06-10-2008, 09:28 AM
Dapet dari Jawa Pos:
Topp...biar pada kapok...
Quote:125 Tentara Dipaksa Turun
Naik KA tanpa Tiket di Stasiun Pasar Turi
SURABAYA - Tentara yang naik kereta api tanpa tiket di Stasiun Pasar Turi kemarin (5/10) diturunkan secara paksa. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, 125 oknum. Mereka mencoba naik gratis KA Argo Anggrek Surabaya-Jakarta dan KA Kertajaya.
Aparat yang mencoba ngemplang ongkos kereta itu diketahui kali pertama di KA Argo Anggrek yang dijadwalkan berangkat pukul 08.00. Tiga puluh menit sebelum kereta berangkat, polisi khusus kereta api (polsuska) dan petugas stasiun memeriksa tiket penumpang. Juga, pemeriksaan kereta makan, barang, dan mesin.
Nah, saat memeriksa mesin pembangkit listrik di rangkaian kereta paling belakang, petugas stasiun mendapati 50 anggota TNI ngumpet. Mereka bersembunyi di sela-sela mesin pembangkit listrik. ''Uyel-uyelan di sela-sela mesin,'' kata Kepala Stasiun Pasar Turi Subakir.
Dia pun minta agar para ''penyelundup'' tersebut turun. Namun, mereka bersikukuh ingin menumpang KA eksekutif itu. Setelah dipaksa polisi, keamanan stasiun, polsuska, plus aparat dari Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), mereka akhirnya mau turun. ''Lalu, mereka nyebar sendiri-sendiri,'' ujar kepala stasiun yang lulusan SMA tersebut.
Beruntung, tak terjadi insiden saat penurunan tersebut. Satu-satunya yang terganggu adalah jadwal pemberangkatan kereta yang molor lima menit.
Ternyata, 50 orang itu bukan satu-satunya tentara yang ''bandel''. Subakir beserta stafnya kembali menemukan tentara yang tak mau bayar tiket di KA Kertajaya. Di sepur kelas ekonomi itu, jumlah ''penyelundup'' lebih banyak, yaitu 75 orang. Semua anggota TNI.
Penurunan anggota TNI tersebut cukup melelahkan. Petugas stasiun harus kucing-kucingan dengan penumpang berambut cepak itu. Dihadang di kereta depan, mereka lari ke kereta belakang. Dikejar ke kereta belakang, mereka merangsek ke kereta depan.
Petugas pun tak kurang akal. Tiga puluh menit sebelum kereta berangkat, seluruh personel keamanan, polisi, serta Pomal serempak dari belakang dan depan memeriksa tiket. Penumpang tak bertiket langsung diturunkan dan disarankan membeli tiket. ''Kalau memang kapasitas kereta masih mencukupi, kami tunggu,'' ujar Subakir.
Saking jengkelnya, kepala stasiun yang berkecimpung di perkeretaapian sejak 1983 itu meminta agar petugas Pomal mengeluarkan penumpang nakal tersebut dari stasiun. Namun, tak sampai dikeluarkan, para oknum yang menggendong ransel hijau itu pergi meninggalkan stasiun. ''Padahal, kalau dia membeli tiket dan menunjukkan KTA (kartu tanda anggota, Red) kami beri potongan harga,'' ungkap mantan kepala Stasiun Surabaya Kota tersebut.
Penumpang Eksekutif Capai Puncak
Sementara itu, arus balik Lebaran di Stasiun Pasar Turi kemarin mencapai puncak untuk penumpang kelas eksekutif. Hingga pukul 15.00, tercatat 3.566 penumpang diangkut dengan kereta meninggalkan Surabaya.
Kepala PT KA Daops VIII Surabaya Mulianta Sinulingga memperkirakan lonjakan penumpang juga terjadi pada H+6 (8 Oktober). Hal itu dia sampaikan kemarin saat memantau sarana pascalebaran di Stasiun Pasar Turi.
Kemarin, Mulianta juga menyatakan bahwa PT KA telah memberi potongan harga tiket untuk anggota TNI. Potongan harga tiket tersebut berlaku untuk semua kelas. Untuk kelas eksekutif, PT KA memberi potongan 20 persen. Untuk kereta kelas bisnis dan ekonomi, ada korting 50 persen. ''Asalkan menunjukkan KTA,'' ujarnya.
Dia juga menegaskan semua penumpang wajib bertiket. ''Tak peduli siapa pun, pokoknya harus membeli tiket,'' tegas Kepala Stasiun Pasar Turi Subakir. (obi/dos)
Topp...biar pada kapok...
