Temen2 RF di forum Semboyan 35 kalau ke Malang pasti banyak yang mencari Bakso President. Sebenarnya di Kota Malang, khususnya sekitar Stasiun Malang Kota(ML) banyak bertebaran kuliner yang enak dan tidak kalah(malah sebenarnya bisa mengungguli) sensasi rasa dari Bakso President.
Di forum ini, saya akan share wisata2 kuliner yang tak jauh dari Stasiun Malang Kota(max radius 500m). Beberapa diantaranya sudah pernah saya coba(meski sayangnya belum pernah didokumentasikan dalam bentuk foto/video). Ada pula yang pernah nongol di acara Wisata Kulinernya - Bondan Winarno(kalau yang ini tentu sudah tak asing dengan jargon maknyusss-nya )
Semoga thread ini bisa memberi wawasan kuliner rekan2 RF disini jika berkunjung ke Malang(Malang bukan hanya terkenal dengan Bakso President-nya saja kok heheheheh eace. Ayo buruan dah dicoba kuliner lain yang ada di sini, gak jauh2 dari Stasiun kok
Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang
Dipublish pada: Jumat, 03 Januari 2014
Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang ini sudah cukup dikenal warga Malang, Ngalamers. Bakso yang lebih dikenal dengan sebutan "Bakso Stasiun" atau "Bakso Dulmanan" ini, ternyata sudah berdiri sejak tahun 1960-an. Disebut "Bakso Stasiun" karena lokasinya yang berada di dekat Stasiun Kota Baru Malang.
Salah satu ciri khas yang menjadikan Bakso P. Dulmanan ini sangat dikenal adalah ukuran baksonya yang cukup besar. Bulatan baksonya sebesar bola-bola tenis, Ngalamers. Inilah yang menjadikannya sebagai legendaris sekaligus pelopor bakso besar yang ada di Malang.
Seiring perkembangan jaman, Bakso P. Dulmanan ini pun akhirnya mengembangkan usahanya ke bisnis franchise. Tak heran jika kiranya Ngalamers sudah bisa menemukan kedai rumah makan bakso ini di berbagai kota yang ada di Nusantara, termasuk salah satunya di Jakarta.
Bakso Dulmanan ini memiliki beberapa keunikan tersendiri, Ngalamers. Salah satu keunikan tersebut terletak pada gorengan tahu isi yang didalamnya berupa sayur rebung. Lalu kreasi lainnya nampak pada bakso berisi telur puyuh dan lain-lain. Kuah baksonya pun cukup berbeda karena terbuat dari kaldu daging asli. Rasanya sungguh sedap dan aromanya sangat merangsang siapapun untuk mencicipinya. Harga yang ditawarkan untuk bisa menikmati hidangan tersebut pun cukup terjangkau, yakni berkisar antara Rp 6.000-15.000 per porsi.
Jika tertarik untuk mencoba, Ngalamers bisa ke Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang pada kisaran pukul 08.00 – 21.00 WIB. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut soal Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang ini, Ngalamers menghubungi 0341-359157.
Source : halomalang.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertama kali makan disini tahun 2006 lalu, pentol baksonya uenakk Kalau kata orang yang jual sih, baksonya bikin sendiri. Bakso isi telur puyuh memang enak, dan bakso seperti ini sudah terkenal di Kota Malang tahun 80-90an lalu sebelum muncul booming fenomena bakso urat
Bakso Pak Dulmanan muncul juga di Buku 50 Tempat Makan Legendaris Kota Malang karya Haryo Bagus Handoko bersama Bakso President.
Rawon Tessy
Entah mengapa dinamakan rawon Tessy dan sejak kapan rawon ini ada di kota Malang, aku tak begitu mengetahuinya. Mungkin warung ini mulai menjajakan menu masakannya sejak beberapa tahun yang silam. Yang jelas keberadaan rawon ini di kota Malang ikut menyemarakkan daftar menu masakan yang di buru baik oleh penghuni kota Malang ataupun pendatang yang sekedar lewat kota ini.
Rawonya sendiri terdiri dari potongan daging kecil kecil. Rasanya tentu saja enak bin nikmat. Keempukan dagingnya tak diragukan lagi. Sementara aneka iso goreng rasanya pas dengan balutan bumbu ketumbar kesukaanku.
Ngomong – ngomong tentang ketumbar, pernah aku berdebat dengan mama tentang bumbu dapur yang satu ini, ketika mama memasak tahu goreng yang dihancurkan dan dibumbui sedemikian rupa, aku berkomentar kalau ketumbar ditambahkan rasanya pasti akan lezat, mama kurang setuju. Ketika dilain kesempatan mama membuat menu yang sama, aku teriak kok rasanya berbeda? Dan mama dengan tersenyum mengatakan : “katanya pakai ketumbar lebih enak…†waks…. sorry mum…
Back to topic, sekarang tentang lodeh pecelnya. Tidak ada kata lain yang bisa menjelaskan rasa lodeh pecelnya kecuali : nikmat. Ya, bumbunya juga pas. Konon rasa lodeh pecel di tempat makan ini bikin orang kangen alias balik lagi, hihihi… Isinya apalagi kalau bukan lodeh dan pecel yang berpadu diatas nasi dengan bonus rempeyek dan sedikit sambal.
Jika kebetulan sedang lewat malang, silahkan dicicipi rawon dan nasi lodehnya, hmm…..
Warung Rawon Tessy, Jl. Embong Brantas, Malang
Source :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang terkenal di sini nasi rawonnya. Daging sapinya empuk dan cukup banyak dagingnya.
3. Nasi Buk Matirah
Oleh : Philardi Ogi
Revisi oleh : Ariesta
Indonesia yang sebagian besar daerahnya memilih nasi sebagai makanan pokok, memiliki banyak makanan khas daerah yang terkadang lahir dari makanan rumahan yang dasarnya nasi dengan lauk tradisional. Contohnya nasi timbel Sunda, nasi Gudeg Jogja, nasi Pecel Jawa Timur, nasi campur Bali. Sedangkan di Madura, ada Nasek Jejen dan juga Nasi Buk yang lahir di Malang.
Nasi Buk, yang sebenarnya diucapkan Nasi Bug, adalah masakan yang lahir di Malang, oleh orang asli Madura, yaitu ibu Matirah. Nama lengkapnya Warungnya adalah Nasi Bik Matirah, yang sebenarnya adalah rumah makan yang menjajakan makanan khas Madura. nama Buk sendiri karena yang menjual ibu -ibu, jadi munculah nama “Nasi Buk†yang berarati nasi yang jual ibu ibu, begitu kira-kira.
Nasi Buk standarnya adalah Nasi yang ditemani sayur lodeh nangka, sambal terasi dan seperti kebanyakan masakan madura lainnya, Ditaburi Serundeng. Namun untuk lauknya kita bisa memilih antara potongan daging ayam goreng, empal, babat,sate daging, tahu tempe bacem, dan banyak lainnya. Namun favorit saya adalah Mendol, Paru kering dan Dendeng Ragi.
Mendol merupakan perkedel dari tempe, dengan tekstur kesat mendol sangat cocok untuk menemani basahnya sayur lodeh yang sangat gurih. Masakan ini merupakan masakan khas Malang kebetulan yang membuat dan menjual pertama kali adalah Bu Matirah.
Dendeng ragi di Buk Matirah disajikan dengan balutan serundeng dari kelapa parut yang sudah di bumbui. Rasanya sangat gurih. Walaupun dendengnya tebal, namun sangat empuk karena konon dimasak dengan kayu bakar. Sehingga ketika di masak, panasnya merata.
Paru kering atau sering disebut Keripik Paru, bentuknya mirip seperti yang saya temukan di Salatiga. Teksturnya Kering renyah dan memiliki citarasa gurih manis. Sepertinya sebelum di goreng parunya dibumbui terlebih dahulu. Paru kering ini bisa dimakan ala kerupuk, digigit setelah menyuapkan nasi dan lauknya. Atau cara saya, dipotong dan dicampur dengan sayur lodeh dan nasi. Hal ini agar tercampur dengan kuah sayur dan tidak terasa terlalu kering.
Akhirnya saya pun pulang membawa sekantung paru kering yang dijual terpisah seharga Rp 90.000. Dan seminggu kedepannya saya selalu makan malam ditemani si Paru kering dari Buk Matirah.
Warung makan Buk Matirah
Jl. Trunojoyo 10 EF Malang
0341-7703377
Source :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sego Duro alias Makanan Nasi khas Pulau Madura. Kota Malang merupakan salah satu wilayah tujuan urbanisasi dari Pulau Madura selain Kota Surabaya. Maka tak heran jika di Kota Malang banyak bermunculan kuliner asal Pulau Garam tersebut.
Sego Duro Buk Matirah sendiri sudah lama berada di Jl Trunojoyo, kawasan Stasiun Malang Kota. Yang paling terkenal disini, hmmm sebenarnya semuanya enak2 saja, terutama nasi kare ataupun jerohan (usus sapi, babat, dll). Buat yang gak punya kekhawatiran masalah kolesterol, silakan dipuas-puasin makan disini. Harganya standar kok, lebih murah dibandingkan makanan cepat saji di mall-mall Kota Malang. Kenikmatan dan kenyang pun bisa didapatkan disini.
Sambalnya disini juga pas nikmatnya, lebih-lebih kalau sambil makan ikut minum-minuman hangat seperti teh panas manis yang nasgitel(panas legi kentel/panas manis kental) misalnya.
---bersambung---
Di forum ini, saya akan share wisata2 kuliner yang tak jauh dari Stasiun Malang Kota(max radius 500m). Beberapa diantaranya sudah pernah saya coba(meski sayangnya belum pernah didokumentasikan dalam bentuk foto/video). Ada pula yang pernah nongol di acara Wisata Kulinernya - Bondan Winarno(kalau yang ini tentu sudah tak asing dengan jargon maknyusss-nya )
Semoga thread ini bisa memberi wawasan kuliner rekan2 RF disini jika berkunjung ke Malang(Malang bukan hanya terkenal dengan Bakso President-nya saja kok heheheheh eace. Ayo buruan dah dicoba kuliner lain yang ada di sini, gak jauh2 dari Stasiun kok
Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang
Dipublish pada: Jumat, 03 Januari 2014
Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang ini sudah cukup dikenal warga Malang, Ngalamers. Bakso yang lebih dikenal dengan sebutan "Bakso Stasiun" atau "Bakso Dulmanan" ini, ternyata sudah berdiri sejak tahun 1960-an. Disebut "Bakso Stasiun" karena lokasinya yang berada di dekat Stasiun Kota Baru Malang.
Salah satu ciri khas yang menjadikan Bakso P. Dulmanan ini sangat dikenal adalah ukuran baksonya yang cukup besar. Bulatan baksonya sebesar bola-bola tenis, Ngalamers. Inilah yang menjadikannya sebagai legendaris sekaligus pelopor bakso besar yang ada di Malang.
Seiring perkembangan jaman, Bakso P. Dulmanan ini pun akhirnya mengembangkan usahanya ke bisnis franchise. Tak heran jika kiranya Ngalamers sudah bisa menemukan kedai rumah makan bakso ini di berbagai kota yang ada di Nusantara, termasuk salah satunya di Jakarta.
Bakso Dulmanan ini memiliki beberapa keunikan tersendiri, Ngalamers. Salah satu keunikan tersebut terletak pada gorengan tahu isi yang didalamnya berupa sayur rebung. Lalu kreasi lainnya nampak pada bakso berisi telur puyuh dan lain-lain. Kuah baksonya pun cukup berbeda karena terbuat dari kaldu daging asli. Rasanya sungguh sedap dan aromanya sangat merangsang siapapun untuk mencicipinya. Harga yang ditawarkan untuk bisa menikmati hidangan tersebut pun cukup terjangkau, yakni berkisar antara Rp 6.000-15.000 per porsi.
Jika tertarik untuk mencoba, Ngalamers bisa ke Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang pada kisaran pukul 08.00 – 21.00 WIB. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut soal Bakso P. Dulmanan Stasiun Malang ini, Ngalamers menghubungi 0341-359157.
Source : halomalang.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertama kali makan disini tahun 2006 lalu, pentol baksonya uenakk Kalau kata orang yang jual sih, baksonya bikin sendiri. Bakso isi telur puyuh memang enak, dan bakso seperti ini sudah terkenal di Kota Malang tahun 80-90an lalu sebelum muncul booming fenomena bakso urat
Bakso Pak Dulmanan muncul juga di Buku 50 Tempat Makan Legendaris Kota Malang karya Haryo Bagus Handoko bersama Bakso President.
Rawon Tessy
Entah mengapa dinamakan rawon Tessy dan sejak kapan rawon ini ada di kota Malang, aku tak begitu mengetahuinya. Mungkin warung ini mulai menjajakan menu masakannya sejak beberapa tahun yang silam. Yang jelas keberadaan rawon ini di kota Malang ikut menyemarakkan daftar menu masakan yang di buru baik oleh penghuni kota Malang ataupun pendatang yang sekedar lewat kota ini.
Menempati dereten kios tak jauh dari stasiun kota Malang, Warung Rawon Tessy cukup terkenal, terbukti dengan pengunjung yang datang silih berganti. Bahkan boleh dibilang, pengunjung rela antri untuk mendapatkan tempat duduk yang berjumlah kurang lebih 30 an kursi. Pada saat kunjunganku kesana beberapa saat yang lalu, pemiliknya sendiri ikut melayani para tamu yang datang menyantap hidangan ini.
Menu yang populer di tempat makan ini tentu saja rawon (hehe.. kan namanya rawon Tessy) beserta atribut pendampingnya seperti tempe dan iso goreng seperti paru, babat, dll. Selain rawon, menu lain yang patut dinikmati adalah lodeh pecel.Rawonya sendiri terdiri dari potongan daging kecil kecil. Rasanya tentu saja enak bin nikmat. Keempukan dagingnya tak diragukan lagi. Sementara aneka iso goreng rasanya pas dengan balutan bumbu ketumbar kesukaanku.
Ngomong – ngomong tentang ketumbar, pernah aku berdebat dengan mama tentang bumbu dapur yang satu ini, ketika mama memasak tahu goreng yang dihancurkan dan dibumbui sedemikian rupa, aku berkomentar kalau ketumbar ditambahkan rasanya pasti akan lezat, mama kurang setuju. Ketika dilain kesempatan mama membuat menu yang sama, aku teriak kok rasanya berbeda? Dan mama dengan tersenyum mengatakan : “katanya pakai ketumbar lebih enak…†waks…. sorry mum…
Back to topic, sekarang tentang lodeh pecelnya. Tidak ada kata lain yang bisa menjelaskan rasa lodeh pecelnya kecuali : nikmat. Ya, bumbunya juga pas. Konon rasa lodeh pecel di tempat makan ini bikin orang kangen alias balik lagi, hihihi… Isinya apalagi kalau bukan lodeh dan pecel yang berpadu diatas nasi dengan bonus rempeyek dan sedikit sambal.
Jika kebetulan sedang lewat malang, silahkan dicicipi rawon dan nasi lodehnya, hmm…..
Warung Rawon Tessy, Jl. Embong Brantas, Malang
Source :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang terkenal di sini nasi rawonnya. Daging sapinya empuk dan cukup banyak dagingnya.
3. Nasi Buk Matirah
Oleh : Philardi Ogi
Revisi oleh : Ariesta
Indonesia yang sebagian besar daerahnya memilih nasi sebagai makanan pokok, memiliki banyak makanan khas daerah yang terkadang lahir dari makanan rumahan yang dasarnya nasi dengan lauk tradisional. Contohnya nasi timbel Sunda, nasi Gudeg Jogja, nasi Pecel Jawa Timur, nasi campur Bali. Sedangkan di Madura, ada Nasek Jejen dan juga Nasi Buk yang lahir di Malang.
Nasi Buk, yang sebenarnya diucapkan Nasi Bug, adalah masakan yang lahir di Malang, oleh orang asli Madura, yaitu ibu Matirah. Nama lengkapnya Warungnya adalah Nasi Bik Matirah, yang sebenarnya adalah rumah makan yang menjajakan makanan khas Madura. nama Buk sendiri karena yang menjual ibu -ibu, jadi munculah nama “Nasi Buk†yang berarati nasi yang jual ibu ibu, begitu kira-kira.
Nasi Buk standarnya adalah Nasi yang ditemani sayur lodeh nangka, sambal terasi dan seperti kebanyakan masakan madura lainnya, Ditaburi Serundeng. Namun untuk lauknya kita bisa memilih antara potongan daging ayam goreng, empal, babat,sate daging, tahu tempe bacem, dan banyak lainnya. Namun favorit saya adalah Mendol, Paru kering dan Dendeng Ragi.
Mendol merupakan perkedel dari tempe, dengan tekstur kesat mendol sangat cocok untuk menemani basahnya sayur lodeh yang sangat gurih. Masakan ini merupakan masakan khas Malang kebetulan yang membuat dan menjual pertama kali adalah Bu Matirah.
Dendeng ragi di Buk Matirah disajikan dengan balutan serundeng dari kelapa parut yang sudah di bumbui. Rasanya sangat gurih. Walaupun dendengnya tebal, namun sangat empuk karena konon dimasak dengan kayu bakar. Sehingga ketika di masak, panasnya merata.
Paru kering atau sering disebut Keripik Paru, bentuknya mirip seperti yang saya temukan di Salatiga. Teksturnya Kering renyah dan memiliki citarasa gurih manis. Sepertinya sebelum di goreng parunya dibumbui terlebih dahulu. Paru kering ini bisa dimakan ala kerupuk, digigit setelah menyuapkan nasi dan lauknya. Atau cara saya, dipotong dan dicampur dengan sayur lodeh dan nasi. Hal ini agar tercampur dengan kuah sayur dan tidak terasa terlalu kering.
Akhirnya saya pun pulang membawa sekantung paru kering yang dijual terpisah seharga Rp 90.000. Dan seminggu kedepannya saya selalu makan malam ditemani si Paru kering dari Buk Matirah.
Warung makan Buk Matirah
Jl. Trunojoyo 10 EF Malang
0341-7703377
Source :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sego Duro alias Makanan Nasi khas Pulau Madura. Kota Malang merupakan salah satu wilayah tujuan urbanisasi dari Pulau Madura selain Kota Surabaya. Maka tak heran jika di Kota Malang banyak bermunculan kuliner asal Pulau Garam tersebut.
Sego Duro Buk Matirah sendiri sudah lama berada di Jl Trunojoyo, kawasan Stasiun Malang Kota. Yang paling terkenal disini, hmmm sebenarnya semuanya enak2 saja, terutama nasi kare ataupun jerohan (usus sapi, babat, dll). Buat yang gak punya kekhawatiran masalah kolesterol, silakan dipuas-puasin makan disini. Harganya standar kok, lebih murah dibandingkan makanan cepat saji di mall-mall Kota Malang. Kenikmatan dan kenyang pun bisa didapatkan disini.
Sambalnya disini juga pas nikmatnya, lebih-lebih kalau sambil makan ikut minum-minuman hangat seperti teh panas manis yang nasgitel(panas legi kentel/panas manis kental) misalnya.
---bersambung---