 WIB saya telah tiba dirumahnya Mas Intrias. Setelah istirahat beberapa menit, Kami memutuskan berangkat ke Tunggulhideung terlebih dahulu. Kali ini saya di bonceng oleh Mas Intrias, sedangkan motor saya istirahat di rumahnya Mas Intrias. Pukul 09.45 WIB kami tiba di Tunggulhideung, Tunggulhideung adalah bekas sebuah pondasi jembatan KA tempat berakhirnya pembangunan jalur KA Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari dan (mungkin hingga Kadipaten).
Tunggulhidueng adalah dua buah tiang bekas viaduct, masyarakat menyebut kedua bekas tiang itu Tunggulhideung karena jika malam hari hanya kelihatan bangunan kayak tiang hitam (tunggul=tiang, hideung=hitam). Bangunan bekas tiang viaduct ini berada di Dusun Cikondang, Desa Ciluluk, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Setelah puas mengabadikan Tunggulhideung, kami menyusuri bekas jalur hingga pinggir jalan raya Bandung-Sumedang, menurut penduduk sekitar dulu pernah ada tiang jembatan dipinggir jalan raya, tetapi karena mengganggu pandangan sopir maka tiang itu dirobohkan.




Sabtu, 04 Juni 2011 seperti yang telah direncanakan, saya dan Mas Intrias blusukan di bekas jalur KA Tunggulhideung-Tanjungsari-Jatinangor-Rancaekek. Sebenarnya saya pesimis acara blusukan ini dapat dilakukan karena jumat malam saya masih di Jakarta, akhirnya dengan tekat yang bulat saya berangkat juga. Pukul 04.00 WIB dengan mengendarai motor kesayangan, saya melesat menuju Bandung terlebih dahulu. Tak diceritakan selama diperjalanan, pukul 07.30 saya sudah di Cimahi, ternyata Mas Intrias yang tadinya mau berangkat duluan nelpon katanya masih dirumah, maka meluncurlah saya ke rumahnya Mas Intrias.
Pukul 08.20 WIB saya telah tiba dirumahnya Mas Intrias. Setelah istirahat beberapa menit, Kami memutuskan berangkat ke Tunggulhideung terlebih dahulu. Kali ini saya di bonceng oleh Mas Intrias, sedangkan motor saya istirahat di rumahnya Mas Intrias. Pukul 09.45 WIB kami tiba di Tunggulhideung, Tunggulhideung adalah bekas sebuah pondasi jembatan KA tempat berakhirnya pembangunan jalur KA Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari dan (mungkin hingga Kadipaten).
Tunggulhidueng adalah dua buah tiang bekas viaduct, masyarakat menyebut kedua bekas tiang itu Tunggulhideung karena jika malam hari hanya kelihatan bangunan kayak tiang hitam (tunggul=tiang, hideung=hitam). Bangunan bekas tiang viaduct ini berada di Dusun Cikondang, Desa Ciluluk, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Setelah puas mengabadikan Tunggulhideung, kami menyusuri bekas jalur hingga pinggir jalan raya Bandung-Sumedang, menurut penduduk sekitar dulu pernah ada tiang jembatan dipinggir jalan raya, tetapi karena mengganggu pandangan sopir maka tiang itu dirobohkan.

