01-07-2011, 08:57 PM
Setelah jepret-jepret diatas, kami mencoba untuk ke bawah dan ternyata susah karena memang tidak ada jalan ke bawah disisi kiri, alhasil kami hanya motret di balik pepohonan bambu. Kami lihat sekeliling ternyata tanah dipepohonan bambu tersebut rata kayak sering dipake “mojok†dikala senja hari.


Setelah puas kami balik ke atas dan meneruskan perjalanan menyusuri bekas jalur KA tersebut yang ternyata dicor hingga ke desa lainnya. Sambil berjalan kami celingak-celinguk mencari bekas Stasiun Cileles yang jarak dari Tanjungsari sekitar 3,1 km. Setiap melewati rumah-rumah penduduk kami pada dilihatin sama “penghuni†tanah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan penuh selidik. Ditengah jalan kami menemukan bekas tandon air untuk pengisian air ke lokomotif uap. Kini bekas penampungan air tersebut digunakan untuk pengairan ke sawah-sawah.

Perjalanan dilanjutkan dengan terus menyusuri bekas jalur KA yang kini sangat mulus. Ternyata pemandangan di bekas jalur ini sangat indah, hamparan sawah dan perkebunan yang menghijau, bukit-bukit yang menghijau juga serta Gunung Geulis yang mempesona.

Akhirnya disuatu tempat bekas jalur KA menjadi sawah, sedangkan jalan desa belok kanan menanjak. Sambil istirahat kami membuka peta topografi untuk melihat bekas jalur KA selanjutnya kemana. Ketika sedang diskusi harus kemana, melintas seorang bapak yang mengendarai sepeda motor, kamipun bertanya arah ke Jembatan Cikuda ke sebelah mana, ternyata beliau juga searah dengan kita maka kamipun mengikutinya.



Setelah puas kami balik ke atas dan meneruskan perjalanan menyusuri bekas jalur KA tersebut yang ternyata dicor hingga ke desa lainnya. Sambil berjalan kami celingak-celinguk mencari bekas Stasiun Cileles yang jarak dari Tanjungsari sekitar 3,1 km. Setiap melewati rumah-rumah penduduk kami pada dilihatin sama “penghuni†tanah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan penuh selidik. Ditengah jalan kami menemukan bekas tandon air untuk pengisian air ke lokomotif uap. Kini bekas penampungan air tersebut digunakan untuk pengairan ke sawah-sawah.

Perjalanan dilanjutkan dengan terus menyusuri bekas jalur KA yang kini sangat mulus. Ternyata pemandangan di bekas jalur ini sangat indah, hamparan sawah dan perkebunan yang menghijau, bukit-bukit yang menghijau juga serta Gunung Geulis yang mempesona.

Akhirnya disuatu tempat bekas jalur KA menjadi sawah, sedangkan jalan desa belok kanan menanjak. Sambil istirahat kami membuka peta topografi untuk melihat bekas jalur KA selanjutnya kemana. Ketika sedang diskusi harus kemana, melintas seorang bapak yang mengendarai sepeda motor, kamipun bertanya arah ke Jembatan Cikuda ke sebelah mana, ternyata beliau juga searah dengan kita maka kamipun mengikutinya.
