Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
kesiapan armada kereta api menghadapi musim lebaran
#3
semua panjang kalo di perdebatkan. yang pasti akan banyak variabel yang bermain di dalamnya dan ber efek domino yang memusingkan. orang bilang: lingkaran setan. ambil contoh saja ketersediaan sarana (lok, kereta dan gerbong) yang memang di buat terbatas dalam kapasitas, jumlah dan kemampuan. untuk menambah jelas bukan perkara murah karena 1 unit kereta K3 saja menghabiskan 8 milyar rupiah. kalikan saja berapa jumlah yang dibutuhkan untuk mengangkut seluruh pemudik dan tanyakan kepada pemerintah/operator apakah mereka punya uang sebanyak itu?? pembelian lok juga tidak bisa dibilang murah (20 miliar per unit) dan memakan waktu lama untuk didatangkan. belum lagi kapasitas lok yang hanya sanggup menarik 12 kereta untuk lintas datar dan 8-10 kereta untuk lintas bergunung (kalikan saja dengan jumlah penumpang, akan ada berapa banyak perjalanan yang dibutuhkan?) setelah itu, hitung berapa banyak beban yang harus ditanggung oleh lintas dari perjalanan2 tadi yang berujung pada biaya perawatan? lalu HSD? lalu tenaga tambahan? dan lalu2 yang lain? mahal sekali bukan?? okelah kita bisa meminjam dari luar negeri (misalnya) untuk mendanai peningkatan kualitas sarana dan prasarana. lalu setelahnya, justru akan menambah beban perawatan menjadi lebih tinggi saat unit2 tsb nganggur, digunakan pun di beberapa wilayah tidak maksimal dan harus melakukan perbaikan untuk persiapan mudik di tahun2 berikutnya. walhasil, gerbong begasi yang sejatinya bukan untuk manusia pun akhirnya harus urun rembug membantu kelancaran arus mudik. hal yang sesungguhnya aneh tapi efektif (walau tidak manusiawi memang)

kontrasnya lagi, dikarenakan sangat murahnya harga tiket KA (faktor PSO) mengakibatkan KA menjadi primadona. ditambah faktor magis bernama "mudik" yang begitu luar biasa bagi para perantau sehingga "memaksa" mereka untuk pulang kampung apapun dan bagaimanapun caranya. faktor urbanisasi dan ekonomi yang semakin menambah sesak Jakarta juga berperan sangat besar karena tentunya jumlah pemudik tiap tahun semakin bertambah dan bertambah (sementara peningkatan sarana dan prasarana sangat2 tidak sebanding). mengangkut lebih dari 5 juta penumpang bukan hal yang sederhana. maka jangan salahkan mereka saat mereka nekad bergelantungan dan bertaruh nyawa hanya untuk bisa pulang ke kampung halamannya.

tetapi bukan berarti pemerintah dan operator hanya duduk2 diam meratapi keadaan. banyak hal juga mereka lakukan tahun ini seperti penambahan 75 unit kereta baru+2 unit lok, pengoperasian double track Kroya-Patuguran (pemerintah), penambahan jumlah perjalanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dan tentunya penyuluhan dan sanksi dengan berbagai teknik dan trik tak luput dari perhatian (operator). walaupun akhirnya kondisi di lapangan memang belum sempurna/ideal seperti yang diharapkan, tetapi boleh dikatakan lebih baik dari tahun lalu. dan sejatinya pemerintah dan operator akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas perkeretaapian (tidak hanya pada saat mudik) menjadi lebih baik lagi sebatas kemampuan yang mereka miliki.

kita sebagai railfans, bisa mengambil peran yang kecil tapi vital. saya sepakat dengan pendapat anda, mulailah dari diri sendiri dan perlahan2 serta jangan pula menyerah pada keadaan. mudik dengan keadaan ideal bukanlah mimpi, hanya sejujurnya memang sulit diwujudkan meskipun bukan mustahil. tapi niscaya suatu saat jika kondisi sudah ideal, kita akan selalu teringat akan "seni dan romantika indah" berlebaran sambil mempertaruhkan nyawa di atas KA
Reply


Messages In This Thread
Idul Fitri & Tradisi Naik Kereta - by Ryzky_Widi - 01-10-2009, 08:13 PM
RE: Idul Fitri & Tradisi Naik Kereta - by sulovyo - 01-10-2009, 09:59 PM
RE: Idul Fitri & Tradisi Naik Kereta - by Lukman - 01-10-2009, 10:31 PM

Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)