Oke saya lanjut,
Stasiun Butuh:
[spoiler]
[/spoiler]
Ls. 14.52 Argo Dwipangga dari GMR tujuan SLO
[spoiler]
[/spoiler]
Ls. 15.04 Sawunggalih Utama dari PSE tujuan KTA
[spoiler]
[/spoiler]
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 15.06 Pasundan diberangkatkan kembali. Ketika itu AC sudah benar2 hampir tidak terasa, sebenarnya sejak lepas LPN AC mulai tidak kerasa. Kalah sama AC-nya GBMS yang berangkat dari JAKK pas panas2nya jam 12 siang tapi AC masih terasa. Kembali ke perjalanan, baru jalan sebentar, tiba-tiba ngerem lagi dan masuk sepur belok Kutowinangun. Di sepur belok satunya sudah ada kereta semen holcim (sayang tak terfoto). Menurut PPKA disini Pasundan bersilang dengan Taksaka
St. Kutowinangun:
[spoiler]
[/spoiler]
Taksaka Ls. 15.25
[spoiler]
[/spoiler]
Jam 15.27 Pasundan diberangkatkan kembali. Sekitar setengah jam berjalan, kereta mengerem lagi tapi gak masuk sepur belok. Ternyata perjalanan sudah sampai di Sumpiuh. Kereta tidak berhenti lama disini, hanya 1 menitan
[spoiler]
[/spoiler]
[spoiler]
[/spoiler]
Kereta berjalan lagi, gak sampai setengah jam mengerem lagi dan tiba di Stasiun Maos jam 16.27. Bertemu kereta ketel yang berhenti disebelahnya. Pukul 16.29 Pasundan melanjutkan perjalanan
St. Maos:
[spoiler]
[/spoiler]
Kereta Ketel di Sebelah:
[spoiler]
[/spoiler]
Kondisi didalam K3-3 yang saya naiki setelah kereta diberangkatkan dari Maos. Sebenarnya cukup nyaman dan bersih, tapi AC-nya yang kurang berasa kalau siang2
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 16.27 kereta berhenti di Sidareja. Cukup banyak yang naik dan turun disini, termasuk asongannya. Jumlah asongan yang masuk melebihi asongan SK, jadi mengingatkan saya akan KTS. Sebenarnya pecel asongan disini kelihatannya menarik, tapi karena ketika itu lebih memilih untuk membeli nasi ayam yang berada di petak BJR-CPD, saya memutuskan untuk tidak beli. Cukup lama kereta berhenti disini, baru pukul 17.21 baru bisa diberangkatkan dengan diiringi lagu instrumental "Ditepi Sungai Serayu". Senang sekali rasanya melewati stasiun yang memutarkan lagu khas daerahnya

St. Sidareja
[spoiler]
[/spoiler]
Kereta belum berjalan lama, mengerem lagi lalu masuk sepur belok St. Meluwung jam 17.40. Ternyata disilang Serayu dari Jakarta.
St. Meluwung
[spoiler]
[/spoiler]
Serayu Ls. 17.44
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 17.45 Pasundan melanjutkan perjalanan. Akhirnya jam 18.05 Pasundan tiba di BJR. Cukup banyak yang turun disini, dan yang naik juga cukup banyak, tapi bukan penumpang, tapi asongan.
RALAT: Tadi tiba di Sidareja bukan 16.27, tapi 17.12. (Mau saya edit tidak bisa karena begitu saya post langsung muncul peringatan kelebihan upload gambar)
St. Banjar
[spoiler]
[/spoiler]
Pengecekan oleh petugas BJR
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan meninggalkan St. Banjar 18.13, telat 17 menit dari jadwal. Lalu Pasundan masuk Ciamis jam 18.40, tidak banyak yang turun disini. Jam 18.42 Pasundan meninggalkan Ciamis
St. Ciamis
[spoiler]
[/spoiler]
Pasundan berhenti normal di Manonjaya jam 18.56, seharusnya disini Pasundan bersilang dengan Malabar, tapi Pasundan diberangkatkan lagi 18.57, sehingga dapat disimpulkan Malabar dari BD telatnya lebih parah dari Pasundan. Jam 19.02 Pasundan masuk sepur belok St. Awipari, pasti bersilang dengan Malabar. Sebenarnya Saya memutuskan turun dari kereta untuk menghilangkan pegal di kaki, saya lihat petugas PPKAnya ternyata wanita, tapi sayang sekali sudah ibu-ibu, berbeda dengan TSM yang masih kinyis2

St. Awipari
[spoiler]
[/spoiler]
Malabar Ls. 19.11
[spoiler]
[/spoiler]
Pukul 19.22 tiba di St. Tasikmalaya. Banyak yang turun disini, dan asongan kembali bisa masuk ke dalam kereta. Pukul 19.27 Pasundan melanjutkan perjalanan, sudah terlambat 27 menit dari jadwalnya
[spoiler]
[/spoiler]
Belum lama kereta berjalan, kereta sudah mulai mengerem lagi, dan masuk sepur belok. Ternyata baru tiba Rajapolah jam 19.43. Pasti bersilang dengan mutsel, karena Pasundan telat maka persilangan yang seharusnya berada di Ciawi bergeser kesini.
St. Rajapolah
[spoiler]
[/spoiler]
Mutsel Ls. 19.47. Saya baru tahu kalau mutsel jendelanya sudah ada yang tidak ada pembuka jendelanya
[spoiler]
[/spoiler]