Lanjut:
Di Madiun ternyata sudah tidak ada pedagang pecel, padahal perut saya sudah mulai keroncongan, beli di restorasi juga pilihan yang baik karena pengalaman teman saya beli nasi goreng di pasundan harganya 20 ribu dan rasanya gak enak. Jadi saya memutuskan untuk menahan lapar. Akhirnya jam 11.29 pasundan berangkat dari MN.
Sepanjang perjalanan MN-KTA sangat lancar karena sancaka sudah jauh didepan sehingga gak perlu tunggu2 aman lagi. Di petak MN-SK benar2 dikebut, karena dua kereta yang berjalan berlawanan arah pada minggir semua (Logawa dan Madiun Jaya). Sampai Solojebres jam 12.39. Rasanya seperti di KTS beberapa waktu yang lalu, banyak banget asongan yang masuk. Perjalanan dilanjutkan lagi jam 12.44
Solojebres dalam Renovasi?
[spoiler]
[/spoiler]
Asongan bebas naik padahal ada polsuska disebelahnya
[spoiler]
[/spoiler]
Ditengah perjalanan bertemu prameks di Solobalapan (Gak tahu ini nyusul atau menyilang), antara Gawok dan Delanggu ketemu prameks lagi, lalu bablas Klaten (Klaten & Sragen dibablaskan apakah gara2 asongan?), lalu di Brambanan nyusul kereta barang yang gerbongnya ditutup terpal orange. Akhirnya tiba di Lempuyangan jam 13.32. Sama seperti ketika saya naik terakhir kali, disini yang naik dan turun banyak. Apalagi diumumkan bahwa dari jalur 1 akan masuk pasundan dari KAC tujuan SGU. Dan pukul 13.35 Pasundan Genap dari KAC masuk LPN. LPN jadi benar-benar ramai karena calon penumpang kedua kereta ini dan penumpang yang mengakhiri perjalannya di stasiun ini. Ketika kereta saya mau diberangkatkan kembali, saya memutuskan untuk membeli nasi gudeg di asongan peron. Lumayan 8 ribu udah dapat ayam, meskipun gudegnya ya apa adanya.
St. Lempuyangan:
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan genap datang:
[spoiler]
[/spoiler]
Kiri, pasundan genap, kanan pasundan ganjil
[spoiler]
[/spoiler]
Jalur 4 ada langsiran CC203 DT dengan CC201, jalur ada 5 gerbong holcim
[spoiler]
[/spoiler]
Jalur 6 ada K3 stabling. Apakah ini progo? CMIIW
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 13.35 pasundan ganjil diberangkatkan dulu. Sepanjang LPN-WT-KTA saya cukup was-was karena pengalaman naik pasundan tahun 2012 kemarin di petak inilah "ewer-ewer" beraksi. Tapi beruntunglah selama perjalanan pasundan pp saya tidak bertemu dengan "makhluk jadi-jadian" itu
. Sepanjang LPN-KTA papasan dengan eksekutif bisnis dan bisnis-ekonomi-ekonomi dephub yang tidak saya ketahui kereta apa (maklum saya tidak hapal jadwal KA2 lintas selatan). Tiba di Kutoarjo jam 14.35 dan pada saat bersamaan Argo Wilis genap lewat, sayang tak terfoto.
St. Kutoarjo:
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan diberangkatkan dari KTA jam 14.41. Tetapi baru jalan sebentar, kereta mengerem dan masuk sepur belok stasiun Butuh jam 14.49. Menurut PPKA kami akan disilang oleh dua kereta sekaligus, Argo Dwipangga dan Sawunggalih Utama. Karena lamanya waktu bersilang, saya memutuskan untuk turun dan berjalan-jalan di sekitar stasiun spesialis bersilang ini.
Di Madiun ternyata sudah tidak ada pedagang pecel, padahal perut saya sudah mulai keroncongan, beli di restorasi juga pilihan yang baik karena pengalaman teman saya beli nasi goreng di pasundan harganya 20 ribu dan rasanya gak enak. Jadi saya memutuskan untuk menahan lapar. Akhirnya jam 11.29 pasundan berangkat dari MN.
Sepanjang perjalanan MN-KTA sangat lancar karena sancaka sudah jauh didepan sehingga gak perlu tunggu2 aman lagi. Di petak MN-SK benar2 dikebut, karena dua kereta yang berjalan berlawanan arah pada minggir semua (Logawa dan Madiun Jaya). Sampai Solojebres jam 12.39. Rasanya seperti di KTS beberapa waktu yang lalu, banyak banget asongan yang masuk. Perjalanan dilanjutkan lagi jam 12.44
Solojebres dalam Renovasi?
[spoiler]
[/spoiler]
Asongan bebas naik padahal ada polsuska disebelahnya
[spoiler]
[/spoiler]
Ditengah perjalanan bertemu prameks di Solobalapan (Gak tahu ini nyusul atau menyilang), antara Gawok dan Delanggu ketemu prameks lagi, lalu bablas Klaten (Klaten & Sragen dibablaskan apakah gara2 asongan?), lalu di Brambanan nyusul kereta barang yang gerbongnya ditutup terpal orange. Akhirnya tiba di Lempuyangan jam 13.32. Sama seperti ketika saya naik terakhir kali, disini yang naik dan turun banyak. Apalagi diumumkan bahwa dari jalur 1 akan masuk pasundan dari KAC tujuan SGU. Dan pukul 13.35 Pasundan Genap dari KAC masuk LPN. LPN jadi benar-benar ramai karena calon penumpang kedua kereta ini dan penumpang yang mengakhiri perjalannya di stasiun ini. Ketika kereta saya mau diberangkatkan kembali, saya memutuskan untuk membeli nasi gudeg di asongan peron. Lumayan 8 ribu udah dapat ayam, meskipun gudegnya ya apa adanya.
St. Lempuyangan:
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan genap datang:
[spoiler]
[/spoiler]
Kiri, pasundan genap, kanan pasundan ganjil
[spoiler]
[/spoiler]
Jalur 4 ada langsiran CC203 DT dengan CC201, jalur ada 5 gerbong holcim
[spoiler]
[/spoiler]
Jalur 6 ada K3 stabling. Apakah ini progo? CMIIW
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 13.35 pasundan ganjil diberangkatkan dulu. Sepanjang LPN-WT-KTA saya cukup was-was karena pengalaman naik pasundan tahun 2012 kemarin di petak inilah "ewer-ewer" beraksi. Tapi beruntunglah selama perjalanan pasundan pp saya tidak bertemu dengan "makhluk jadi-jadian" itu

St. Kutoarjo:
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan diberangkatkan dari KTA jam 14.41. Tetapi baru jalan sebentar, kereta mengerem dan masuk sepur belok stasiun Butuh jam 14.49. Menurut PPKA kami akan disilang oleh dua kereta sekaligus, Argo Dwipangga dan Sawunggalih Utama. Karena lamanya waktu bersilang, saya memutuskan untuk turun dan berjalan-jalan di sekitar stasiun spesialis bersilang ini.