salam railfans,
Pembangunan infrastruktur rel di Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. pembangunan ini nantinya akan menghubungkan pesisir timur NAD (yang memang sebelumnya telah ada jalur dan tanah PT. Kereta Api (Persero)) dari ibu kota Banda Aceh hingga ke wilayah Divre I Sumatra Utara. rel yang digunakan menggunakan standar internasional, yakni 1435.
sedangkan stasiun2 lain yang belum sempat terhubung dan di renovasi / di bangun ulang masih banyak yang dibiarkan apa adanya. seperti yang terjadi di Kuala Simpang, di mana bekas stasiun utama rusak berat tak terawat dan di sebagian tanahnya didirikan TK. stasiun Bireun berubah menjadi gudang, dan jalur lintasnya telah menjadi jalan lingkungan yang di padati bangunan pemukiman dan hanya menyisakan sepasang rel yang menyembul dari dalam tanah. kondisi stasiun lainnya pun setali tiga uang. sedangkan stasiun2 baru, belum seluruhnya selesai dibangun. pengerjaan relnya pun masih terputus2, demikian pula halnya dengan jembatan
pembangunan kembali jaringan KA di NAD saat ini bukan hanya isapan jempol atau angan semata. tetapi melihat kondisi eksisting yang ada, sekiranya akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. satker dephub terus melakukan kegiatan pembangunan di sana
saya pun bermimpi dan mengkhayalkan betapa indahnya jika suatu saat Sumatra memiliki jaringan KA yang lengkap selayaknya di Jawa. terbentang dari Banda Aceh-Kuala Simpang-Besitang-Medan-Rantau Prapat-Payakumbuh-Muaro Sijunjuang-Pekanbaru-Padang-Palembang-Prabumulih hingga Tanjung Karang
semoga segera selesai dan terwujud, amien
wassalam
Pembangunan infrastruktur rel di Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. pembangunan ini nantinya akan menghubungkan pesisir timur NAD (yang memang sebelumnya telah ada jalur dan tanah PT. Kereta Api (Persero)) dari ibu kota Banda Aceh hingga ke wilayah Divre I Sumatra Utara. rel yang digunakan menggunakan standar internasional, yakni 1435.
Image hosted by kapanlagi.com
Image hosted by kapanlagi.com
Image hosted by kapanlagi.com
sedangkan stasiun2 lain yang belum sempat terhubung dan di renovasi / di bangun ulang masih banyak yang dibiarkan apa adanya. seperti yang terjadi di Kuala Simpang, di mana bekas stasiun utama rusak berat tak terawat dan di sebagian tanahnya didirikan TK. stasiun Bireun berubah menjadi gudang, dan jalur lintasnya telah menjadi jalan lingkungan yang di padati bangunan pemukiman dan hanya menyisakan sepasang rel yang menyembul dari dalam tanah. kondisi stasiun lainnya pun setali tiga uang. sedangkan stasiun2 baru, belum seluruhnya selesai dibangun. pengerjaan relnya pun masih terputus2, demikian pula halnya dengan jembatan
pembangunan kembali jaringan KA di NAD saat ini bukan hanya isapan jempol atau angan semata. tetapi melihat kondisi eksisting yang ada, sekiranya akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. satker dephub terus melakukan kegiatan pembangunan di sana
saya pun bermimpi dan mengkhayalkan betapa indahnya jika suatu saat Sumatra memiliki jaringan KA yang lengkap selayaknya di Jawa. terbentang dari Banda Aceh-Kuala Simpang-Besitang-Medan-Rantau Prapat-Payakumbuh-Muaro Sijunjuang-Pekanbaru-Padang-Palembang-Prabumulih hingga Tanjung Karang
semoga segera selesai dan terwujud, amien
wassalam