21-04-2011, 03:03 PM
Nambahin komentar ttg GMR, mungkin perlu dipikirkan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 1 JAK untuk merehab kembali Stasiun Gambir.
Dengan menambah 1 jalur dan 1 peron (3/4 ato 1/2 dari lebar peron jalur 1 2 3 4) di sebelah barat dan timur, sehingga nantinya Stasiun Gambir memiliki 6 sepur dimana nantinya sepur lurus berada di jalur 3 dan 4 menjadi jatah KRL sedangkan sepur 1, 2, 5 dan 6 untuk KA jarak jauh. Ato jalur 1 dan 6 untuk KRL, 2, 3, 4 dan 5 untuk KA jarak jauh.
Masalah parkiran nantinya bisa diatur di bagian bawah jalur yg baru, ato merehab kembali parkiran yg sudah ada.
Dan untuk mengurangi kepadatan GMR, mungkin bisa juga dibikinkan solusi untuk memecah konsentrasi penumpang supaya tidak terpusat di Stasiun Gambir.
KA Argo/Eksekutif/Eksekutif+Bisnis (campuran) tujuan Bandung, Cirebon, Purwokerto, Surabaya ( via Utara dan Selatan) Malang diberangkatkan dari JAKK, GMR dan MRI (stabling rangkaian di JAKK, lok kembali dipo JNG via PSE).
KA Argo/Eksekutif tujuan Semarang, Jogja dan Solo (jdw keberangkatan sore/malam) diberangkatkan dari GMR, MRI, (stabling rangkaian di MRI).
KA Argo/Eksekutif tujuan Semarang, Jogja dan Solo (jdw keberangkatan pagi/siang) diberangkatkan dari GMR, PSE (stabling rangkaian di MRI).
Jika ini diberlakukan maka perlu juga adanya penyesuaian jdw keberangkatan KA-KA yg berangkat dari JAKK-PSE-JNG dan THB-MRI-JNG.
Kalo membangun DDT JAKK-GMR-MRI, kayaknya agak sulit deh walau secara teknologi memungkinkan. Jalur antara JAKK-JAYAKARTA-MANGGA BESAR misalnya di sebelah baratnya adalah pemukiman penduduk dan sebelah timurnya ada jalan kecil penghubung JAYAKARTA-MANGGA BESAR, kalo dipaksakan, ongkosnya lebih besar, karena PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pastinya harus kasih ganti rugi ke penduduk dan ganti rugi ke pemda jika jalan kecil antara JAYAKARTA-MANGGA BESAR dimatikan.
Jalur MANGGA BESAR-SAWAH BESAR, kayaknya memungkinkan karena ada lahan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yg dijadikan jalan untuk akses ke kios2 yg dibangun di bawah jalan layang KA di petak tersebut.
SAWAH BESAR-GONDANGDIA-GAMBIR, hampir sama juga lahannya kayak MANGGA BESAR-SAWAH BESAR, cuma bedanya gak ada kios2 (gak tau kalo sekarang).
GAMBIR-CIKINI, mungkin bakal ngepras jalan di timur dan baratnya.
Ada pendapat lain???
Dengan menambah 1 jalur dan 1 peron (3/4 ato 1/2 dari lebar peron jalur 1 2 3 4) di sebelah barat dan timur, sehingga nantinya Stasiun Gambir memiliki 6 sepur dimana nantinya sepur lurus berada di jalur 3 dan 4 menjadi jatah KRL sedangkan sepur 1, 2, 5 dan 6 untuk KA jarak jauh. Ato jalur 1 dan 6 untuk KRL, 2, 3, 4 dan 5 untuk KA jarak jauh.
Masalah parkiran nantinya bisa diatur di bagian bawah jalur yg baru, ato merehab kembali parkiran yg sudah ada.
Dan untuk mengurangi kepadatan GMR, mungkin bisa juga dibikinkan solusi untuk memecah konsentrasi penumpang supaya tidak terpusat di Stasiun Gambir.
KA Argo/Eksekutif/Eksekutif+Bisnis (campuran) tujuan Bandung, Cirebon, Purwokerto, Surabaya ( via Utara dan Selatan) Malang diberangkatkan dari JAKK, GMR dan MRI (stabling rangkaian di JAKK, lok kembali dipo JNG via PSE).
KA Argo/Eksekutif tujuan Semarang, Jogja dan Solo (jdw keberangkatan sore/malam) diberangkatkan dari GMR, MRI, (stabling rangkaian di MRI).
KA Argo/Eksekutif tujuan Semarang, Jogja dan Solo (jdw keberangkatan pagi/siang) diberangkatkan dari GMR, PSE (stabling rangkaian di MRI).
Jika ini diberlakukan maka perlu juga adanya penyesuaian jdw keberangkatan KA-KA yg berangkat dari JAKK-PSE-JNG dan THB-MRI-JNG.
Kalo membangun DDT JAKK-GMR-MRI, kayaknya agak sulit deh walau secara teknologi memungkinkan. Jalur antara JAKK-JAYAKARTA-MANGGA BESAR misalnya di sebelah baratnya adalah pemukiman penduduk dan sebelah timurnya ada jalan kecil penghubung JAYAKARTA-MANGGA BESAR, kalo dipaksakan, ongkosnya lebih besar, karena PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pastinya harus kasih ganti rugi ke penduduk dan ganti rugi ke pemda jika jalan kecil antara JAYAKARTA-MANGGA BESAR dimatikan.
Jalur MANGGA BESAR-SAWAH BESAR, kayaknya memungkinkan karena ada lahan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yg dijadikan jalan untuk akses ke kios2 yg dibangun di bawah jalan layang KA di petak tersebut.
SAWAH BESAR-GONDANGDIA-GAMBIR, hampir sama juga lahannya kayak MANGGA BESAR-SAWAH BESAR, cuma bedanya gak ada kios2 (gak tau kalo sekarang).
GAMBIR-CIKINI, mungkin bakal ngepras jalan di timur dan baratnya.
Ada pendapat lain???
Murtini
Lahir: Purwokerto, 12 Desember 1950
Wafat: Jakarta, 17 Juli 2012
Selamat jalan mama. Kelak kita akan bertemu kembali.
Semboyan 40, 41, mama aman berangkat.