16-09-2010, 05:15 PM
kalau saya tahunya pertengahan tahun 80 an. soalnya kalo tahun 70 belum lahir.
saya sering diajak bapak jalan2 naik dari kalibata ke kota. dulu krl rheo nyaman banget. gorden nya masih ada. krl nya bersih. pintu pneumatiknya masih bekerja baik. saya yang paling suka dulu itu memperhatikan pintu dan anak tangganya yang otomatis buka nya. pokoknya seru banget. dulu krl sering pake 3 set jadi ada 12 gerbong. panjang banget. sayang dulu belum bisa foto2. jadi gak punya dokumentasi.
pembangunan rel layang kira2 tahun 90 an. selesai 92 atau 93. dulu sih rencananya mau diperuntukan khusus krl. jadi selain ka listrik di pindah ke senen. nyatanya ka disel masih tetap lewat atas sampai sekarang.
krl ada sudah lama kayaknya tahun 70 an sudah ada deh. kalo sebelum 70 apa ditarik sama lok bonbon ya? cmiiw.
[/quote]
Pionir dari KRL Jabotabek sendiri adalah KRL rheostatik dari Nippon Sharyo yang mulai beroperasi tahun 1976, yang mana pada saat itu jalur lingkar Jakarta sudah dielektrifikasi. KRL tsb pernah digabung menjadi 3 set lantaran penumpang yang membludak. Sebelum itu, KA komuter di Jakarta memakai lok listrik (si Bonbon dkk) yang menarik 4-6 kereta penumpang biasa.
Stasiun Gambir layang awalnya hanya diperuntukkan bagi KRL-KRL rheostatik tsb, sedangkan KA AKAP yang menggunakan baik lok DH (BB 300xx) maupun DE (BB 20xxx, CC 200xx & CC 201xx) menggunakan jalur di bagian bawah. Namun dalam perkembangannya GMR layang digunakan untuk KA AKAP kelas eksekutif dan bisnis karena jalur bagian bawah dinilai tidak lagi efisien mengatasi kemacetan lalin di sekitar GMR.
Pembangunan rel layang CKI-JYK sendiri berlangsung sekitar pertengahan tahun 1990 yang selesai pada akhir tahun 1992.
CMIIW.
[/quote]
Tepatnya (kalo saya lihat di buku Sejarah) tanggal 03 Juni 1992.
Tapi tanggal rel yang di bawah resmi dinon-aktifkan kapan ya? Sejak pertama kali saya naik KA ke GMR berhentinya sudah diatas (lahir saja tahun 93 akhir).
Makasih untuk infonya.
Visit my new blog at
Visit also:
Visit also: